OLEH: MUHAMMAD PLATO
Semua tujuan pengajaran
untuk diri sendiri, orang lain hanya mendengar, mempertimbangkan dan
memutuskan. Semua pengajaran konkritnya akan ditanggkap oleh diri kita dan
orang lain adalah pengetahuan. Setiap orang punya level-level pengetahuan yang
dipahaminya.
Secara singkat saya
jelaskan bagaimana level pengetahuan seseorang dengan menggunakan analogi dari
struktur benda. Level benda menurut fisika terdiri dari atom, molekul,
partikel, dan quanta. Empat level benda ini saya bandingkan dengan konsep
pengetahuan dalam pemikiran Islam sebagai berikut:
LEVEL
PEGETAHUAN |
LEVEL
PENGETAHUAN |
LEVEL
PENGETAHUAN |
ATOM |
SYARIAT |
FORMAL |
MOLEKUL |
TAREKAT |
INTELEKTUAL |
PARTIKEL |
HAKIKAT |
MISTIK |
QUANTA |
MA’RIFAT |
PROPHETIK |
(Sumber: Fritjop Capra, Fahrudin Faiz)
Level pengetahuan atom
terdapat pada level pengetahuan awam level alam nyata. Pengetahuan yang didapat
atau diterima begitu saja apa adanya. Pengetahuan yang diterima bersumber dari
apa yang ditangkap dari panca indera; didengar, dilihat, diraba, dirasa dan
dicium. Penngetahuan yang di dapat panca indera langsung diterima disimpan di
memori tanpa ada proses pemahaman. Dalam teori pengetahuan Bloom, pengetahuan
yang didapat panca indera ini ada pada level ingatan (recalling data). Orang
yang pengetahuannya di level atom (benda besar) sama dengan level pengetahuan
syariat (jalan besar) atau formal (pola umum). Tindakan orang pada level ini
berdasar pendapat umum, opini atau apa kata orang banyak. Pada level ini orang
melihat alam ini pada level benda-benda besar yang terpisah-pisah, out group-in
group. Cintanya pada materi masih sangat besar.
Level pengetahuan molekul (pola khusus), merupakan level pengetahuan tarekat (jalan kecil) atau intelektual. Pengetahuan yang diterima seseorang sudah melalui proses pemahaman. Pada proses pemahaman sudah ada proses kerja akal. Setiap informasi yang diterima sudah melalui proses pemahaman sebab akibat. Pengetahuan orang pada level ini sudah mulai mendalam dan sedikit kritis. Prilaku orang pada level ini sudah memiliki dasar pemahaman mengapa suatu tindakan harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Pada level ini orang melihat alam sebagai kelompok-kelompok kecil yang terpisah-pisah, out group-in group. Cintanya pada materi sudah mengecil.
Level pengetahuan
partikel (pola sangat khusus), merupakan level hakikat, atau mistik.
Pengetahuan yang diterima melibatkan akal dan perasaan (hati). Pada level ini,
pengetahuan yang diterima sudah melalui proses uji rasa. Setiap informasi yang
masuk sudah melalui proses analisis dan evaluasi. Tindakan orang pada level
pengetahuan ini, mempertimbangkan ketenangan jiwa, kesucian diri, dan tidak
merugikan orang lain. Pada level ini orang melihat alam sebagai benda dalam
bentuk individu-individu kesendirian. Menagsingkan diri, menjauhkan diri dari
hiruk pikuk merupakan jalan hidup yang harus ditempuh untuk mendapatkan
ketenangan dan kesucian diri. Cintanya pada materi hanya tinggal apa yang ada
dalam dirinya.
Level pengetahuan quanta,
(pola general), merupakan level ma’rifat atau prophetik. Pengetahuan yang
diterima sudah melalui proses sistesa antara akal dan perasaan mendalam, dengan
tujuan-tujuan kemanusiaan. Pada level ini orang sudah bisa menemukan ketanangan
sekalipun dalam hiruk pikuk kehidupan.
Pada level ini orang sudah melihat alam sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Keberadaan benda lain tidak lepas dari keberadaan benda-benda
lain. Keberadaan dirinya tidak lepas dari keberadaan orang lain. Keberadaan
dirinya tidak terlepas dari keberadaan orang lain. Antara dirinya dengan orang
lain terikat oleh sebuah sistem yang saling berhubungan. Pola tindak orang pada
level ini bukan hanya untuk kesenangan, ketenangan jiwa untuk dirinya sendiri.
Tindakan-tindakan yang dilakukannya bukan saja untuk pertimbangan rasa untuk
ketenangan dan kesejahteraan dirinya sendiri, tetapi sudah mempertimbangkan
ketenangan dan kesejahteraan orang lain. Cintanya pada materi hanya terbatas
apa yang dibutuhkan untuk hidup dan sebagian besar untuk kesenangan dan
kesejahteraan orang lain.
Orang-orang pada level
pengetahuan quanta, ma’rifat atau prophetik adalah orang-orang yang layak untuk
menjadi guru atau pemimpin di muka bumi ini. Orang-orang pada level ini sudah
melarutkan diri menjadi bagian dari sebuah sistem alam, yang memiliki tanggung
jawab untuk menjaga keharmonisan sistem kerja alam. Tuhan dengan dirinya sudah
hampir tidak ada jarak. Jarak antara Tuhan dan dirinya hampir tanpa batas. “Dan
sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan
oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (Qaaf,
50:16). Pada level ini orang sudah mengenal sistem kekuatan di luar manusia
yaitu Tuhan yang maha esa yang maha besar kekuasaannya.
No comments:
Post a Comment