Oleh: Muhammad Plato
Dalam fisika kuantum alam semesta saling berkomunikasi melalui gelombang elektromagnetik. Gerakannya ada tetapi tidak terlihat secara kasat mata. Para ahli mengatakan bahwa inti dari hidup ini adalah getaran.
Masih ingat ketika Masaru Emoto peneliti dari Jepang menemukan fakta bahwa air dapat merespon kata-kata. Respon air dibuktikan dengan ditemukannya berbagai bentuk heksagonal sebagai wujud dari respon air terhadap kata-kata.
Baru-baru ini, saya menemukan hasil penelitian Mas Gungung tentang Ritme Pernafasan. Beliau menemukan ritme pernafasan menghasilkan gelombang elektromagnetik. Ritme pernapasan menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat diukur dengan Hertz.
alam semesta saling berkomunikasi dengan bahasa universal yaitu getaran |
Dari penemuan-penemuan ini, saya menyimpulkan alam semesta ini saling berkomunikasi, dan cara berkomunikasi yang dapat diteliti yaitu melalui gelombang elektromagnetik. Jadi alam semesta dapat merespon seluruh tindakan-tindakan manusia di muka bumi.
Hati manusia berkomunikasi dengan getaran yang menghasilkan gelombang. Fakta ini dapat kita temukan di dalam Al Quran.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, (Al Anfaal, 8:2).
Bukti lain bahwa alam saling bekomunikasi dengan manusia dijelaskan pula di dalam Al Quran. "dan manusia bertanya: "Mengapa bumi?", pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya". (Az Zalzalah, 99:5).
Hukum tarik menarik (the law of atraction) menjelaskan bahwa alam semesta merespon setiap perbuatan yang manusia lakukan. Perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan manusia akan menimbulkan gelombang frekuensi kepada bumi, gunung, laut, atau air.
Masaru Emoto bisa mengobati penyakit dengan menggunakan air. Ternyata air yang dapat dijadikan obat diukur dulu frekuensinya disesuaikan dengan frekuensi organ tubuh yang akan diobati. Metodenya persis sama dengan apa yang dilakukan Mas Gunggung pada ritme pernafasan.
Organ-organ tubuh manusia memiliki frekuensi gelombang tertentu. Kecerdasan temuan Mas Gunggung adalah ketika dia berhasil menemukan ukuran frekuensi dari ritme-ritme nafas yang dia temukan. Sehingga melalui ritme-ritme nafas yang terukur frekuensinya, jika dilakukan dengan disiplin dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang ada dalam organ tubuh.
Fakta lain bahwa alam saling berkomunikasi dapat kita temukan dalam Al Quran. Fakta ini menjelaskan bagaimana sebab akibat terjadinya bencana dengan prilaku buruk yang dilakukan manusia. Fakta ini ada dalam kisah para nabi yang diutus pada sebuah kaum.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang dzalim." (Al 'Ankabuut, 29:14).
Bencana ditimpakan kepada orang-orang yang berprilaku buruk. Dengan ditemukannya gelombang elektromagnetik, bisa jadi banji yang terjadi pada umat Nabi Nuh adalah respon alam bertahun-tahun terhadap prilaku buruk umat Nabi Nuh pada saat itu.
Hukum aksi reakasi atau sebab akibat adalah takdir yang sudah Allah tentukan dalam kehidupan alam semesta. Pada hakikatnya alam semesta seperti satu tubuh, di dalamnya ada organ-organ yang saling berhubungan dan berekasi. Hukum ini Allah tetapkan dalam kehidupan alam dunia dan akhirat.***
No comments:
Post a Comment