Sunday, October 30, 2022

KEJAHATAN PARA FIR'AUN ABAD INFORMASI

Oleh: Muhammad Plato

Demokrasi terbuka sudah jadi konsekuensi dari determinisme teknologi informasi. Acara debat bukan lagi murni untuk mengedukasi atau mencari solusi bersama, tetapi menjadi sebuah transaksi untung dan rugi bagi para pemburu kekuasaan. Determinisme teknologi informasi, pengendali opini menjadi milik mayoritas pendukung gagasan. Para penguasa informasi adalah fir'aun-fir'aun yang bisa berbuat sewenang-wenang mengintimidasi dan mengendali opini masyarakat. 

Determinisme teknologi informasi membawa dampak pada bidang politik bahwa letak kekuasaan bukan lagi pada modal tapi pada informasi. Pengendali-pengendali kekuasaan adalah mereka yang memiliki monopoli pada bidang informasi. Para penguasa dapat kita identifikasi dari kemampuannya mengendalikan opini publik. Ciri-ciri dari pemilik kekuasaan, mereka memiliki alat pengendali pengetahuan masyarakat. Kerajaannya dapat diidentifikasi dari jumlah pengikut yang setia mengikutinya. Media massa dengan jumlah pengikut puluhan juta setia menikmati informasi yang disajikan.

Fir'aun adalah simbol pewaris kekuasaan dalam sejarah umat manusia

Fir'aun di abad informasi adalah pengendali opini publik dengan jumlah pengikut puluhan hingga ratusan juta. Kondisi ini terjadi merupakan sebuah determinisme baru dampak dari perekmbangan teknologi informasi. Budaya masyarakat sudah diubah dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam dunia politik. Para penguasan informasi kekuatannya ada di pengendalian pikiran masyarakat. Apa yang diinformasikan di media informasi yang mereka miliki, itulah yang akan masuk pada otak. Dalam jangka waktu lama jenis informasi yang diinformasikan oleh penguasa akan masuk pada otak bawah sadar pengikutnya. Setelah otak bawah sadar dikuasasi, maka para penguasa informasi akan memanfaatkan pengikutnya untuk tujuan-tujuan politik kelompoknya. 

Fir'aun adalah jajaran raja-raja yang berkuasa di Mesir. Ada satu Fir'aun yang dikisahkan Allah dalam Al Qur'an. Tujuan politik para Fir'aun di abad informasi tidak jauh berbeda dengan tujuan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu. Tujuannya adalah mendapatkan kekuasaan. Kejahatan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu adalah mengubah agama masyarakat menjadi agama pagan. Fir'aun menjadi sumber kebenaran dan paling menentukan. Rakyat digiring menjadi masyarakat material penyembah manusia dengan ilmu-ilmu sihir yang dikembangkan dari alam. 

Agama monotheis yang mengarahkan masyarakat percaya pada Tuhan Yang Ghaib menjadi musuh besar Fir'aun. Kelompok penganut agama monotheis dianggap rival yang dapat mengancam kekuasaannya.  Para penyembah Tuhan Yang Ghaib, dianggap kelompok masyarakat yang tidak bisa diatur oleh kekuasaan Fir'aun. Musa dan pengikutnya diancam untuk dihabisi dengan kekuatan pasukan. Agama dibentur-benturkan dengan kepentingan kekuasaan. Agama di redefinisi, dicocok-cocokkan untuk kepentingan kekuasaan Fir'aun. 

Bukan pengajaran agama yang murni ketika agama menggiring orang menjadi terkotak-kotak saling betengkar dan menjatuhkan. Bukan pengajaran agama yang murni ketika orang digiring menjadi pengikut-pengikut setia pada sebuah kelompok. Pengajaran agama yang murni adalah ajaran yang menggiring masyarakat taat pada Tuhan Yang Ghaib yang memerintahkan menebar persatuan, perdamaian dan saling mensejahterakan sesama umat manusia. Pemimpin yang baik adalah "penyambung lidah Tuhan" yang maha pelemihara dan pengampun. 

Kejahatan Fir'aun di 5000 tahun yang lalu adalah memecah belah masyarakat menjadi kekuatan kelompok pendukungnya dan kelompok di luar pendukungnya. Kejahatan Fir'aun adalah memanfaatkan ajaran agama untuk menciptakan kelompok-kelompok fanatis yang bisa dikerahkan untuk membela kekuasaannya. Kejahatan Fir'aun adalah memanipulasi agama sebagai alat untuk mengumpulkan kekuatan untuk mendukung kekuasaanya. 

