Oleh: Muhammad Plato
Kurban bukan sekedar ibadah ritual, tetapi ibadah yang diyakini dapat mendatangkan rezeki banyak. Tidak sedikit orang dapat membuktikan kebenarannya. Setiap tahun jumlah hewan kurban mengalami peningkatan. Berdasar data kementerian pertanian tahun 2021, jumlah hewan kurban di Indonesia 1.767.522 ekor (indonesiabaik.id). Ibadah kurban setiap tahun pasti dilakukan oleh umat Islam, karena dilandasi oleh keyakinan yang kuat dalam ajaran agama Islam dan mentradisi.
Klenik adalah cara berpikir yang dibangun oleh logika-logika material pada level kuantum. Makhluk-makhluk yang tidak terlihat adalah benda material di level kuantum. Dukun-dukun mereka memanfaatkan ilmu alam untuk membuat keyakinan. Logika-logika material yang dibangun di level kuantum tanpa teknologi menjadi klenik murni. Keberadaan klenik dibangun karena ada kepercayaan dan diperkuat dengan tindakan-tindakan ritual.
Pekerjaan-pekerjaan yang dulu dianggap klenik, tidak mungkin dilakukan seseorang, setelah ditemukan teknologinya kini menjadi rasional dan memungkinkan. Dulu tidak mungkin ada orang bekerja dari rumah, tetapi menghasilkan dana ratusan juta per bulan. Jika hal ini terjadi dulu sebelum ada teknologi informasi, maka orang itu dianggap telah melakukan klenik dan hidupnya menyimpang.
Klenik adalah berpikir loncat tanpa melalui proses metodologi ilmiah. Kekuatan klenik hanya ada di keyakinan pada suatu perbuatan yang kita lakukan. Adapun metode berpikir klenik murni dengan melakukan tindakan-tindakan ritual. Ritual-ritual dilakukan untuk memberi efek pada pikiran dan hati semakin yakin.
Ketika kita melakukan prosesi kurban, diyakini dapat meningkatkan kemampuan ekonomi pelakunya, karena kurban dapat mengundang banyak rezeki. Ketika melakukan sedekah, akan berbalas dengan 10 kali sampai 700 kali lipat. Dengan melakukan shalat dhuha 12 rakaat, kehidupan kita di jamin rezeki lancar di dunia dan di surga mendapat surga.
Banyak orang mengkritik bahwa cara-cara beragama seperti di atas adalah agama klenik. Seorang ilmuwan yang sudah terkondisikan dan cenderung berpikir ilmiah dengan pembuktian material, sangat menentang keras beragama dengan cara seperti ini. Ketika sebuah riset ditawarkan oleh mahasiswa untuk mendeskripsikan hubungan shalat dengan kecerdasan intelektual, seorang dosen memberi nasihat untuk menghindarkan kajian ilmiah dengan hal-hal klenik.
Padahal kalau kita kaji lebih dalam, semua ilmu alam itu klenik. Semua yang terjadi di alam dan dapat dibuktikan hanya sebatas ilusi, karena semuanya tidak akan ada artinya ketika sudah meninggal. Namun demikian bukan berarti harus meremehkan ilmu yang dikembangkan di alam sebagaimana ilmuwan meremehkan ilmu agama.
Ilmu agama tidak seperti yang disangkakan para ilmuwan, bahwa ilmu agama hanya mengandung hal-hal yang sulit dijangkau oleh akal atau klenik. Ilmu agama sudah banyak terbukti mengandung kebenaran-kebenaran di alam. Ilmu fisika, kimia, kedokteran, ekonomi, budaya, banyak terbukti memiliki hubungan dengan informasi ajaran dari agama.
Penemuan fisika kuantum telah mengubah paradigma, bahwa cara pandang sekuler tidak memberikan pemahaman utuh tentang kehidupan manusia. Pandangan sekuler telah menggiring manusia menjadi manusia rakus yang tidak mengindahkan etika-etika hidup yang diajarkan Tuhan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dalam dunia kuantum tidak ada lagi batas antara ilmu adan agama. Dalam dunia kuantum agama dan ilmu adalah satu kesatuan yang harus saling menguatkan dan berkolaborasi membangun kehidupan yang dicita-citakan manusia yang hidup damai dan sejahtera secara berkelanjutan, sampai pada kehidupan setelah kematian. Cara pandang integralis dipandang dapat mengerem dan mengendalikan cara-cara hidup manusia yang cenderung hedon dan memuliakan kehidupan dunia dan menafikan kehidupan akhirat.
Kegiatan ritual kurban dalam ajaran Islam, jangan hanya dipandang sebatas fakta penyembelihan hewan kurban, tetapi harus dipahami secara filosofis adalah pesan-pesan mendalam yang harus dipahami dalam rangka menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan hidup manusia. Keimanan manusia kepada Tuhan, dapat diriset karena bisa berdampak pada kesehatan mental dan kemampuan bertahan hidup dari kerasnya tekanan-tekanan kebutuhan ekonomi.
Integrasi pendidikan agama ke dalam kurikulum di sekolah menjadi kekuatan baru dalam membentuk karakter siswa yang tangguh dan berdaya saing. Kekuatan pola pikir agama dan penjelasan rasional dari hasil-hasil riset ilmiah bisa menjadi kekuatan baru bagi para generasi abad 21 dalam melangsungkan kehidupan umat manusia.***
No comments:
Post a Comment