Oleh: Muhammad Plato
Allah memberi wahyu kepada manusia melalui kitab-kitab yang diturunkan-Nya. Kitab Al Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir. Al Quran sepeninggal Nabi Muhammad diwariskan kepada umat Islam untuk mengabarkan dan mengajarkannya kepada seluruh umat manusia.
Manusia diberi kemampuan untuk memahami ayat-ayat Al Quran sesuai dengan kemampuannya. Allah berfirman bahwa Al Quran sudah dibuat mudah untuk dipahami oleh manusia. Allah sangat mengerti tentang perkembangan psikologi manusia.
"Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah) (Thahaa, 20:33).
Untuk itu kualitas seseoran dalam memahami Al Quran berbeda-beda. Kita tidak bisa saling menyalahkan, karena Allah mengabarkan di dalam Al Quran.
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar" (Fathir, 35:32).
Pemahaman manusia tentang Al Quran terbagi menjadi tiga. Pertama, mereka yang menganiaya diri mereka sendiri. Siapa mereka?
Jika kita perhatikan di masyarakat, mereka adalah orang-orang yang berusaha taat kepada Allah dengan mengasingkan diri dari kehidupan dunia. Mereka sengaja hidup miskin seadanya, karena kehidupan dunia sebagai tipuan dan memperdaya. Mereka hanya menginginkan hidup bahagia di akhirat. Dunia sekedar permainan dan tidak penting.
Kedua, kelompok pertengahan. Kelompok ini adalah masyarakat yang hidup taat kepada Allah dengan mencari kehidupan akhirat tapi tidak melupakan kehidupannya di dunia. Mereka bekerja keras mencari penghidupan di dunia setelah itu mereka membelanjakan sebagian hartanya dijalan Allah sekemampuannya.
Kelompok ini hidup dalam kesejahteraan dunia. Mereka menjalankan segala syariat ajaran agama. Mereka zakat, sedekah, puasa, ibadah haji, sesuai dengan ajaran agama.
Ketiga, kelompok yang mendahulukan kebaikan, dia adalah para pejuang. Mereka adalah orang-orang yang rela berkorban untuk kepentingan orang lain. Mereka memandang dunia sebagai tempat mengabdi kepada Allah dengan segenap hati. Kelompok ini memiliki kelimpahan rezeki, dan membelanjakannya untuk kebaikan dalam jumlah besar.
Kelompok ini, membantu memberi makan orang-orang miskin, dan memberi bantuan dalam jumlah besar pada saat terjadi bencana atau kelaparan. Jika memberi bantuan pada orang lain mereka seperti melupakan bagian untuk dirinya. Kelompok ketiga adalah mereka yang berani berkorban untuk berbuat baik di jalan Allah.
No comments:
Post a Comment