Oleh: Muhammad Plato
Mari kita simak kecacatan berpikir dari sebuah komentar. Kemampuan berpikir seseorang dapat kita analisis dari pembicaraan atau pendapat yang dituliskan. Berikut adalah beberapa pendapat yang ditemukan dalam kolom komentar.
"Jika saya boleh kasih saran, jangan campuradukan Ilmu sains dan Dogma ya bro, biar gak keliatan banget dungu nya. Jadilah penulis yang bijak dan cerdas agar dapat menulis artikel yang berkualitas, kredibel. Salam waras dan akal sehat!!!"
Kita analisis isi dari komentar di atas. Jika kita simak isi pendapatnya, orang ini memiliki latar belakang pemahaman bahwa sains dan agama sesuatu yang berbeda. Pendapat ini memang sudah umum dipahami berabad abad lamanya.
Pendapat ini banyak mendominasi mayoritas pemahaman agama. Pendapat ini muncul akibat konflik kaum agamawan dan ilmuwan, dan masih terjadi hingga sekarang. Konflik ini diselesaikan dengan pemikiran sekuler, yang membedakan antara agama dan sains.
Pendapat seperti di atas, dilatarbelakangi oleh mereka yang literasinya mengikuti kecintaan pada pendapat dari kelompoknya. Sehingga jika ada yang beda pendapat, mereka cenderung menyalahkan pendapat orang lain dengan kata kotor atau menghina.
Analisis kedua, berdasarakan isi yang tersirat dari komentar di atas, dia merasa pendapatnya benar dan orang lain salah. Dia ingin mengatakan bahwa orang yang berbeda dengan pendapatnya adalah dungu.
Dapat dipahami isi komentar di atas tidak berisi saran, tetapi berisi hinaan. Dia ingin mengatakan bahwa penulis artikel adalah orang bodoh karena pemikirannya tidak sama dengan yang dia pikirkan.
Kecacatan pikiran pada komentar di atas dapat kita identifikasi sebagai berikut: Pertama, isi komentar menunjukkan kecacatan pikiran karena dia telah merasa dirinya benar dan orang lain yang tidak sama dengan pemikirannya bodoh. Sementara kebenaran milik Allah dan semua manusia punya kesalahan dan kelemahan, cacat berpikir jika mengaku dirinya benar.
Kecacatan berpikir kedua, isi komentar bernada merendahkan penulis artikel. Merendahkan orang lain, melecehkan, menghina, adalah perbuatan dilarang oleh Tuhan. Kecacatan berpikirnya, yaitu dia merasa berakal sehat, tetapi nada komentarnya menghina orang lain yang justru dilarang oleh Tuhan.
Kecacatan berpikir ketiga, dia merasa menjadi orang paling paham dalam memahami agama, dan melarang orang lain berbeda pemikiran dengan pemikiran dia. Kecacatan berpikirnya adalah siapa yang memberi otoritas kepada seseorang untuk melarang orang lain untuk berpikir, padahal Tuhan memerintahkan kepada semua orang untuk berpikir?***
No comments:
Post a Comment