Di abad informasi harus ada tampil kelompok kelompok seperti Musa yang menjaga kemurniaan pikiran masyarakat dalam beragama. Ketetapan-ketetapan dalam agama dari abad ke abad tidak mengalami perubahan, prilaku baik menghasilkan kebaikan, dan prilaku buruk menyebabkan kehancuran umat manusia. Ajaran agama yang murni mengajarkan masyarakat untuk taat pada satu Tuhan Yang Ghaib. Ajaran-ajarannya menganjurkan masyarakat memiliki akhlak-akhlak yang baik dalam berpikir, berbicara, dan berprilaku. Ajaran agama yang murni mengajak pada seluruh umat manusia untuk hidup sejahtera bersama-sama dalam satu bumi yang sama. 

Agama yang benar tidak datang dari Arab, Yunani, Barat atau Timur. Inilah ajaran agama yang benar, "Sesungguhnya ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku" (Al Anbiyaa, 21:92). 

Di abad informasi, masyarakat harus selalu sadar dari ancaman kejahatan-kejahatan Fir'aun yang membelokkan pikiran menjadi lebih percaya pada manusia dari pada Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga kesadaran sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan kebajikan atas nama Tuhan, menebar kedamaian atas nama Tuhan, mewujudkan kesejahteraan masyarakat atas nama Tuhan adalah jalan pikir yang lurus. Kemerdekaan adalah ketika masyarakat tetap bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wallahu'alam***

Saturday, October 29, 2022

MEMILIH PEMIMPIN 2024 DENGAN LOGIKA TUHAN

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Hiruk pikuk pemilihan presiden 2024 sudah mulai menghangat. Para politisi dari berbagai latar belakang partai politik sudah pasang kuda-kuda untuk meraih simpati masyarakat di tahun 2024. Perlu diketahui oleh masyarakat seluruh gestur dan kata-kata para politisi sudah mengarah pada upaya menarik simpati masyarakat. Mulai saat ini, seluruh tindakan dan perkataannya sudah didesain untuk menarik simpati masyarakat. Postingan di media sosial menjadi kampanye gratis dan tidak bisa dijerat oleh aturan kampanye, karena semua orang berhak menggunakan media sosial secara pribadi. 

Tidak ada yang salah apa yang dilakukan pada politisi. Mereka bekerja sesuai dengan profesinya, yaitu berusaha mencapai puncak kekuasaan sebagai naluriah berkuasa karena manusia adalah makhluk politik. Apapun yang dilakukan para calon kandidat pemimpin adalah upaya yang harus dilakukan oleh mereka. Namun demikian, di alam demokrasi langsung sekarang kualitas pemimpin terpilih tidak ditentukan oleh mutlak kualitas pribadi calon pemimpin tapi ada dikehendak masyarakat. 

Untuk itu, pemimpin yang akan duduk dipuncak kekuasaan tahun 2024, tanggung jawabnya ada di tangan masyarakat. Jadi pada pemilu 2024 nanti, yang akan diuji adalah kualitas masyarakat. Di era terbuka sekarang, catatan sejarah para calon pemimpin bisa diketahui secara terbuka melalui jejak-jejak digital para calon pemimpin. Masyarakat harus netral, memosisikan diri sebagai warga negara yang tidak terjebak pada dukung mendukung secara membabi buta. 

Masyarakat harus bisa menjaga kampanye politik pemilu 2024 berjalan sehat. Ciri kampanye sehat berisi visi dan misi, serta program didukung fakta-fakta empiris yang bisa diuji kebenarannya melalui jejak digital. Kampanye-kampanye berisi ujaran kebencian, nyinyir, saling menjatuhkan, saling ungkap kelemahan dan kekurangan bukan kampanye sehat. Kampanye-kampanye sehat ditandai dengan penawaran program yang membawa harapan baik, untuk menjawab tantangan dan menyelesaikan masalah bangsa Indonesia di tengah kehidupan masyarakat global.

