Wednesday, August 14, 2024

KARAKTER PEMBACA KITAB ALLAH

Oleh: Muhammad Plato

Di era teknologi informasi kita sering menyaksikan, para konten kreator membagi-bagikan uang. Lalu muncul tanggapan beragam. Orang menilai tindakan itu sebagai perbuatan riya karena sengaja memperlihatkan kebaikan di media sosial.

Sebenarnya memperlihatkan kebaikan kepada orang lain sengaja atau tidak, kita tidak bisa menyimpulkan apakah perbuatan itu riya atau tidak. Namun kebanyak orang menganggap perbuatan itu riya.

Menyembunyikan atau menampakkan sedekah yang dilakukan sebenarnya bukan terletak pada perbuatannya. Untuk memahaminya mari kita pahami dari isi ayat Al Quran di bawah ini. 

"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi," (Faathir, 35:29).

Karakter orang yang membaca kitab Allah, dia mendirikan shalat dan manafkahkan sebagian rezeki yang Allah anugerahkan. Karakter ini menjadi pembeda dari orang-orang yang beriman kepada kitab Allah. 

Karakter orang yang membaca kitab Allah, menafkahkan hartanya secara diam-diam atau terang-terangan. Diam-diam dan terangan-terangan bukan dalam arti perbuatannya, tetapi dalam arti niatnya. 

Sesungguhnya Allah menilai perbuatan orang bukan dari perbuatan fisik yang terlihat tetapi dari niat-niat yang terkandung di dalam hatinya. Sesungguhnya sedekah orang-orang beriman tidak memperhatikan penglihatan manusia secara fisik tapi memperhatikan penglihatan Allah yang menilai hati setiap orang.

Seandainya orang-orang yang diberi kitab Allah, taat dan menjaga dua karakter ini, maka dunia akan jadi tempat damai dan sejahtera. Sesungguhnya Allah melimpahkan anugerah kedamaian dan kesejahteraan di muka bumi ini dengan melahirkan manusia-manusia berkarakter Allah.***


 

No comments:

Post a Comment