Oleh: Muhammad Plato
Di dalam Al Quran, konsep fakir dan miskin adalah dua konsep yang berbeda. Untuk menjelaskan konsep fakir dan miskin yang paling akurat kita harus gunakan informasi di dalam Al Quran. Untuk menjelaskan sebuah konsep, kita bisa menggunakan metode hubungan konsep. Kita bisa coba identifikasi kata-kata yang paling dekat dengan kata fakir dan kata-kata yang paling dekat dengan miskin.
Melalui metode hubungan konsep yang sederhana ini, akan berkembang pengertian-pengertian yang luar biasa, jika hubungan terus dikaitkan dengan kalimat dan surat yang lainnya. Metode hubungan konsep bisa jadi anugerah untuk umat Islam dalam memperdalam ilmu pengetahuan dari Al Quran.
Baik kita identifikasi ayat-ayat yang berkaitan dengan kata miskin. Kita cek kata miskin yang ada dalam ayat-ayat Al Quran. (miskin) "walmasaakiini" (Albaqarah, 2:83). "walmasaakiina" (Al Baqarah, 2:177). "memberi makan seorang "miskiinin" (Al Baqarah, 2:184). orang miskin (Al Balad, 90:16).
Kata-kata fakir dijelaskan dalam Al Quran. "fuqoro" (Al Baqarah, 2:271, 273). "faqir" (Al Hajj, 22:28). (Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hasyr, 59:8).
Di dalam Al Quran, kita sudah membuktikan kata fakir dan miskin jelas dua konsep yang berbeda. Selanjutnya apa definisi fakir dan miskin jika kita merujuk pada keterkaitan konsep-konsep yang ada dalam setiap kalimat atau ayat yang terdapat kata faqir dan miskin.
Kita perhatikan penjelasan ayat Al Quran tentang orang fakir dari ayat di bawah ini:
"(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir (lilfuqoro) yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui." (Al Baqarah, 2:273).
Berdasarkan ayat di atas, dipahami orang fakir adalah orang yang berprinsip hidup di jalan Allah, dia hidup terbatas karena pekerjaan yang dilakukan tidak memenuhi kebutuhan pokoknya, namun demi menjaga nama baiknya dia tidak meminta-minta, dan tidak pernah memaksa jika terpaksa harus minta bantuan pada orang lain. Orang fakir adalah gambaran orang miskin yang tetap menjaga harga dirinya dengan tidak menghamba kepada makhluk.
Jika tidak sependapat dengan pendapat ini, kembali saja pada ayatnya, dan silahkan pahami sendiri, karena manusia sudah diberi kelebihan yaitu akalnya.
Selanjutnya kita lihat penjelasan Al Quran tentang orang miskin dari ayat di bawah ini:
"Dan juga dia tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin" (Al Haqqah, 69:34).
"dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin," (Al Fajr, 89:18).
"atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat". (Al Balad, 90:14-16).
Berdasarkan ayat-ayat di atas, konsep orang miskin dikaitkan dengan pemberian makan. Hal ini bisa digambarkan bahwa orang miskin adalah mereka yang tidak punya pekerjaan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Orang-orang miskin, adalah mereka yang punya hak untuk mendapat bantuan makan, karena benar-benar tidak punya kemampuan memenuhi kebutuhan hidupnya.****
Sumber:
https://www.orami.co.id/magazine/fakir-dan-miskin