OLEH: MUHAMMAD PLATO
Keberadaan pemimpin dalam masyarakat sangat dibutuhkan. Ajaran Islam sangat menganjurkan adanya pemimpin. Pemimpin dijelaskan dalam Al Quran sebagai pemegang amanah untuk mengelola memakmurkan bumi.
Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan. (Shaad, 38:26).
Pemimpin adalah pemberi keputusan, untuk menciptakan keadilan. Kesejahteraan hidup manusia di muka bumi sangat berkaitan erat dengan kehadiran pemimpin yang adil. Pemimpin adalah sosok manusia berkualitas yang bisa membawa manusia pada jalan hidup sejahtera. Kehadiran pemimpin sangat vital dalam sebuah masyarakat. Kehancuran sebuah masyarakat dapat diidentifikasi dari eksistensi pemimpin. Dapat kita saksikan, negara yang tidak berhasil melahirkan seorang pemimpin, negara tersebut mengalami kehancuran dilanda kekacauan.
Negara-negara di Timur Tengah terlihat mengalami kehancuran karena gagal hadirkan pemimpin. Perang saudara dan kerusakan sistem bernegara, membuat masyarakat hadapi krisis dan mengalami kemunduran. Kepemimpinan yang berdaulat menjadi kunci dari terciptanya negara berdaulat. Negara-negara yang sudah dianugerahi pemimpin berdaulat, adalah karunia Tuhan yang tidak ternilai harganya.
Pola pikir religius, integralis, holistis, layak jadi paradigma berpikir masyarakat dunia |
Demokrasi hanyalah cara bagaimana masyarakat melahirkan sebuah pemimpin berdaulat. Sistem demokrasi memang terbukti melahirkan pemimpin-pemimpin berdaulat. Keuntungan dari negara demokrasi adalah memberi ruang pada masyarakat untuk terlibat dalam suksesi kepemimpinan. Dengan sistem demokrasi, diharapkan setiap suksesi kepemimpinan berjalan dengan damai dan alamiah. Seiring dengan waktu, sistem pemerintahan demokrasi akan terus menggiring masyarakat menjadi masyarakat cerdas. Masyarakat cerdas akan melahirkan pemimpin yang cerdas.
Di negara religius seperti Indonesia, masyarakat cerdas adalah mereka yang punya pola pikir religius. Pola pikir religius sebenarnya lebih cerdas dari pola pikir materialis dan liberal. Pola pikir religius tidak menapikan kehidupan material, dan tidak juga mengekang kebebasan. Pola pikir religius seperti pola pikir integralis, inklusif, dan holistis.
Ideologi Pancasila menawarkan pada dunia sebuah pemikiran religius atau integralis dalam menghadapi era globalisasi. Demokrasi Pancasila adalah model demokrasi di dunia yang mengusung pola pikir religius sebagai model pengelolaan negara di tengah-tengah krisis pemikiran di awal abad 21. Agama yang semula dianggap sebagai penyebab kemandegan dalam berpikir, melalui pola pikir religius integralis dan holistis, agama bisa jadi sumber kedaulatan bangsa dan negara.
Indonesia sebagai negara religius, dalam perjalanan demokrasinya telah mengalami beberapa kali ujian. Namun berkat keyakinan masyarakat kepada Tuhan yang terjaga, Indonesia berhasil keluar dari berbagai krisis yang melanda. Dibalik kedaulatan rakyat Indonesia, ada invisible hand yang melindungi keutuhan bangsa Indonesia. Invisible hand adalah kakuasaan Tuhan yang ikut terlibat memberi kekuatan atas dasar keyakinan yang dianut masyarakat.
Sekalipun bangsa Indonesia masih memperlihatkan berbagai kekurangan dalam berdemokrasi, tetapi seiring dengan waktu, Indonesia telah tumbuh menjadi negara kuat dengan kedaulatan rakyat yang berkeyakinan pada Tuhan. Keterlibatan Tuhan dalam mengelola negara, adalah kekuatan laten yang secara tidak sadar telah ikut terlibat memberi keselamatan dan kedamaian pada masyarakat Indonesia.
Masyarakat Indonesia sekalipun sering dipersepsi oleh dunia sebagai negara kacau, namun harus diakui bangsa Indonesia terus tumbuh memperbaiki diri menuju masyarakat teratur, adil dan sejahtera. Doa-doa masyarakat Indonesia yang multi agama, telah menjadi kekuatan bangsa Indonesia tetap optimis untuk terus berusaha mewujudkan negara berdaulat dan sejahtera.
Ritual doa yang menjadi bagian dari aktivitas masyarakat Indonesia adalah kekuatan intagible bangsa Indonesia. Doa adalah pikiran dan perasaan positif yang dapat menghadirkan optimisme masyarakat dalam bernegara. Masyarakat beragama adalah kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi situasi krisis di era global saat ini.
Doa-doa terbaik masyarakat Indonesia untuk para pemimpin, akan terus menyeleksi para pemimpin di Indonesia tampil menjadi pemimpin-pemimpin kelas dunia. Doa-doa masyarakat Indonesia yang tidak pernah berhenti dan putus asa dilantunkan, akan menjatuhkan pemimpin-pemimpin yang tidak berkualitas dari pentas politik Indonesia. Doa-doa untuk para pemimpin yang dilantunkan bangsa Indonesia, akan terus menjaga bangsa Indonesia dari hadirnya pemimpin-pemimpin tidak berkualitas.
Tangan Tuhan ikut terlibat dalam skenario kehidupan bangsa Indonesia dalam menjaga kualitas kepemimpinan. Kasus-kasus yang menimpa dan menjatuhkan kekuasaan para pemimpin, adalah skenario Tuhan dalam menjaga kualitas kepemimpinan di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa agama selalu hadir membawa dampak positif bagi kedaulatan sebuah bangsa. Tidak selayaknya lagi agama dihadapkan antagonis dengan kehidupan demokrasi.
Agama di abad 21 ini, sudah saatnya dijadikan sebagai instrumen untuk membangun kedaulatan bangsa. Pola pikir religius, integralis, dan holistis, layak menjadi paradigma dunia dalam membangun kesejahteraan dunia. Para sejarawan telah mencatat bahwa kejayaan sebuah peradaban tidak lepas dari keterlibatan agama didalamnya. Abad 21 bisa jadi abadnya agama terlibat kembali menjadi paradigma dalam mengelola negara, dengan persepsi agama yang inklusif, integralis, dan holistis.***
No comments:
Post a Comment