Tuesday, September 24, 2024

ADA PRASANGKA TIDAK DOSA?

Oleh: Muhammad Plato

Di dalam kitab suci Al Qur'an, Allah mengajari manusia untuk tidak banyak berprasangka, karena sebagian prasangka adalah dosa. Hal ini dijelaskan di dalam Al Quran di bawah ini.

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (Al Hujuraat, 49:12).

Berdasarkan ayat di atas, Allah mengatakan, "sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa". Kata "sebagian" menandakan bahwa ada prasangka yang tidak dosa. Pertanyaannya prasangka seperti apa yang tidak dikategorikan dosa? 

Prasangka pada kategori dosa adalah prasangkan yang didasari oleh prasangka buruk. Apakah itu prasangka buruk? Prasangka yang sengaja dibuat dan dicari-cari untuk mencari kesalahan orang lain. Orang-orang yang suka mencari-cari kesalahan orang lain akan saling menggunjing dengan saling membuka aib satu sama lain.

Prasangka seperti apakah yang tidak masuk kategori dosa? Prasangka yang tidak dapat dikategorikan dosa, yaitu prasangka yang berdasarkan pada fakta yang benar.

Prasangka yang bersumber pada fakta benar adalah cara kerja pikir orang-orang terpelajar, berpendidikan atau dalam konsep Al Qur'an berkategori orang-orang beriman. Allah mengajarkan, "hai orang-orang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka". Jadi orang terpelajar, berpendidikan, sama dengan orang-orang beriman. 

Orang terpelajar, berpendidikan, atau beriman, dia selalu menggunakan fakta atau data yang benar ketika dia mengemukakan pendapat. Ketika fakta atau data yang dia kemukakan mengungkap perbuatan salah seseorang, dia akan tetap berpraduga tidak salah.

Ketika prasangka seseorang didasarkan pada data atau fakta yang benar, maka ketika dugaannya benar maka dia mendapat dua kebaikan. Dua kebaikan itu adalah data atau fakta yang dia ungkap dan prasangka atau pemikiran yang dia kemukakan. 

Jika seseorang mengeluarkan prasangka, pendapat, atau pemikiran dianggap salah tetapi bersumber pada data atau fakta yang benar, maka dia mendapatkan satu kebaikan, dia telah mengungkap data atau fakta yang benar.***

No comments:

Post a Comment