Akal sehat masyarakat harus tetap terjaga, dengan memosisikan sebagai warga negara terhormat dan bertanggung jawab tinggi pada kedaulatan bangsa. Masyarakat berakal sehat, memilih pemimpin bukan karena emosi membabi buta, tetapi emosi berdasarkan pada argumen akal sehat yang mampu melihat visi dan misi para calon pemimpin 2024 yang diprediksi bisa membawa kejayaan bangsa. 

Dari presiden pertama hingga sekarang, tidak ada satu pun pemimpin yang mampu memberikan kepuasan kepada seluruh harapan masyarakat. Menjaga suasana batin masyarakat Indonesia tetap sehat, ditentukan oleh kecerdasan masyarakat sendiri. Masyarakat jangan terganggu oleh isu dan provokasi dari berbagai pihak yang melakukan kampanye hitam dengan saling menjatuhkan dan ungkap kekurangan. Sebenarnya tidak akan ada manusia manapun yang luput dari kekurangan di mata manusia lain. 

Di sinilah pentingnya panduan berlogika dari Allah. Alam semesta diciptakan Allah sebagai sebuah sistem saling membutuhkan. Matahari, bumi, gunung, laut, udara, angin, petir, gelombang, manusia, binatang, tumbuhan, semua berkolaborasi membentuk sebuah sistem keteraturan. Konsep mizan atau keseimbangan adalah kondisi yang harus selalu terjaga keadaannya. Allah menetapkan bahwa orang-orang berdosa adalah mereka yang tidak bisa menjaga keseimbangan, yaitu mereka yang melampaui batas keseimbangan. Fir'aun telah berbuat dosa karena melampaui batas telah menjadikan dirinya sebagai sosok berkuasa menggantikan Tuhan.  

Pemimpin bukan satu-satunya faktor penentu kesejahteraan masyarakat. Namun memilih pemimpin punya indikator yang harus diperhatikan kriterianya. Dalam pandangan sistem, pemimpin seperti mirochip dalam komputer. Michrochip tidak dapat berfungsi dengan baik jika komponen-komponen lain tidak berfungsi. Jadi kedudukan masyarakat dan pemimpin sebenarnya sederajat, saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Michrochip dapat bekerja dengan baik jika suasana harmonis, kolaboratif terjalin dengan baik. 

Menggantungkan 100 persen jaminan kesejahteraan kepada pundak para pemimpin adalah tindakan berlebihan. Manusia hanya bisa mengetahui secara kasat mata kriteria-kriteria siapa sosok yang layak jadi pemimpin. Namun apakah pemimpin itu baik menurut Allah atau tidak semuanya ada diatas pengetahuan Allah. Bagi masyarakat beriman hanya berusaha menentukan secara kasat mata sesuai kemampuan dan kapasitas pengetahuan, lalu siapa yang mungkin bisa jadi pemimpin terbaik, tidak ada satu orang manusia pun yang bisa menjamin. Setelah berusaha mengambil keputusan, masyarakat beriman membangun harapan kepada Allah bahwa pemimpin yang kelak terpilih selalu mendapat bimbingan dan pertolongan Allah. 

Untuk itu masyarakat yang berakal sehat, akalnya selalu berusaha mengikuti petunjuk dari Allah, selalu memosisikan diri sebagai bagian dari sebuah sistem yang harus berfungsi dengan baik. Terciptanya kebahagian dan kesejahteraan masyarakat dalam sebuah negara menjadi tanggung jawab bersama. Masyarakat dan pemimpin harus jadi satu sistem yang saling menguatkan agar roda kehidupan bernegara berjalan dengan baik. 

Masyarakat berakal sehat membangun harapan hidup sejahtera kepada Tuhan

Belajar dari masa lalu, sudah saatnya sikap masyarakat atau pemimpin berubah. Tadinya selalu fokus mengadili dan menghakimi kesalahan orang lain, semaksimal mungkin harus diubah menjadi sikap memberi contoh, menuntun, dan mendorong, agar sistem keseimbangan bernegara yang sudah diatur dan ditetapkan bersama terjaga. Bagi masyarakat berakal dan beriman kepada Allah, semua harapan baik dan sejahtera dalam kehidupan bernegara dibangun kepada Allah. Hal ini implementasi dari sila pertama dari ketuhan yang maha esa sebagai dasar negara.         

