Oleh: Muhammad Plato
Senjata perang saat ini bukan hanya senjata mematikan yang bisa membunuh ribuan orang. Sadarilah, senjata mematikan itu adalah permainan sepak bola yang disiarkan melalui bantuan teknologi informasi. Permainan sepak bola yang disiarkan melalui teknologi informasi adalah alat untuk mengendalikan opini dan pusat perhatian umat manusia.
Senjata mematikan saat ini adalah "teknologi pengendali informasi". Sebanyak 44.000 jiwa rakyat Palestina korban perang, seolah menjadi tidak berharga. Di saat rakyat Palestina kelaparan, menderita kehilangan harta dan jiwa, jutaan manusia bersorak sorai merayakan kemenangan atau sedih karena kalah dalam permainan sepak bola, padahal tidak ada kaitan dengan kemanusiaan.
Kisah mengerikan pembantaian manusia di Palestina tidak membuat semua manusia mengutuk kebiadaban ini terjadi. Penderitaan bayi, anak-anak, perempuan, orang tua, tidak membuat dunia berteriak untuk membela. Apa sebabnya? Hati manusia sangat tergantung pada informasi apa yang mereka terima.
Permainan sepak bola seperti "obat bius" yang bisa membuat umat manusia mati rasa. Teknologi informasi bisa jadi senjata mematikan yang sangat berbahaya. Melalui penguasaan teknologi informasi dan pengendalian informasi, pikiran manusia bisa dikendalikan sesuai keinginan pemilik teknologi informasi.
Hati, pikiran, ucapan, dan tindakan manusia dikendalikan oleh informasi yang dikonsumsi. Untuk mengendalikan manusia, pemilik teknologi informasi menciptakan informasi-informasi tidak berguna untuk jadi konsumsi informasi umat manusia tiap hari.
Siapa kuasai informasi dia bisa kendalikan dunia. Negara-negara penguasa teknologi informasi adalah mereka yang bisa mengendalikan dunia. Negara pemilik teknologi informasi adalah pemilik data, dia bisa membaca pola pikir, perilaku, dan agenda-agenda rahasia semua negara.
Kemajuan teknologi informasi bisa melahirkan era penjajahan baru, yaitu penjajahan mental. Pembentukkan mentalitas manusia ditentukan oleh informasi apa yang masyarakat konsumsi. Manusia-manusia yang biasa konsumsi pengetahuan berisi tontonan demi kesenangan, bisa melahirkan manusia-manusia hedon, lemah syahwat, anti kemanusiaan, dan berkualitas rendah.
Permainan sepak bola jangan sekedar permainan, harus berisi pesan-pesan kemanusiaan. Sepak bola harus membawa pesan-pesan damai, persaudaraan, dan menolak segala hal yang menghilangkan rasa kemanusiaan. Sepak bola tanpa pesan-pesan perdamaian dan kemanusiaan telah digunakan oleh pemilik teknologi informasi sebagai alat propaganda dan senjata perang untuk mematikan rasa kemanusiaan umat manusia.***
No comments:
Post a Comment