OLEH: MUHAMMA PLATO
Keberuntungan adalah kemujuran hidup yang datangnya tidak disangka-sangka. Keberuntungan sering diyakini sebagai suatu keadaan yang tidak semua orang tahu apa sebabnya. Tentang keberuntungan banyak orang mengaitkannya dengan nasib-nasiban. Ada orang dinasibkan beruntung hidupnya ada orang yang kurang beruntung. Keberuntungan menjadi hal yang tidak bisa ditebak, dan kadang menjadi seperti undian.
Kadang-kadang keberuntungan sering dijadikan alasan orang untuk menghindar dari sikap kerja keras. Keberuntungan juga sering dijadikan alasan oleh orang ketika mengalami kegagalan. Ada juga keyakinan bahwa tidak semua orang memiliki nasib beruntung. Tidak sedikit orang mencari keberuntungan dengan cara-cara mistis takhayul.
Al Qur an menjelaskan siap-siapa saja orang yang akan diberi keberuntungan. Merujuk pada Al Quran kita bisa menentukan siapa orang beruntung dan siapa yang merugi. Keberuntungan tidak ujug-ujug, tetapi ada sebab-sebab yang harus dimiliki agar orang bisa beruntung. Panduannya bisa kita kembangkan dari Al Qur'an.
Satu-satunya orang yang tidak akan mendapat keberuntungan adalah mereka yang berbuat dosa. Perbuatan dosa adalah prilaku-prilaku tidak produktif dari hal kecil sampai hal besar. Semua peraturan yang baik datangnya dari Allah. Maka sikap dan prilaku yang tidak baik seperti indisipliner, tidak taat pada aturan, malas, melecehkan, tidak taat pada guru, pemimpin, adalah prilaku dosa (bertentangan dengan perintah Allah). "Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa" (Yunus, 10:17).
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung. (Ali Imran, 3:200).
Salah satu penyebab keberuntungan seseorang adalah kesabaran. Kesabaran adalah sebuah tindakan, dalam bentuk gerak pasif atau pun aktif. Kesabaran dilakukan dalam kegiatan-kegiatan positif berdasarkan keyakinan pada Tuhan. Bersabar dalam kebaikan adalah penyebab keberuntungan.
Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Al Maa'idah, 5:100).
Penyebab keberuntungan kedua adalah mereka yang memiliki kemampuan akal untuk membedakan baik dan buruk tanpa terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan pribadi. Akal memiliki kedudukan netral, yang akan membedakan cara pandang seseorang adalah pengetahuan yang dimiliki.
Setiap pengetahuan yang masuk ke dalam memory otak akan jadi pembentuk cara pandang. Sumber pengetahuan dapat dibagi dua, yaitu pengetahuan alam material dan non material (kitab suci). Dominasi pengetahuan alam materi dalam otak akan membentuk cara pandang materialistik. Sebaliknya dominasi cara pandang non material dari kitab suci, akan memebntuk cara pandang mistik.
Cara pandang jalan tengah adalah cara pandang holistik yang menjadikan sumber pengetahuan alam dan sumber pengetahuan non alam (kita suci), saling berkaitan, saling memperkuat dan membawa kepada cara pandang hidup damai dan sejahtera.
Orang yang akan mendapat keberuntungan bukan yang rajin shalat lupa bekerja, bukan pula yang rajin bekerja lupa shalat. Orang-orang yang beruntung adalah mereka yang rajin shalat dan rajin bekerja. Bagi orang-orang yang rajin shalat mereka akan rajin bekerja karena bekerja bagian dari implementasi sedekah. Inilah tanda bagi orang-orang yang akan mendapat keberuntungan.***
No comments:
Post a Comment