Seluruh pengetahuan baik yang diketahui manusia adalah pengetahuan yang telah diberikan Allah, dan sebenarnya manusia tidak mengetahui jika tidak diberi pengetahuan oleh Allah. Inilah logika tuhan yang harus dijadikan pola pikir masyarakat berketuhanan yang maha esa.  

"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az Zumar, 39:9).

Bagaimanapun kita tidak bisa memastikan siapa yang baik memimpin bangsa. Pemimpin adalah manusia, kita tidak bisa bergantung berharap kesejahteraan dari seorang manusia. Untuk itu, masyarakat tidak perlu mendukung atau mencela secara berlebihan untuk manusia. Cukup kita punya kriteria dari pengetahuan yang Allah berikan untuk kita. Beribadah dengan sujud dan berdirilah selayaknya jadi budaya masyarakat, untuk selalu berharap rahmat dari Allah yang maha kuasa. Wallahu'alam.*** 

Friday, October 28, 2022

INI BUKTI-BUKTI, AJARAN AGAMA JANJIKAN KESUKSESAN

Oleh: Muhammad Plato

Tudingan-tudingan negatif pada ajaran agama telah membuat banyak orang pesimis terhadap ajaran agama. Pesimisme lahir karena memandang ajaran agama dari para penganutnya, bukan dari sumber ajarannya. Sebagai contoh, sumber ajaran agama Islam adalah Al Qur'an dan sunnah Nabi Muhammad. Sunnah Nabi Muhammad adalah pemikiran, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad yang sudah diriwayatkan, diverifikasi, oleh para ulama terdahulu dengan tingkat kejujuran tinggi dihadapan Allah. Sunnah Nabi Muhammad yang otentik adalah kitab suci Al Quran. Adapun sunnah-sunnah Nabi Muhammad yang diriwayatkan dan diverifikasi tidak bertentangan dengan Al Quran. Oleh karena itu, Nabi Muhammad diriwayatkan sebagai Al Quran berjalan. Inilah sumber rujukan dari ajaran Islam. Barang siapa ingin mengenal Islam maka dia bisa belajar dari Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad.

Jika ditelusuri ajaran Islam dari kedua sumber otentik ini, ajaran Islam menggiring manusia pada kehidupan sukses di dunia dan akhirat. Fakta ini bisa disimak dari penjelasan-penjelasan Al Quran dan sunnah Nabi Muhammad. Berikut akan penulis unggkap cara berpikir sukses dari kedua sumber otentik ajaran Islam. 

"Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (Fushishilat, 41:35). 

Allah mengajarkan pada setiap manusia untuk berprilaku sabar. Mengapa manusia harus berprilaku sabar? Jawabannya adalah dalam Al Quran. Manusia-manusia sabar dijanjikan oleh Allah dengan balasan keberuntungan besar. Bagi siapa saja ingin hidup sukses, berprilakulah sabar. Bisa dibuktikan dilapangan, orang-orang sabar dialah yang telah mendapatkan kesuksesan di muka bumi ini. Sabar adalah sifat yang dianugerahkan dari Allah untuk manusia terpilih. 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Al Maidah, 5:35).

Allah mengajarkan kepada manusia untuk bertakwa. Bertakwa adalah usaha manusia dalam mencari jalan hidup yang bisa tetap dekat dengan Allah. Orang-orang yang selalu berusaha mencari jalan terbaik untuk bisa dekat dengan Allah dan berjihad (sungguh-sungguh) dialah yang akan mendapat keberuntungan (kesuksesan). Takwa adalah usaha manusia dalam membentuk mental kreatif, optimis, mencari alternatif-alternatif untuk menempuh jalan hidup yang tetap dekat dengan Allah. 

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Al Jumu'ah, 62:10).

Allah memerintahkan shalat pada manusia sebelum dia bertebaran di muka bumi. Shalat pada prakteknya sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah, mulai dari disiplin melaksanakan ritual shalat dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diajarkan oleh Allah agar manusia selalu mendapat keberuntungan (kesuksesan). 

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran, 3:104). 

Allah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk saling mengingatkan, dan mengajak pada perbuatan-perbuatan baik, dan mencegah berbuat kerusakan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan lepas dari prilaku-prilaku buruk sebagai sifat kemanusiaan. Untuk itu, hendaknya setiap manusia harus berperan sebagai pemberi peringatan. Sesunguhnya manusia-manusia yang berusaha berperan untuk saling mengingatkan dalam berbuat kebajikan dan berusaha mencegah perbuatan-perbuatan buruk dengan berbagai cara yang baik, dialah orang yang kelak akan diberi keberuntungan (kesuksesan).

