Oleh: Muhammad Plato
Setiap orang ada Fir'aunnya. Kisah Fir'aun yang dikabarkan dalam Al Quran bukan hanya sebagai sosok manusia yang pernah hidup di muka bumi, tetapi sebagai karakter manusia. Allah menjelaskan secara nyata dengan memberi contoh kisah bagaimana sifat fujur (buruk) yang ada pada manusia. Salah satunya manusi berkarakter Fir'aun.
Karakter Fir'aun selalu ada pada setiap diri manusia. Jadi Fir'aun bukan menceritakan prilaku manusia zaman dahulu kala, tetapi sedang menceritakan karakter manusia yang hidup sekarang termasuk saya dan anda. Jadi ketika Al Quran berbicara tentang Fir'aun, Al Quran sedang berbicara tentang saya dan anda.
Apa sesungguhnya karakter Fir'aun yang pasti ada pada setiap manusia? Karakter Fir'aun yang pasti ada adalah egois. Sifat-sifat yang menjadi ciri sebagai seorang individu. Kisah Fir'aun dalam Al Quran mengabarkan sebuah kisah bagaimana sifat keegoan manusia yang melampaui batas kewajaran. Maka dikatakan dalam Al Qur'an, Fir'aun adalah manusia berdosa karena melampaui batas.
Dalam diri setiap orang ada karakter Fir'aunnya, maka Allah memimpin manusia supaya takut kepada-Nya |
"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas," (An Naazi'aat, 79:17).
Kisah tentang Fir'aun bukan berarti hanya terjadi sekali di masa lalu. Secara historis fakta kisah Fir'aun hanya terjadi sekali di masa lalu, namun secara generalis kisah Fir'aun akan berulang sampai akhir zaman. Karakter Fir'aun yang akan berulang dalam setiap rezim atau zaman yaitu karakter berkuasa hingga menghilangkan kekuasaan Tuhan. Dalam setiap zaman selalu pasti ada manusia-manusia yang berperan sebagai Fir'aun dengan gonta-ganti nama tokoh.
Inilah karakter Fir'aun yang ada pada diri manusia dalam kehidupan keluarga maupun negara. "Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang. Maka dia mengumpulkan lalu berseru memanggil kaumnya. berkata: "Akulah tuhanmu yang paling tinggi". (An Nazaazi'aat, 22-24).
Sifat merendahkan orang lain, merasa benar, merasa berkuasa, ada pada setiap diri manusia. Perkelahian, pertengkaran, perselisihan, kedengkian, kebencian, bersumber pada karakter Fir'aun yang dominan muncul pada diri seseorang. Kisah Fir'aun menggambarkan bagaimana egoisme manusia yang telah melampaui batas hingga merasa dirinya sebagai Tuhan sebagai penentu segala kehidupan manusia.
Untuk itu setiap zaman selalu ada manusia-manusia yang akan mengingatkan setiap orang untuk menyampaikan pengajaran-pengajaran agar manusia menyucikan diri dari sifat-sifat Fir'aun. "dan katakanlah: "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri. Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar." (An Naazi'aat, 79:18-20).
Proses penyucian jiwa untuk meredam karakter Fir'aun dalam diri manusia adalah dengan beriman dan mempelajajari ayat-ayat Allah, menemukan kebenaran dan beserah diri kepada Allah dengan rasa takut melalui shalat dan sedekah. Wallahu'alam.***
No comments:
Post a Comment