Tuesday, January 28, 2025

TAFSIR KONTEKSTUAL TENTANG PEMIMPIN

Oleh: Muhammad Plato

Di era informasi, kita semakin sadar bahwa kita hanya sedikit tahu tentang dunia ini. Bagi orang-orang yang ingin terus belajar, selalu muncul kepenasaran untuk mencari tahu lebih dalam tentang sesuatu. Salah satunya saya ingin lebih tahu lebih dalam tentang kandungan makna dibalik ayat Al Quran. 

Ada infromasi dalam Al Quran, bahwa Al Quran tidak akan pernah habis memberikan inspirasi kepada siapa saja yang ingin menggali lebih dalam tentang makna-makna dibalik ayat Al Quran.

Katakanlah: "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu. (Al Kahfi, 18:109).

Jika kita berpedoman pada data Al Quran ini, jadi masih banyak makna yang belum terungkap di dalam Al Quran. Budaya riset semestinya dimiliki oleh orang yang beriman pada Al Quran. Untuk itu, saya memanfaatkan kecerdasan teknologi informasi saat ini untuk melakukan riset, untuk menggali makna-makna yang terkandung dalam kata, kalimat, paragraf, dalam Al Quran.

Saya mulai dari kepenasaran yang ada dalam hati dan pikiran. Sebelumnya saya sudah menulis perihal tentang ilmu dasar dalam menafsir. Saya sampaikan sangat sederhana sekali. Ilmu dasar dari menafsir adalah "niat baik atas nama Tuhan". Para ulama, filsuf, ilmuwan, saya yakini mereka semua setuju. 

Ulama, cendekiawan muslim, saya yakin sepakat, niat baik atas nama Tuhan adalah dasar dari segala tindakan-tindakan manusia yang pada akhirnya akan mendapat kebaikan dari Tuhan.

Surat Al Falaq terdiri dari lima ayat. Untuk memahami ayat ini, saya mencari tahu dari arti kata dasar. Kata "falaq" sering diterjemahkan dengan kata "subuh". Berdasarkan arti dari kata dasarnya Fa-la-qa artinya memecah atau membelah. 

Bi Rabb pada umumnya diterjemahkan dengan Tuhan. Asal katanya "bi rabb" yang artinya pemelihara, pengatur, atau pemimpin. Sekarang kita lihat terjemah pada umumnya dari surat Al Falaq ayat pertama.

"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, (1)

Menurut pendapat saya, agar kita bisa memahami surat Al Falaq lebih kontekstual dan bisa dipahami dalam kehidupan sehari-hari, saya berangkat dari arti kata dasar yang terkandung. Saya memberi makna surat Al Falaq ayat 1 sebagai berikut:

"Katakanlah: "Aku belindung kepada Tuhan, dari pemimpin-pemimpin pemecah belah". (1*).

Penafsiran ini tidak keluar dari konteks ketauhidan, karena kita tetap minta perlindungan kepada Tuhan. Faktanya dari dulu hingga sekarang, kejahatan-kejahatan yang berbahaya itu datang salah satunya dari para pemimpin pemecah belah, dicontohkan seperti dalam kisah Fir'aun.

Kemudian kita saksikan saat ini, hancur leburnya sebuah negara, dan jatuh korban hingga ribuan anak-anak, perempuan, orang tua, adalah akibat kejahatan para pemimpin. Doa dalam surat Al Falaq layak dibacakan untuk jadi peringatan bahwa para pemimpin harus jadi pemelihara, pengatur, kehidupan damai dan sejahtera untuk umat manusia.

Pada ayat kedua, sering kita dapati terjemahan sebagai berikut:

"dari kejahatan makhluk-Nya, (2)

Terjemahan ini menurut pendapat saya terlalu abstrak dipahami karena kata terjemah "makhluk-Nya", menjadi sangat abstrak jumlahnya banyak dan kurang fokus, berlindung kepada Tuhan dari makhluk apa, dan apa sebenarnya yang harus diwaspadai.  Saya memberi makna pada ayat kedua sebagai berikut:

"dari kejahatan dan keburukan yang diciptakannya. (2)

Jadi kalau kita baca dari ayat 1 hingga ayat 2, artinya menjadi lebih bermakna, "Katakanlah, saya belindung kepada Tuhan dari pemimpin pemecah belah, dari kejahatan dan keburukan yang diciptakannya,". Pemimpin dapat menciptakan kejahatan dan keburukan.

Para pemimpin adalah para pengambil kebijakan di dunia, yang berasal dari tangannyalah penyebab keburukan dan kebaikan bisa terjadi. Maka, keberadaan pemimpin sangat penting, dan memilih, menyeleksi, memverifikasi, calon pemimpin lebih penting lagi. 

Ciri dari pemimpin punya niat baik adalah pemimpin yang selalu mengajak untuk bersatu, hidup damai, daalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pemimpin-pemimpin ini dapat diidentifikasi dari ucapan dan tindakannya. 

Saya tidak menyalahkan terjemahan yang selama ini sudah kita sering baca. Saya tidak punya kapasitas membenarkan dan menyalahkan. Apa yang saya kemukakan hanya penafsiran dan tidak menjadi absolut benar. Diterima atau ditolak pendapat ini, terletak pada keputusan pribadi masing-masing, kelak semua orang akan diadili berdasarkan keputusan-keputusan yang pernah diambilnya selama di dunia.

Jika kemungkinan pendapat saya bisa berdampak buruk saya sarankan jangan diambil, sebalik jika pendapat saya bisa menambah pemahaman dan ke depan bisa hidup lebih baik, silahkan ambil. Pada akhirnya segala keputusan yang diadili kelak tergantung niat-niatnya. Saya menjaga selalu berniat baik dan supaya membawa dampak baik bagi kehidupan manusia.***

No comments:

Post a Comment