Adapun orang yang bertobat dan beriman, serta mengerjakan amal yang shaleh, semoga dia termasuk orang-orang yang beruntung (Al Qashshas, 28:67).

Allah memerintahkan kepada umat manusia untuk bertobat (sadar) dan beriman kepada Allah dengan mengerjakan perbuatan-perbubatan baik dan bermanfaat bagi umat manusia. Orang yang sadar atas kesalahan karena beriman pada Allah, lalu memperbaiki diri dengan berbuat hal-hal baik yang membawa manfaat bagi umat manusia, dia dijanjikan keberuntungan (kesuksesan). 

"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barang siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." (At Taghabuun, 64:16). 

Allah memerintahkan pada umat manusia untuk mendengar dan taat pada peringatan dari Allah. Bukti manusia mendengar dan taat kepada Allah yaitu dengan menafkahkan sebagian harta yang baik kepada manusia lain dengan tujuan untuk memperbaiki diri dari sifat-sifat kikir. Jika manusia bisa melakukannya maka dialah yang dijanjikan Allah akan mendapat keberuntungan (kesuksesan). 

Demikianlah beberapa fakta yang dijelaskan di dalam Al Quran tentang ajaran-ajaran untuk umat manusia, khususnya untuk kaum muslimin. Dari beberapa fakta yang terungkap di atas, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang yang sukses adalah mereka yang sabar, bertakwa, shalat, beramal shaleh, taat, dan mau menafkahkan hartanya yang baik kepada sesama manusia.

Jika Allah di dalam Al Quran menjanjikan kehidupan sukses di dunia dan di akhirat untuk manusia, lalu apa gerangan yang membuat manusia tidak mau melaksanakan perintah Allah? Lalu manusia dari golongan, suku, ras, agama, mana yang ingin hidupnya menderita? Seburuk-buruknya prasangka manusia adalah prasangka buruk pada Allah. 

Setelah Allah memberikan kabar-kabar gembira kepada manusia, kabar-kabar mana lagi yang akan diimani setelah Al Quran begitu jelas menjanjikan kesuksesan untuk manusia? "Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan." (Al Mursalaat, 77:49). Ayat ini diulang-ulang 10 kali dalam satu surat. 

Lalu Allah mengakhiri surat ini dengan pertanyaan yang mengajak kepada seluruh manusia untuk berpikir, "Maka kepada perkataan apakah selain Al Qur'an ini mereka akan beriman?" (Al Mursalaat, 77:50). Jadi apakah yang membuat hidup manusia sengsara di dunia dan akhirat? Silahkan jawab dengan berpikir terlebih dahulu!***


Sunday, October 23, 2022

KISAH GURU PUNDUNG

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Pundung adalah istilah dalam bahasa Sunda. Menceritakan seorang yang putus asa, lari dari tugas dan tanggung jawab, karena marah. Pundung adalah sebuah karakter buruk yang harus dihindari. Pundung adalah bukan tipe karakter orang baik, khususnya bagi para pendidik. Sebagai peringatan, kasus pundung dikisahkan di dalam Al Qur'an. 

Berbagai tafsir terhadap kejadian adalah lumrah dilakukan oleh manusia. Setiap manusia selalu mencari makna dibalik kejadian. Sebaik-baiknya makna yang ada di balik kejadian adalah mengandung pengajaran. Inilah keterampilan berpikir yang harus diajarkan dan dimiliki oleh setiap manusia, keterampilan mencari makna pengajaran dibalik setiap kejadian. Itulah esensi dari pengajaran sejarah. 

Al Quran sebagai peninggalan sejarah tulisan, merupakan fakta otentik dan unik. Keunikan Al Qur'an sebagai sumber sejarah primer, tidak ada pengarangnya. Al Qur'an berisi catatan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Untuk menguji keunikan dan kebenaran data Al Quran dapat dilakukan dengan menguji kandungan isi Al Quran yang ada di dalamnya. Al Quran mengandung fakta empiris dan non empiris yang tidak terjangkau oleh akal material. 

