OLEH: MUHAMMAD PLATO
Kegagalan, penderitaan, kesuksesan, kesejahteraan, kelapangan adalah takdir Allah. Tidak ada yang bisa menghapukan kesulitan dan kemudahan di muka bumi, keduanya sudah ditakdirkan Allah pasti terjadi dalam kehidupan. Jika tujuan hidup menghindarkan diri dari kegagalan semua akan berada dalam kegagalan. Jika hidup mencari kesejahteraan semua mendapat kesejahteraan tanpa harus dicari.
Cara berpikir orang-orang beriman itu berbeda dengan kebiasaan. Orang-orang beriman selalu menjaga pikiran berada dalam kesadaran ingat Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan membawa kesejahteraan bagi orang lain, tetapi pikiran orang-orang beriman tetap fokus pada pandangan dari Tuhan.
Penderitaan bukan dilihat dari kenyataan fisik yang biasa kita saksikan. Orang-orang hidup hidup di muka bumi dalam berbagai ragam keadaan. Jika kesejahteraan hanya dirasakan oleh orang-orang dengan fasilitas hidup dari kekayaan, maka Allah tidak adil karena kesejahteraan hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang. Oleh karena itu, Allah maha adil karena kesejahteraan bisa dinikmati oleh setiap orang dalam segala kondisi. Ada seorang ayah bahagia mendapatkan uang Rp. 10.000 karena baginya keselamatan hidup hari itu untuk dana pendidikan anak-anaknya.
Jadi apa sesunguhnya penyebab penderitaan? Allah berfirman bahwa semua sebab kemalangan datang dari diri sendiri.
Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan. " (Al An'aan, 6:120).
Semua penderitaan disebabkan dari apa yang kita kerjakan. Ada dua pekerjaan yang kita lakukan yaitu pekerjaan atas nama Allah dan pekerjaan yang melupakan Allah. Pekerjaan yang melupakan Allah akan jadi penderitaan. Semua tindakan yang dilakukan dengan perencanaan singkat (spontan) atau pun dengan perencanaan matang akan berujung pada penderitaan jika melupakan Allah.
Penederitaan adalah hasil dari olahan pikiran yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan buruk. Kesimpulan buruk akan memengaruhi hati menjadi khawatir, kecewa, atau benci. Kesejahteraan adalah hasil olahan pikiran yang menghasilkan kesimpulan-kesimpulan baik. Kesimpulan baik akan melahirkan harapan, optimisme, ketenangan atau kedamaian dalam hati.
Kendala umumnya adalah hasil olahan pikiran seseorang lebih biesar dipengaruhi oleh situasi yang sedang dihadapinya. Situasi-situasi krisis yang dialami seseorang kadang mendominasi hasil kesimpulan yang dihasilkan. Hanya orang-orang yang paham saja, yang mampu mengendalikan situasi krisis menjadi peluang, dan harapan-harapan baik. Mereka adalah manusia berkarakter unggul dengan kemampuan berpikir positif tingkat tinggi.
Maka untuk menghindari penderitaan, sangat tergantung pada hasil olah pikir yang akan memengaruhi suasana hati. Untuk itu Allah menyampaikan di dalam Al Quran apapun kejadiannya harus tetap menghasilkan kesimpulan yang baik. Carilah dari setiap kejadian sisi-sisi baik yang dapat menghasilkan harapan, optimisme, dan kedamaian.
"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia." (Fushshilat, 41:34).***
No comments:
Post a Comment