Oleh: Muhammad Plato
Aktivitas pikiran dan hati yang harus dilakukan pada saat shalat harus mengikuti apa yang telah dijelaskan di dalam Al Quran. Kondisi paling berat ketika shalat adalah mengendalikan pikiran supaya diam, tunduk, dan taat pada Allah. Mengkonsentrasikan otak agar hati fokus pada Allah adalah aktivitas pikiran dalam shalat.
Shalat adalah kegiatan ritual ibadah umat Islam, bacaan standar dicontohkan oleh Rasulullah SAW melalui catatan-catatan hadis shahih. Umat Islam di Indonesia sebagian besar belum memahami isi bacaan-bacaan doa di dalam shalat. Mereka membacakan doa-doa ketika shalat dengan keyakinan bahwa apa yang dibacakannya adalah doa-doa untuk kebaikan. Mereka juga yakin bahwa doa yang dibacakannya dalam shalat sama persis seperti doa yang dibacakan ketika Nabi Muhammad shalat.
Cara berpikir meniru seperti bacaan-bacaan shalat yang dibacakan Nabi Muhammad berhasil menertibkan bacaan-bacaan shalat umat Islam yang ada di Indonesia. Cara berpikir seperti ini membantu umat Islam di Indonesia menjadi umat yang satu. Namun di abad teknologi dimana informasi banjir mudah diakses oleh semua orang, terkadang umat Islam di Indonesia tidak siap menerima perbedaan.
Kelompok-kelompok yang sudah kokoh memiliki pengikut kadang-kadang berusaha mempertahankan status quo. Mereka tidak ingin tersaingi, sehingga sikap-sikap terhadap perbedaan pendapat kadang disikapi dengan emosional dan kasar. Namun seiring waktu, informasi-informasi tentang keberagamaan terus bermunculan di media informasi, semakin banyak masyarakat Indonesia yang mulai tersadarkan.
Dalam situasi banjir informasi saat ini, masyarakat Islam di Indonesia mulai sadar bahwa sumber keberagaam yang otentik diyakini bersama adalah bersumber pada Al Quran dan hadis-hadis shahih. Perbedaan pendapat hanya sebatas perbedaan penafsiran pada sumber ajaran agama yang sama yaitu Al Quran adan hadis.
Umat Islam di Indonesia sudah beranjak dewasa dengan memahami bahwa kebenaran dalam ajaran agama jika pendapat itu bersumber pada Al Quran dan hadis. Jika terjadi perbedaan maka kebenaran dikembalikan pada teks Al Quran dan hadis, sementara kebenaran yang diyakini akan diadili kemudian yaitu di hari pengadilan setelah kematian.
Kebenaran menjadi milik pribadi masing-masing, dan aliran-aliran terjadi hanya kebetulan saja diantara penganut kelompok-kelompok tersebut memiliki kesamaan persepsi. Kekerasan terjadi jika kelompok tersebut memiliki ego berlebihan, merasa sebagai kelompok terbesar, atau merasa kelompok paling benar, sehingga menistakan kelompok-kelompok lain yang berbeda pandangan.
Namun demikian ada kesamaan dari semua kelompok Islam yang ada di Indonesia, ketika ritual shalat dilaksanakan mereka sedang membangun harapan kepada Allah untuk kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Aktivitas shalat adalah aktivitas hati dan pikiran dalam membangun harapan pada Tuhan, juga aktivitas yang merefresentasikan rasa takut manusia kepada Tuhan.
Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka). (At Taubah, 9:5).
Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (Al Baqarah, 2:239).
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (Faathir, 35:29).
No comments:
Post a Comment