Sudah banyak dibuktikan oleh sains, kebenaran dari fakta-fakta yang diberitakan dalam Al Quran. Isi Al Quran mengandung informasi dari masa lalu hingga masa yang akan datang sampai akhirat. Generalisasi hidup manusia berjalan dari masa lalu hingga akhirat. Masa lalu terus berjalan dalam hitungan detik untuk menentukan kehidupan manusia di masa akhirat. Cerita kisah kehidupan akhirat diberitakan di dalam Al Quran sebagai akibat dari perbuatan-perbuatan manusia di kehidupan masa lalu di dunia. 

Pendidik Selalu Optimis Berpikir, Kebaikan Selalu Berakhir Dengan Kebaikan

Di dalam Al Quran terdapat kisah-kisah bagaimana hukum kausalitas terjadi dalam kehidupan dunia, hingga berita akibat akhir di akhirat. Kisah individu maupun kelompok secara kausalitas dijelaskan di dalam Al Quran. Kisah Fir'aun yang melampaui batas karena mengaku dirinya Tuhan, berakhir dengan kebinasaan. Kisah masyarakat di zaman Nabi Luth yang berprilaku menyimpang berakhir dengan kehancuran. Kisah-kisah ini mengandung pelajaran bahwa prilaku-prilaku buruk membawa manusia pada kehancuran dan akibat akhir di akhirat yang menyengsarakan.

Kisah Nabi Yunus mengandung pelajaran bahwa kebaikan harus diperjuangkan tanpa merasa putus asa dan tidak boleh lari dari tanggung jawab.  Di kisahkan Nabi Yunus diutus pada sekelompok manusia, namun peringatan Nabi Yunus tidak diindahkan oleh kelompok manusia tersebut. Lalu Nabi Yunus membiarkan kelompok manusia tersebut dalam kesesatan. Nabi Yunus pergi dari kelompok manusia tersebut menaiki sebuah kapal laut. Di tengah laut terjadi badai besar, dan Nabi Yunus dalam kisah tersebut menjadi orang yang harus terlempar ke laut, lalu dimakan ikan. Selama berhari-hari Nabi Yunus berada di dalam perut ikan.

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya, maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." (Al Anbiyaa', 21:87).

Selama dalam perut ikan, Nabi Yunus memohon pertolongan kepada Allah dengan doa terkenal yaitu ya Allah tiada tuhan selain Engkau, Engkau maha penggerak yang suci, dan sedangkan aku adalah orang yang dzalim, karena tidak bertanggung jawab, dan telah berputus asa dari pertolongan Mu. Nabi Yunus dalam doanya memohon ampun kepada Allah karena telah lari dari tanggung jawab dan telah berputus asa dalam mengajari sekelompok manusia untuk taat kepada Allah. 

Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah. (Al Qalam, 68:48).

Kisah Nabi Yunus memiliki pelajaran moral pada para pendidik, jangan pernah lari dari tanggung jawab. Jangan pernah putus asa dari mengupayakan hal-hal baik. Kelak Allah akan memberikan hasil yang menggembirakan apabila orang-orang baik berusaha terus untuk mengajarkan kebaikan dengan sabar. Semua orang harus punya jiwa pendidik, yaitu jiwa yang tidak pernah marah, putus asa dan pundung dalam berbuat kebaikan. Sesungguhnya pundung adalah karakter buruk yang dapat menyebakan kesulitan bagi dirinya dan banyak orang.***

Sunday, October 2, 2022

REFLEKSI TUJUAN NEGARA DEMOKRASI

OLEH: MUHAMMAD PLATO

Ciri umum dari negara demokrasi adalah melibatkan rakyat dalam proses pengambilan keputusan. Salah satu pelibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan adalah rakyat terlibat dalam pemilihan umum (pemilu). Metode pemilihan umum secara garis besar dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk empat besar dunia, memberlakukan pemilu secara langsung. 

Demokrasi bukan barang baru dalam dunia muslim. Nilai-nilai keadilan, kesejahteraan, perdamaian, adalah misi dari tujuan bagi kaum muslimin. Misi dapat dicapai salah satunya dengan mendorong para calon pemimpin yang berkualitas tampil. Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, kepemimpinan dilanjutkan para sahabat. Proses peralihan kepemimpinan pada masa empat sahabat tidak ada kebakuan. Dari fakta ini disimpulkan bahwa dalam Islam tidak mengenal sistem peralihan kepemimpian yang baku. 

