Oleh: Muhammad Plato
"dan mereka yang beriman kepada Kitab yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya akhirat. (Al Baqarah, 2:4). Inilah dasar pembentuk konsep sukses.
Sukses memiliki banyak perspektif. Secara garis besar kesuksesan dapat dilihat dari dua dunia yaitu dunia materi dan dunia non materi (akhirat). Orang-orang atheis yang tidak percaya akhirat, kesuksesan hidupnya hanya diukur dari dunia materi.
Perbedaan cara pandang terhadap kesukses disebabkan oleh keyakinan manusia diantara dua dunia. Manusia-manusia yang tidak percaya pada kehidupan setelah kematian akan memandang bahwa kesuksesan merupakan sesuatu yang harus terjadi di dunia dan ukurannya sangat material.
Manusia-manusia yang percaya pada akhirat memandang bahwa kesuksesan hanya akan terjadi di akhirat. Sebab segala perbuatan di dunia akan diadili di akhirat. Bagi mereka yang berpilaku buruk di dunia maka mereka akan jadi orang gagal selamanya di akhirat.
Bagi orang-orang yang tidak percaya akhirat, kesuksesan itu diukur berdasar materi, misalnya kendaraan, kedudukan, rumah, kebun, perusahaan, uang, dll. Kesuksesan yang dipandang sangat material menimbulkan kecemburuan sosial dari lapisan masyarakat yang tidak punya materi.
Sementara, bagi orang-orang yang percaya pada kehidupan setelah kematian kesuksesan tidak tergantung pada materi, tetapi tergantung pada keimanan kepada Tuhan Yang Esa, dan kemampuan berprilaku baik sesuai ketentuan Tuhan selama hidup di dunia. Ukuran kesuksesan ini tidak akan menimbulkan iri dari manusia lain, karena orang-orang sukses yang orientasinya ke akhirat tidak akan menonjolkan hal-hal yang bersifat materi.
Orang-orang yang terlalu berorientasi sukses kepada akhirat, cenderung tidak mengedepankan kehidupan materi, mereka akan hidup sederhana, bahkan tampil sesederhana mungkin. Orang-orang tasawuf, memiliki pandangan keakhiratan yang tinggi. Sehingga kesuksesan hidup bagi mereka adalah menyatu dengan Tuhan dengan meninggalkan kehidupan gemerlap dunia karena bersatu dengan Tuhan tidak butuh materi. Para ahli tasawuf tampil seperti orang miskin.
Kesuksesan di dalam Al Quran mengandung dua konsep di dunia dan akhirat. Kesuksesan di dalam Al Quran tidak menafikan kehidupan dunia juga tidak terlalu menonjolkan akhirat. Di dalam konsep Al Quran, perbuatan dosa yang dilakukan oleh seseorang karena orang tersebut melakukan sesuatu secara berlebihan atau melampaui batas.
Keimanan seseorang tercermin dalam kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad SAW tidak mengasingkan diri dari kehidupan dunia, tetapi dia juga tidak mementingkan dunia. Kesederhanaan hidup menjadi konsep hidup dalam ajaran agama Islam. Hidup sederhana untuk kepentingan pribadi dan berlomba-lomba untuk mensejahterakan sesama.
Sukses adalah ketika seseorang bisa mempertahankan keimanan kepada Tuhan. Ukuran berimannya seseorang tidak dilihat dari punya harta dan tidak. Seseorang dikatakan sukses jika dia tetap beriman kepada Allah, dalam situasi tidak punya harta atau punya harta. Itulah kesuksesan yang dibutuhkan oleh setiap orang, di manapun berada. Oleh karena itu setiap orang mungkin sukses, karena keimanan tidak membutuhkan pra syarat yang memberatkan setiap orang.***
No comments:
Post a Comment