Oleh: Muhammad Plato
Setiap orang melihat, mendengar, dan mengambil kesimpulan berdasarkan informasi yang dia peroleh. Melihat konflik antara negara Palestina dengan Israel. Saya melihat dan mendengar, dan mengeluarkan komentar berdasarkan pengetahuan yang masuk ke otak.
Saya tidak tahu dari mana saya bisa dapat informasi yang benar tentang negara Palestina dan Israel. Konflik dua negara ini selalu menyulut emosi sedih saya ketika melihat korban perang dari warga sipil, orang tua, dan anak-anak balita.
Perang kedua negara ini harus diakhiri. Negara Palestina dan Israel harus didudukan sebagai sebuah negara berdaulat. Penyelesaian harus dilakukan melalui jalan-jalan damai. Upaya bangsa-bangsa di dunia adalah mengupayakan damai.
Saya menyaksikan ada peran besar Amerika Serikat yang menciptakan konflik antar Palestina dan Israel tetap berlangsung. Amerika Serikat sangat menjaga eksistensi Israel di Timur Tengah, karena eksistensi Israel di Timur Tengah sama dengan eksistensi Amerika Serikat. Sekuat tenaga Amerika Serikat selalu memveto keputusan PBB yang menyudutkan Israel.
Israel menjadi mesin perang Amerika Serikat untuk menjaga kekuatan politik Amerika Serikat di Timur Tengah. Israel seperti negara bagian Amerika Serikat, karena suplai bantuan kepada Israel mengalir dalam jumlah miliaran dolar.
Amerika Serikat cukup cerdas dalam bermain politik di Timur Tengah. Amerika Serikat tidak perlu mengerahkan bala tentaranya untuk berperang di Timur Tengah, mereka cukup membayar orang-orang Yahudi untuk berperang dengan memberikan bantuan senjata canggih atas nama bantuan untuk menjaga kedaulatan sebuah negara.
Amerika Serikat sepertinya membutuhkan situasi konflik antara Israel dan Palestina tetap berlangsung, sebagai dasar bagi Amerika Serikat untuk memberikan bantuan pada Israel. Konflik Palestina dan Israel juga menjadi komoditas pasar senjata bagi Amerika Serikat. Pada saat perang perusahaan senjata di bursa saham meningkat tajam dengan keuntungan sampai ratusan triliun dolar.
Keturunan Yahudi memang diakui memiliki keturunan yang cerdas secara intelektual. Namun dalam hal politik, sosial, ekonomi, dan agama, orang-orang Yahudi tetap saja bodoh. Negara Israel yang mereka bangun, tidak punya pondasi kuat lahir dari rasa nasionalisme cinta tanah air. Negara Israel yang mereka bangun sangat mengandalkan pada dukungan negara-negara berkekuatan besar. Nasib Israel sangat tergantung pada dukungan Amerika Serikat.
Propaganda Israel sebagai negara orang Yahudi yang cerdas terus dikampanyekan, agar semua orang meyakini bahwa Israel sebagai negara dengan kekuatan militer terkuat di Timur Tengah. Propaganda keunggulan Israel terus dilakukan untuk menutupi peran sentral Amerika Serikat di balik Israel.
Sudah jadi suratan takdir bangsa Yahudi, dia tidak akan pernah berperan di muka bumi ini, kecuali mereka diperalat oleh orang lain atau dihinakan.
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. (Al Maa'idah, 5:78).
Kecerdasan yang dimiliki Israel bukan menjadi keunggulan bangsa Israel dihadapan Allah. Kecerdasan bangsa Israel menjadi kebodohan mereka karena merasa semuanya bisa dikendalakikan oleh kecerdasannya. Kebodohan bangsa Israel dicatat dalam Al Quran.
Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israel, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. (Al Maa 'idah, 5:70).
Allah maha adil, dibalik kelebihan sebuah bangsa ada keburukan yang dimilikinya. Orang Yahudi ditetapkan oleh Allah menjadi bangsa cerdas secara intelektual, namun mereka punya kelemahan dari karakter.
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan. (Al Maa'idah, 5:64).
Jika kita saksikan sepak terjang Israel, mereka sangat membabi buta dalam berperang. Perang yang dilakukan Israel tidak punya etika, mereka menyerang rumah sakit, sekolah, rumah warga sipil, dan tidak peduli pada anak-anak, wanita, atau orang tua. Semua fasilitas dimusnah ratakan dengan tanah. Sebuah perang tidak seimbang kita saksikan, antara Jet Tempur melawan roket seperti memburu tikus dengan dinamit. Melihat sepak terjang Israel kita bukan sedang menyaksikan manusia terbaik pilihan Tuhan.***
No comments:
Post a Comment