Oleh: Muhammad Plato
Buta huruf menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah orang yang tidak bisa membaca dan menulis. Pengertian lain, buta huruf menunjukkan kekurangan pengetahuan terhadap dasar-dasar bidang ilmu tertentu (https://www.merriam-webster.com/dictionary/illiterate).
Berkaitan dengan buta huruf Al Quran memberi informasi sebagai orang-orang yang tidak mengetahui tentang sesuatu. Jika ditafsir, penjelasan Al Quran terhadap kata buta huruf lebih pada substansi, yang menggambarkan orang-orang tidak berpengetahuan, tetapi tidak bersumber pada data yang benar. Orang buta huruf digambarkan orang yang tidak mengetahui isi kitab suci.
Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. (Al Baqarah, 2:78).
Nabi Muhammad, diutus pada Allah kepada masyarakat buta huruf. Dalam konteks ini, buta huruf yang dijelaskan di dalam Al Quran adalah orang-orang yang tidak mengetahui isi kitab suci. Jadi, menurut pendapat penulis, dalam konteks ini, Nabi Muhammad bukan orang yang buta huruf, karena beliau menerima wahyu Al Quran dari Allah, dan menyampaikannya kepada masyarakat Arab yang pada saat itu buta huruf karena tidak lagi mengenal isi kitab suci. Mereka mengenal Allah dan beribadah berdasarkan tradisi, dongeng-gongeng dan menduga-duga.
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (Al Jumu'ah, 62:2).
Melihat keterangan ayat di atas, dalam konteks keterampilan baca dan tulis, mungkin Nabi Muhammad SAW pada saat itu kurang menguasai, namun pada konteks pengetahuan pada wahyu dari Allah, Nabi Muhammad justru dipilih oleh Allah sebagai manusia super cerdas (utusan) dan sangat menguasai isi kitab suci. Dalam konteks ini, Nabi Muhammad bukan manusia buta huruf.
Berdasar informasi Al Quran di atas, masyarakat Barat pada saat ini sedang berada pada fase masyarakat buta huruf. Mereka tidak mengenal isi kitab suci, dan mengenal Tuhan hanya berdasar tradisi dan dugaan-dugaan. Mereka mengenal Tuhan melalui pemikiran-pemikiran para filsuf, dengan tidak berdasar pada wahyu dari Tuhan. Dengan demikian mereka mengenal Tuhan dari tradisi nenek moyang yang diwariskan melalui para filsuf.
Jadi orang buta huruf, keyakinan mereka kepada tuhan dan ibadah-ibadah ritual yang mereka lakukan, hanya berdasar tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang mereka yaitu para filsuf dan teolog. Masyarakat Sebagian besar masyarakat Barat seperti masyarakat Arab dahulu, yang hanya mengenal Tuhan dari para penyair dan pembesar-pembesar mereka yang berkuasa.***
No comments:
Post a Comment