OLEH: MUHAMMAD PLATO
Untuk mengurangi pengangguran, bukan hanya melatih hard skill. Pada dasarnya hard skills yang dimiliki peserta didik tidak akan bertahan lama jika tidak dibekali dengan soft skills. Soft Skills adalah cara berpikir yang menjadi keterampilan peserta didik dalam memahami sebuah fenomena atau kejadian. Keterampilan umum cara berpikir yang harus kita latihkan kepada para peserta didik adalah kemampuan bepikir sebab akibat, menganalisis sebab, menganalisis akibat, dan menguji, memverifikasi, menginterpetasi hubungan sebab dengan akibat.
Mari kita bahas, apa sebabnya konsep dasar bisnis bukan cari untung materi? Filosofi yang mendasarinya apa? Saya jelaskan, karena penjelasan ini berkaitan dengan logika tuhan, maka dasarnya adalah ayat Al Quran. Jadi ciri mendasar dari berpikir dengan logika Tuhan adalah pemikirannya didasari dari Al Quran. Di bawah ini adalah ayat Al Quran yang dapat digali logikanya menjadi dasar filosofi bisnis.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu" (An Nisaa, 4:1).
Mari kita analisis pengetahuan dari ayat di atas. Ayat ini berbicara universal untuk manusia. Mengapa? Pada awal ayat Allah menyeru pada manusia (yaa ayyuhannaas). Artinya Allah sedang menjelaskan sebuah sistem kehidupan yang berlaku untuk seluruh umat manusia.
Konsep bisnis bisa kita gali dari kalimat "dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan hubungan silaturahmi". Konsep saling meminta jika kita interprestasi dalam kehidupan sehari-hari adalah praktek jual beli (trade). Pada praktek jual beli jika kita hubungkan dengan konsep sedekah yang banyak di jelaskan dalam Al Quran, jual beli adalah salah satu cara praktek dari saling mensedekahi. Dalam jual beli orang saling mensedekahi, "saya berikan barangnya, dibalas saya berikan uangnya".
Terjadi jual beli sah jika keduanya saling suka (ridha) maka di Arab setiap akad jual beli selalu diakhiri dengan kata "halal" (sah, ikhlas, ridha). Inilah makna kalimat, "dengan nama-Nya" kami berbisnis. Inilah prilaku bisnis yang akan menimbulkan multi efek salah satunya pada keberkahan hidup salah satunya pada keuntungan materi.
Dari kasus di atas, kita sudah bisa menarik kesimpulan bahwa bisnis filosofinya bukan cari untung materi, tetapi melaksanakan perintah Allah saling meminta, saling menolong, saling memberkahi, sesama umat manusia. Jadi tujuan bisnis pada dasarnya menolong atau mesedekahi orang lain. Dengan konsep bisnis tujuan menolong orang lain, maka kehidupan kita akan dikaruniai kehidupan damai dan sejahtera sampai akhirat.
Contoh, dalam perdagangan internasional. Eropa membutuhkan biji nikel dari Indonesia untuk kebutuhan industrinya, Indonesia membutuhkan teknologi dari hasil industri orang Eropa. Indonesia memberi nikel dan orang Eropa memberi teknologi. Tujuan dari perdagangan ini harus equal, yaitu mensejahterakan orang Eropa dan mensejahterakan orang Indonesia.
Penyimpangan yang terjadi dalam perdagangan adalah salah satu pihak mengambil keuntungan sebesar-besarnya untuk dirinya tanpa memperhatikan kesejahteraan orang lain. Fenomena ini kerap terjadi saat ini, negara penghasil teknologi mengambil keuntungan sebesar-besarnya, sementara negara penghasil bahan baku hanya sebagian kecil saja. Akibatnya terjadi ketimpangan kesejahteraan ekonomi antar negara. Fenomena ini terjadi karena kesalahan memahami filosofi dari tujuan bisnis, yang lebih cenderung pada keuntungan material tanpa ada tanggung jawab "atas nama-Nya" untuk saling memberi kesejahteraan.
Tujuan berikutnya dari bisnis adalah dalam rangka menjaga "hubungan silaturahmi atau kekeluargaan". Menarik untuk disimak, konsep "kekeluargaan" karena awal ayat menyeru pada "manusia", maka keleluargaan di sini bukan kekeluargaan dalam konteks keluarga dekat, tetapi keluarga besar sesama manusia, antar etnis, antar suku, antar bangsa, antar negara. Secara luas tujuan bisnis adalah menjaga rasa kekeluargaan antar manusia di seluruh dunia. Inilah makna ajaran Islam yang bertujuan mewujudkan rahmat Tuhan untuk seluruh manusia. Manusia-manusia yang belajar dari Al Quran, akan menjadi manusia-manusia penebar rahmat Tuhan untuk alam semesta.
Jika bisnis menimbulkan konflik dan perpecahan, sesama manusia, perang antar negara, itulah tanda? Konsep dasar bisnis yang dipahami bukan "atas nama-Nya" untuk saling mensejahterakan dan menjaga hubungan baik kekeluargaan antar sesama manusia, tetapi cenderung pada keuntungan material. Bagi orang-orang yang memahami konsep bisnis dari panduan logika Tuhan, mereka berani berkorban keuntungan materinya demi menjaga kekeluargaan sesama manusia. Tujuan bisnis bukan mencari keuntungan materi atau kejayaan bangsa, tapi untuk melaksanakan perintah Tuhan agar manusia saling mensejahterakan dan menjaga hubungan kekeluargaan sesama manusia agar tercipta perdamaian di dunia.***
No comments:
Post a Comment