Sunday, August 11, 2024

BAHAYA KECERDASAN INTELEKTUAL

Oleh: Muhammad Plato

Intelektualitas adalah kecerdasan otak manusia dalam berpikir. Setiap manusia punya kecerdasan intelektual karena setiap manusia dilengkapi akal. Intelektualitas sering dikatikan dengan kemampuan akal dalam berpikir kritis, logis, kreatif, dan imajinatif.

Kemampuan berpikir imajinatif merupakan kemampuan berpikir paling tinggi. Pada tahap berpikir imajinatif manusia diajak untuk mengenal siapa Tuhannya. Kecerdasan intelektual berbahaya jika dikendalikan oleh sifat-sifat fujur yang ada pada diri manusia.

Namun di dalam Al Quran, manusia yang tidak punya kecerdasan intelektual diancam jadi penghuni neraka. Maka, ketika Allah memperingatkan untuk memperhatikan sebuah kejadian, Allah selalu bertanya kepada manusia, apakah kamu tidak berpikir?

Kecerdasan intelektual adalah sesuatu yang normal dan biasa-biasa saja dimiliki manusia. Kecerdasan intelektual merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan kecerdasan intelektual manusia bisa mengolah kekayaan alam menjadi jalan manusia hidup sejahtera di dunia dan akhirat.

Selain kecerdasan akal atau intelektual, manusia diberi dua naluri yaitu fujur dan takwa. Naluri fujur berkaitan dengan sifat-sifat perusak, egois, serakah,  dan naluri takwa berkaitan dengan sifat-sifat pemelihara, mengalah, dermawan. Intelektualitas manusia di dorong oleh dua naluri ini. Dua dorongan naluri ini menjadi sifat yang ada dalam hati manusia. 

"maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya". (Asy Syams, 91:8-10).

Konflik yang terjadi antar sesama manusia disebabkan konflik antar dua naluri manusia. Jika dua kelompok manusia berkonflik sesungguhnya konflik antara dua sifat manusia yaitu fujur dan takwa. Kecenderungan intelektualitas manusia dikendalikan oleh dominasi sifat fujur atau takwa.

Menjaga keseimbangan sifat fujur dan takwa menjadi tanggung jawab intelelektual manusia. Kecerdasan intelelektual bisa jadi berbahaya ketika kendalinya di dominasi sifat-sifat fujur. Kecerdasan intelektual yang didominasi sifat fujur akan digunakan untuk merusak kedamaian dan kesejahteraan hidup manusia.

Perang Palestina dengan Israel adalah representasi pertarungan antara dua sifat manusia. Dibutuhkan kecerdasan intelektual tinggi untuk menganalisis kelompok manusia mana yang cenderung intelektualnya dikendalikan oleh sifat-sifat fujur manusia. 

Allah memberi peringatan bahwa manusia-manusia yang intelektualnya dikendalikan oleh sifat fujur, maka dia bertindak berlebihan atau melampaui batas. Manusia yang terlalu dikendalikan oleh sifat-sifat fujurnya, Allah beri contoh kisah-kisah di masa lalu antar lain kisah Fir'aun dengan Nabi Musa.

Kisah Fir'aun membunuh semua bayi laki-laki yang lahir merupakan prilaku berlebihan. Kisah orang Arab mengubur hidup-hidup anak perempuan adalah prilaku berlebihan. Saat ini, kisah Genosida dan pembumihangusan infrastruktur dan penduduk Palestina bayi, perempuan, orang tua oleh Israel adalah prilaku berlebihan.

Kecerdasan intelektual manusia butuh pedoman dan bimbingan. Pedoman Allah kepada manusia adalah "membaca atas nama Tuhan". Membaca atas nama Tuhan, artinya setiap manusia harus membaca dengan penuh rasa tanggung jawab kepada Tuhan yang lebih senang dikenal sebagai pemelihara, pengasih, penyayang, dan menganjurkan hidup damai sejahtera di dunia dan akhirat.*** 

No comments:

Post a Comment