Pemilihan secara langsung untuk memilih pemimpin, bukan satu satunya cara baku dalam memilih pemimpin. Sependapat dengan Alexander Hamilton, pada intinya pemilihan adalah alat penyaringan  Pemilahan dilakukan dengan tujuan jangan sampai kepemimpinan jatuh di tangan orang-orang yang tidak layak jadi pemimpin. (Levitsky & Ziblatt, 2019).

Ada benarnya pendapat Hamilton, "pemilihan langsung seharusnya dilakukan oleh orang-orang yang paling mampu menganalisis kualitas yang cocok untuk jabatan, dan bertindak dalam kondisi yang bagus untuk berpikir, dan kombinasi bijak segala alasan dan dorongan yang tepat untuk mengarahkan mereka." Dengan cara demikian kepemimpinan jarang jatuh ke tangan orang yang tidak memiliki kecakapan yang diperlukan. Orang-orang dengan bakat intrik dan sekedar populer bakal tersingkir. 

Namun demikian, pemilahan langsung atau tidak langsung sebenarnya memiliki peluang melahirkan pemimpin berkualitas dan tidak berkualitas tampil. Jadi tujuan demokrasi yang paling dasar adalah bukan melahirkan pemimpin berkualitas tapi melahirkan rakyat berkualitas. Dalam negara demokrasi pendidikan harus jadi panglima, karena dari dunia pendidikan akan lahir rakyat rakyat berkualitas.

Para pemimpin yang tampil dalam negara demokrasi, merupakan cerminan dari kualitas rakyat yang memilihnya. Dalam alam demokrasi, kebijakan pemerintah harus tetap konsisten dan fokus dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas pada rakyat. Negara yang damai, sejahtera, dapat diwujudkan oleh sistem demokrasi melalui keberpihakkan negara pada jaminan rakyat bisa mengakses pendidikan berkualitas. 

Ahli ilmu politik terkemuka Juan Linz mengembangkan empat set berisi tanda peringatan yang dapat membantu masyarakat membantu mengenali tokoh otoriter. 1) menola aturan main demokrasi, dengan kata-kata atau perbuatan. 2) menyangkal legitimasi lawan. 3) meneloransi atau menyerukan kekerasan. 4) menunjukkan kesediaan membatasi kebebasan sipil lawan, termasuk media. (Levitsky & Ziblatt, 2019).

Berikut beberapa contoh pertanyaan untuk menilai para politikus dengan empat faktor. Apakah mereka menolak konstitusi atau menunjukkan kesediaannya untuk melanggar? Apakah mereka menyebut lawan sebagai pelaku makar, atau menentang tatanan konstitusi yang ada? Apakah mereka punya hubungan dengan pasukan milisi, gerilyawan bersenjata? Apakah mereka mendukung hukum atau kebijakan yang membatasi kebebasan sipil melalui hukum pencemaran nama baik, penistaan, atau membatasi protes? 

Penulis tetap berkeyakinan, nasib suatu pemerintahan terletak di tangan rakyatnya. Jika rakyatnya suka otoritarianisme, maka cepat atau lambat demokrasi akan bermasalah di sana. Sekalipun pada faktanya ada pemimpin pilihan rakyat yang otoriter hal itu bukan berarti rakyat telah mendukung lahirnya pemimpin otoriter, tapi kualitas pemimpin dan rezim yang tidak bisa mengimplementasikan diri dan rezimnya sebagai pemimpin demokratis. Maka faktanya jika pemimin hasil pilihan rakyat bersifat otoriter, mereka akan kembali berhadapan dengan rakyat. Akhirnya demokrasi akan terus mengalami permasalahan.***


Saturday, October 1, 2022

MENGAPA SHALAT TERASA BERAT?

Oleh: Muhammad Plato

Siapapun yang memerintahkan shalat, dia tidak sedang memerintahkan atas dasar kehendak sendiri, tetapi dia sedang memerintahkan memerintahkan apa yang Allah kehendaki. Gerakan shalat secara fisik bukan gerakan berdasarkan kreasi manusia semata, tetapi gerakan yang sudah diberi berkah oleh Allah. Siapapun yang melaksanakan gerakan shalat dia telah melaksanakan gerakan yang didesain langsung oleh Allah. 

