Oleh: Muhammad Plato
Jerman menghadapi tekanan ekonomi akibat krisis gas. Negara-negara Eropa ternyata sangat tergantung pada gas dari Rusia. Perang Rusia dengan Ukraina masih terus berlangsung, karena Ukraina mendapat dukungan dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
Eropa dan Amerika Serikat menghadapi tantangan ekonomi dari China. Teknologi kendaraan listrik bergerak menggantikan mobil-mobil tenaga bahan bakar fosil. Perkembangan industri China dengan biaya produksi murah akan menggantikan produk-produk industri Eropa dan Amerika.
Eropa dan Amerika Serikat menghadapi tekanan penurunan populasi jumlah penduduk karena defisit kelahiran. Negara-negara maju akan kekurangan tenaga buruh. Pabrik-pabrik akan pindah ke tempat-tempat dimana tenaga buruh tersedia dan murah.
Negara-negara Asia bisa jadi pilihan bagi negara-negara Eropa dan Amerika Serikat untuk pindahkan industrinya. Indonesia menjadi salah satu tempat tenaga murah tersedia. Namun ada sebuah tantangan bagi Indonesia, pemerintah harus meyakinkan kepada investor kepastian hukum harus dijamin dan sistem pemerintahan harus bersih dari korupsi.
Negara-negara Asia sedang berlomba-lomba meyakinkan pada investor bahwa di negaranya bebas korupsi. Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, dan China, tengah berbenah diri untuk meningkatkan sistem pemerintahan bebas korupsi.
Salah satu indikator keseriusan negara-negara Asia dalam pemberantasan korupsi, terkait dengan usaha pencegahan dan penindakan. Upaya-upaya pencegahan dengan melakukan gerakan anti korupsi melalui berbagai aspek kehidupan, pembentukkan sistem birokrasi transfaran, dan upaya penindakan terhadap praktek korupsi.
Berdasarkan catatan Transfarancy International, Indek Persepsi Korupsi tahun 2023 dari rentang 0-100 negara Denmark (90), Finlandia (87), Selandia Baru (85), menduduki sebagai negara terbersih korupsi dari korupsi. Di seluruh dunia Indek Persepsi Korupsi ada yang mengalami peningkatan dan ada yang mengalami penurunan.
Menurut Transparancy International, "pemerintah di seluruh dunia sebagian besar gagal memberantas korupsi". Hal ini berdasar pada fakta, tidak ada satu negara pun yang berhasil mendapat skor 100. Denmark sebagai negara terbersih dari korupsi hanya mendapat skor 90. Sampai kapanpun tidak akan pernah ada negara dengan skor 100 bebas korupsi.
Takdir Tuhan, keburukan dan kebaikan tidak dapat dihapuskan. Manusia hanya bisa menjaga jangan sampai keburukan mendominasi kebaikan. Manusia harus berupaya keras tetap menjaga dan memelihara kebaikan harus mendominasi berbagai bidang kehidupan.
"Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan) nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah". (Al Qaari'ah, 101: 6-9).
Tugas umat manusia dari berbagai komponen untuk menyuarakan kebaikan. Pemerintah, parlemen, lembaga non pemerintah, lembaga pendidikan, lembaga agama, budayawan, seniman, artis, politisi, harus terus berusaha menyuarakan dan mempraktikkan cara-cara hidup yang membawa kebaikan.
Takdir untuk Eropa dan Amerika Serikat peradaban mereka sudah mencapai puncaknya. Secara alamiah akan ada peradaban dengan paradgima baru menggantikan peradaban lama. Arnold Toynbee mengatakan, sebuah peradaban akan mengalami "rise and decline".
Penyusutan jumlah penduduk, dosa besar genosida, krisis energi, inflasi, penurunan kualitas manusia, keserakahan, menjadi tanda-tanda titik balik peradaban adalah takdir Tuhan yang tidak bisa dihindari. Puncak peradaban ditandai dengan kemakmuran yang telah dicapai sebuah bangsa dan setelah itu akan mengalami kebinasaan.
"Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain." (An An'aam, 6:6).***
No comments:
Post a Comment