Oleh: Muhammad Plato
Manusia selalu punya niat menutupi keburukan dengan kebaikan. Tidak ada satu manusia pun yang ingin diketahui keburukannya oleh orang lain. Orang-orang baik adalah yang ditutupi keburukannya.
Manusia terdiri dari tiga unsur yaitu adam, iblis, dan malaikat. Adam adalah akal, iblis adalah nafsu buruk dan malaikat adalah nafsu baik. Akal fungsinya berpikir. Nafsu buruk dan nafsu baik ada dalam fungsi hati manusia. Dorongan berbuat baik dan buruk manusia dikendalikan oleh hati.
Jiwa adalah pengetahuan yang diilhamkan Allah ke dalam akal dan hati manusia. "maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya," (Alam Nasyarah, 91:8). Akal memiliki kemampuan memilih dan menciptakan pengetahuan-pengetahuan baik.
"sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (Alam Nasyrah, 91:9-10).
Akal yang baik adalah yang mengikuti dorongan hati untuk berprasangka baik. Prasangka baik disangkakan kepada Allah, maka segala sesuatu yang terjadi adalah rencana-rencana baik Allah.
Ketawakalan adalah sikap kehati-hatian dalam rangka menjaga parasangka baik kepada Allah. Prasangka baik kepada Allah akan dibalas kebaikan oleh Allah.
Kesabaran manusia merupakan cara manusia dalam rangka menantikan prasangka-prasangka baik kepada Allah yang akan dibalas dengan kebaikan.
Hidup manusia sangat tergantung pada perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, dan perbuatan buruk akan dibalas dengan keburukan.
Perjuangan manusia tanpa akhir adalah mengendalikan akal dan pikiran tetap berada di jalan yang baik. Sekalipun manusia akan selalu terjerumus pada jalan yang buruk.
Mizan adalah neraca keseimbangan yang akan jadi penentu akhir hidup manusia. Ketika manusia berhasil menjaga neraca kebaikannya lebih berat maka dia termasuk manusia beruntung. Sebaliknya jika neraca kebaikannya lebih sedikit maka dia termasuk orang-orang yang rugi.
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. (Al Qaari'ah, 101:6-9).
Untuk menjaga neraca keseimbangan berada di berat pada kebaikan, Allah menganjurkan pada manusia hapus keburukan dengan berbuat baik. Shalat adalah pengingat bahwa hukum-hukum yang ditetapkan Allah berlaku pasti.
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Huud, 11:114)
Pertarungan sengit manusia terjadi dalam jiwa manusia. Setiap hari jiwa manusia bertarung apakah mengambul keputusan baik atau buruk. Orang-orang yang banyak mengingat Allah, dialah yang akan mendapat keberuntungan.***
No comments:
Post a Comment