Gerakan shalat merepresentasikan gerak melingkat 360 derajat. Berdiri-ruku-berdiri (90 derajat), berdiri-sujud (180 Derajat), sujud-duduk-sujud (90 derajat). Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan tawaf, gerakan ibadah mengelilingi Ka'bah. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan bumi mengelilingi matahari. Gerakan shalat 360 derajat sama dengan gerakan semesta alam hingga membentuk galaksi. 

Setiap hari manusia bergerak tidak lepas dari gerakan melingkar 360 derajat. Setiap hari, dari rumah pergi ke kantor, pasar, dan kembali ke rumah. Setiap hari makanan masuk ke dalam perut kemudian dikeluarkan. Oksigen dihirup kemudian dikeluarkan lagi, dihirup lagi. Aliran listrik, pergerakan mesin dalam kendaraan, semua dibangun dengan sistem perputaran 360 derajat. Shalat adalah prinsip dasar dalam kehidupan alam semesta. 

Irama gerakan semesta adalah gerak melingkar 360 derajat. Semua makhluk yang diciptakan Tuhan, diciptakan dalam gerakan melingkar 360 derajat. Sesungguhnya menjaga gerakan melingkar yang paling berat adalah gerakan-gerakan melingkar yang telah ditetapkan Tuhan, dan gerakan shalat adalah gerakan melingkar yang harus dibangun dengan kesadaran sebagai gerakan ketundukkan dan kepatuhan kepada Tuhan. 

Shalat yang ditentukan Allah sebanyak lima kali dalam sehari, seperti lonceng-lonceng peringatan agar manusia kembali patuh dengan membangun kesadaran sebagai makhluk Tuhan dengan gerakan 360 derajat sebagai siklus dasar kehidupan. Siklus manusia diciptakan Allah dan kembali kepada Allah.

Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Hadiid, 57:3)

Mengapa gerakan shalat yang terlihat ringan, pada kenyataannya banyak yang lalai melaksanakannya. Manusia diciptakan sempurna dengan dua kekuatan yaitu fujur dan takwa. Kekuatan fujur mengikuti hawa nafsu dan kekuatan takwa dikendalikan kesadaran. Kekuatan fujur adalah kekuatan destruktif dan kekuatan takwa adalah kekuatan pemelihara. Menjaga keseimbangan antara kekuatan destruktif dengan kekuatan pemelihara inilah yang harus terus dijaga manusia agar manusia tetap berada di dalam garis edar seperti bumi beredar pada porosnya mengambang berputar di angkasa. Jika bumi kehilangan keseimbangan maka bumi akan keluar dari garis edarnya dan mengalami kehancuran. 

Demikian juga manusia, jika tidak bisa memelihara keseimbangan maka manusia akan keluar dari garis edarnya. Shalat adalah penjaga keseimbangan garis edar manusia. Kekuatan hawa nafsu yang destruktif merupakan sifat dunia materi. Setiap hari manusia hidup dalam ruang dan waktu yang material. Untuk bisa keluar dari pengaruh dunia material, manusia membutuhkan pengetahuan dan Allah memberi great knowledge berupa wahyu sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman. Shalat adalah great knowledge yang harus terus diperkaya pemahamannya sebagai kekayaan intelektual manusia. 

Mendirikan shalat yang terdiri dari ruku dan sujud, adalah sesuatu yang berat karena sifat fujur adalah kekuatan yang cenderung sombong dan tidak mau bersujud. Sifat fujur pada diri manusia ini yang sering mendapat penguatan dari faktor lingkungan. 

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Al Baqarah, 2:34).

Sujud adalah sebuah ketundukkan, kepasrahan, kerendahan diri makhluk, sebagai sebuah tindakan dari sifat ketakwaan makhluk kepada Allah. Kesombongan sering menjadi penghalang manusia untuk bersujud mengerjakan shalat, sehingga manusia cenderung merasa berat untuk bersujud. 

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Al Baqarah, 2:45). 

Shalat menjadi hal yang ringan bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu orang-orang yang selalu fokus meminta pertolongan kepada Allah. Orang-orang yang menjaga ruku dan sujud adalah mereka yang selalu didampingi oleh Allah, diringankan bebannya dalam segala kondisi. 

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al Baqarah, 2:153).***