OLEH: MUHAMMAD PLATO
Saya amati ada dua metode
beragama yang ada di masyarakat. Metode pertama adalah metode langsung
(direct). Pada metode ini seseorang bisa langsung berhubungan dengan Allah, tanpa perantara. Kedua, metode tidak tidak langsung (indirect). Pada metode ini seseorang untuk bisa berhubungan
dengan Allah harus melalui perantara. Kedua metode ini perangkatnya sama yaitu otak, akal, dan
penalaran.
Metode beragama secara langsung (direct), jika seseorang ingin berkomunikasi dengan Tuhannya bisa langsung mengakses sumber
ajarannya yaitu kitab suci. Melalui kemampuan akalnya dan keilmuan yang
dimilikinya, seseorang bisa membaca, memahami, mempraktekkan, menganalisis, mensintesis, menemukan nilai etika dan moral yang terkandung dalam kitab suci yang diyakininya.
Metode langsung memosisikan bahwa
manusia adalah makhluk sempurna, diberi alat yaitu otak, kapasitas akal dan
penalaran. Metode langsung dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kapasitas dan
keberanian untuk memahami kitab suci dengan kemampuan akalnya. Metode langsung dilakukan oleh orang-orang
yang mengakui bahwa antara Allah dan dirinya tidak ada batas. Akal yang dimiliki
manusia adalah anugerah dari Allah yang lebih dari cukup untuk bisa memahami
ayat-ayat Allah sekemampuannya, karena manusia dipandang Allah bukan dari kapasitas keilmuannya
tetapi ketakwaan akalnya kepada Allah.
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuurat, 49:13).
Pada dasarnya, ilmu hanya membantu pemahaman seseorang
tentang hakikat Allah dan ciptaannya. Hasil dari kepemilikan ilmu adalah keimanan
dan ketaatan kepada Allah. Allah tidak mengukur berapa kapasitas keilmuan
seseorang, tetapi Allah memuliakan berdasar keimanan dan ketaatannya. Allah
tidak membedakan orang berdasarkan lulusan sekolah dasar dan perguruan tinggi,
tetapi sejauhmana keimanan dan ketakwaan seseorang.
Dalam metode beragama tidak langsung (indirect);
seseorang untuk berkomunikasi dengan Allah, tidak bisa langsung tetapi memerlukan
bantuan dari orang-orang yang dianggap lebih paham dalam memahami ayat-ayat Allah.
Untuk itu dibutuhkan guru pembimbing dalam memahaminya. Ketergantungan pada
guru-guru pembimbingnya sangat erat, sehingga akalnya diposisikan terikat oleh
apa yang telah dijelaskan oleh guru-gurunya. Dalam hal ini seperti penganut
ajaran Nasrani yang sangat terikat kepada pemahaman para pendetanya. Tidak ada
yang berhak memahami kitab suci kecuali para pendetanya.
Mereka yang beragama tidak
langsung, akalnya tidak memiliki kebebasan dan memosisikan akalnya tidak pantas
untuk memahami ayat-ayat Allah secara langsung. Akalnya dianggap memiliki keterbatasan
dan rendah di banding dengan gurunya. Ketaatan pada gurunya terdahulu dianggap
sebagai satu-satunya cara memahami agama.
Dua metode ini masing-masing
memiliki kelemahan. Kelemahahan dari dua metode beragama ini adalah egoisme, sikap
berlebihan yang melampaui batas kewenangan bahwa Allah sebagai pemilik
kebenaran. Kedua metode ini sama-sama akan terjebak pada egoisme individu atau
kelompok, akibatnya akan terjadi saling klaim kebenaran dan menimbulkan
perpecahan. Sikap egosime akan melampaui batas kewenangan dengan saling klaim sebagai
pemilik kebenaran. Risikonya, secara berlebihan kelompok yang beragama secara
langsung akan bergeser men-Tuhan-kan dirinya, dan kelompok yang tidak langsung
akan men-Tuhan-kan guru-gurunya.
Dari dua metode ini tidak ada
yang lebih diunggulkan, pemahaman yang harus dipahami bersama adalah sebagai
umat beragama tidak pantas untuk mengambil hak Allah sebagai pemilik kebenaran.
Sebagaimana para Nabi diutus ke bumi hanya untuk menyampaikan kebenaran dari
Allah. Kebenaran-kebenaran dari Allah disampaikan kepada manusia untuk membimbing
mereka agar bisa hidup damai dan
sejahtera di dunia dan akhirat.
No comments:
Post a Comment