Oleh: Muhammad Plato
Pengakuan bangsa Israel sebagai bangsa terpilih Tuhan hati-hati propaganda. Di dalam kitab suci Al Quran terkonfirmasi bahwa bangsa Israel dilebihkan dari bangsa lain. Namun informasi ini dibesar-besarkan sekelompok orang ke seluruh dunia dengan bantuan media informasi, seolah-olah bangsa Israel tanpa cela.
"Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat" (Al Baqarah, 2:47).
Keunggulan bangsa Israel dari umat lain dalam hal intelektual. Namun, Allah telah menciptakan manusia dari air hina, disempurnakan jiwanya dengan dua potensi yaitu fasik dan takwa (baik dan buruk). Artinya, tidak ada satu orang manusia pun diberi kelebihan tanpa kekurangan.
"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya", (Asy Syams, 91:8).
Maka seandainya penduduk bumi membenarkan bahwa pengakuan bangsa Israel bangsa pilihan Tuhan tanpa cela, maka sesungguhnya penduduk bumi telah terperdaya oleh propaganda. Seperti kita ketahui, pemilik propaganda adalah mereka yang memiliki kendali atas media.
Pengakuan kelebihan bangsa Israel seperti kita saksikan, mereka unggul dalam penguasaan teknologi. Kelebihan bangsa Israel, mereka memiliki kecerdasan intelektual melebihi bangsa cerdas lainnya. Dalam tradisi keluarga Yahudi keturunan mereka sangat dijaga untuk tetap menjadi bangsa cerdas intelektual. Prilaku-prilaku mereka dalam memelihara kecerdasan sangat apik terpelihara dalam tradisi keluarga.
Namun demikian, tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia punya kelebihan tanpa kekurangan. Bahan baku manusia punya dua sisi, yaitu kurang dan lebih atau baik dan buruk. Dua sifat ini kalau dipahami akan menjaga manusia tetap sehat tidak terpengaruh propaganda.
Tulisan ini akan menyadarkan penduduk bumi agar kembali kepada akal sehatnya. Bangsa Israel sebagai keturunan Yahudi mereka memang punya kelebihan tapi inilah kekurangannya. Kisah bangsa Israel terkonfirmasi dalam kisah Nabi Musa.
"Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada `Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang kamu dustakan dan beberapa orang kamu bunuh? (Al Baqarah, 2:87).
Al Quran mengkonfirmasi prilaku dari orang-orang cerdas secara intelektual, mereka merasa cukup angkuh, egois, maka segala sesuatu merasa punya ukuran sendiri. Prilaku buruk orang-orang cerdas intelektual, nabi-nabi yang diutus didustakan dan dibunuh. Inilah karakter buruk yang terkonfirmasi dari orang yang merasa unggul secara intelektual.
Nabi-nabi pembawa kebenaran oleh orang yang merasa cerdas intelektual, diverifikasi berdasarkan standar keilmuan yang mereka miliki. Nabi-nabi pembawa kebenaran telah mereka dustakan dan dibunuh. Mereka telah bertindak berlebihan menjadikan dirinya seperti Tuhan. Karakter buruk ini dikisahkan seperti kisah Fir'aun. Kekuatan ilmu, teknologi, ekonomi, politik, menjadi sebab mereka mengaku sebagai bangsa unggul.
Allah menurunkan Al Quran untuk seluruh umat manusia dalam bentuk pengetahuan untuk jadi pedoman berpikir agar akal manusia tetap sehat. Allah menurunkan standar umat terbaik sesungguhnya di dalam Al Quran bukan kepada bangsa Israel.
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Ali Imran, 3:110).
Manusia unggul tidak bisa dilihat dari kelebihan satu aspek. Hati-hati terhadap propaganda bangsa unggul, karena bangsa unggul tidak terletak pada bangsa-bangsa tertentu, tetapi diukur dari karakter manusia yang cenderung pada perbuatan baik dan menolak untuk berbuat buruk. Israel adalah umat yang punya kelebihan di atas umat lain, tetapi tidak menjamin dia menjadi umat terbaik.
Siapa umat unggul itu, dia adalah kamu. Kamu yang bisa tetap punya akal sehat, selalu mengupayakan perdamaian dan mencegah perbuatan-perbuatan anti kemanusiaan. Sangat tidak mungkin bangsa unggul membunuh secara masal hingga 44.000 jiwa tanpa belas kasihan di saksikan oleh seluruh penduduk bumi***
No comments:
Post a Comment