OLEH: MUHAMMAD PLATO
Eksistensi Tuhan tidak perlu pengakuan manusia. Hilangnya eksistensi Tuhan karena hilangnya Tuhan dalam memori manusia. Hal yang paling berbahaya bagi manusia adalah jika Tuhan hilang dalam ingatan manusia. Manusia yang sudah tidak menghargai eksistensi Tuhan, berbuat sesuatu di muka bumi ini berdasar sudut pandangnya. Berikut bagaimana proses Tuhan bisa hilang dari ingatan manusia.
Pengetahuan dunia yang cenderung materalistik, faktor dominan yang membuat Tuhan hilang dalam ingatan manusia. Pengetahuan yang cenderung materialistik akan mengikis eksistensi Tuhan, karena semua dipersepsi berdasar pada kajian sistem secara material.
Ibn Khaldun mengatakan bahwa kenyamanan membuat otak tumpul. Ketumpulan otak ditandai hilangnya eksistensi Tuhan dalam pikiran karena sudah merasa hidup nyaman. Kehadiran teknologi informasi, punya dua sisi mata pisau yang tajam. Bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan, teknologi informasi akan membantu mereka menemukan bukti-bukti eksistensi Tuhan. Bagi mereka yang sudah tidak percaya Tuhan, teknologi informasi akan mengantarkan mereka kepada prasangka-prasangka orang yang mengingakari adanya Tuhan.
https://youtu.be/73sjTTdftng?si=txKVjEVJqtcraiYu |
Melalui teknologi informasi, orang-orang yang tidak percaya percaya Tuhan, mereka akan dipertemukan dengan banyak orang yang pemikirannya sama tidak percaya Tuhan. Orang-orang yang tidak percaya Tuhan mereka hidup dengan prasangkanya. Orang-orang yang tidak percaya Tuhan, berprasangka bahwa dengan banyaknya ketemu orang-orang yang tidak percaya Tuhan, seolah-olah prasangkanya benar.
Kehadiran teknologi informasi, menghadirkan banyak ragam pemikiran yang dapat dikonsumsi oleh setiap orang. Maka setiap orang akan mendapatkan algoritmanya masing-masing. Jika mereka tidak percaya Tuhan, maka algoritma informasinya akan selalu bertemu dengan orang-orang yang tidak percaya Tuhan.
Teknologi informasi dengan algoritmanya, akan menuntun setiap orang kepada apa yang dia pikirkan. Orang-orang yang berpikir Atheis, algoritma informasi di otaknya sedikit demi sedikit akan menghilangkan eksistensi Tuhan di memorinya. Inilah orang-orang yang kelak dikategorikan mendustakan kebenaran-kebenaran dari Tuhan.
Untuk dunia pendidikan kondisi ini menjadi masalah fundamental. Eksitensi Tuhan, bukan arogansi Tuhan untuk diakui keberadaannya. Eksistensi Tuhan sebenarnya dibutuhkan oleh manusia agar mereka bisa bertahan hidup di muka bumi ini. Tanpa kehadiran Tuhan manusia akan menjadi manusia-manusia rapuh, mudah menyerah, komitmen rendah, dan akan terjebak pada kehidupan tanpa arah.
Atheis, agnostik, bisa jadi fenomena kehidupan manusia yang akan mewarnai kehidupan abad teknologi informasi. Gejala ini bisa mengancam eksistensi manusia, seiring dengan hilangnya eksistensi Tuhan dalam memori manusia.***
No comments:
Post a Comment