OLEH: MUHAMMAD PLATO
Dua sahabat dengan cepat telah
pergi mendahului kita. Di saat-saat kita butuh kehadiran guru-guru terbaik
untuk melahirkan generasi-generasi terbaik, Allah punya rencana lain, Allah
memanggil sahabat-sahabat terbaik kembali pulang kepada-Nya. Rasanya ingin protes
mengapa terjadi di saat-saat situasi sedang seperti ini? Untung saja ada
sedikit kesadaran terbersit, bahwa orang-orang terbaik dihadapan Allah akan
diuji dengan ujian-ujian besar agar selalu dekat dengan Allah.
Jika kita akan kehilangan sesuatu, sebenarnya Allah telah memberi tahu. Cara Allah memberi tahu dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada alam, hewan, teman, saudara, pikiran dan bisikan hati. Allah memberi tanda-tanda. Kemampuan kita membaca tanda-tanda dapat jadi pengingat diri menjadi selalu waspada.
Sebagaimana Allah memberi tahu
dengan tanda-tanda alam, mendung sebagai tanda akan turun hujan, angin kencang sebagai
tanda akan terjadi penggantian musim, banjir bandang sebagai tanda telah
terjadi kerusakan hutan, gunung meletus sebagai tanda pergerakan dapur magma. Semua
tanda dikejadian alam adalah Allah yang menggerakkan, manusia membaca sebab dan
akibatnya sebagai tanda.
Kejadian alam di rumah, ketika nasi
sering basi Allah memberi tanda. Burung menabrak kaca, kupu-kupu, ular,
kelabang, serangga, masuk rumah adalah tanda. Hati tiba-tiba gelisah dan pikiran
jadi berprasangka negatif itu adalah tanda-tanda. Ilmu tanda-tanda Allah
kabarkan dalam Al-Qur’an.
“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di
laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari
langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)
-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan
awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh tanda-tanda bagi kaum yang memikirkan. (Al Baqarah,
2:164).
Lalu bagaimana kita membaca tanda-tanda?
Bukan kejadian fisik apa yang akan terjadi yang kita baca. Bukan siapa yang
akan berbuat dzalim kepada kita yang kita baca. Bukan penderitaan apa yang akan
menimpa kita yang kita baca. Allah memberi kabar cara membaca kejadian di dalam
Al-Qur’an.
“Bacalah atas nama Tuhanmu
Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,” (Al ‘Alaq, 96:3).
Membaca
atas nama Tuhan berarti manusia tidak boleh sembarangan membaca tanpa ada
petunjuk dari Allah. Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang beriman adalah
petunjuk membaca segala kejadian alam yang pada hakikatnya adalah tanda-tanda
dari Allah.
Lalu bagaimana cara membaca tanda-tanda dari Allah berdasar petunjuk Al-Qur’an? Tanda-tanda dari Allah dapat dibaca oleh kaum yang memikirkannya, sebagaimana bunyi kata terakhir dalam Al Baqarah ayat 164, “la ayaatilliqoumi ya’qiluun”. Membaca kejadian sebagai tanda-tanda dari Allah adalah sebagai sebab dan manusia memikirkan akibatnya. Sebaliknya membaca tanda-tanda dari Allah sebagai akibat dan memikirkan sebabnya. Dua pola ini menjadi cara membaca tanda-tanda kejadian dari Allah. Untuk mempermudah kita buat tabel seperti di bawah ini, bacalah dari atas ke bawah pada tiap kolom agar bisa dipahami secara kronologis.
Tanda-tanda |
Sebab |
Akibat |
Semua tanda-tanda kejadian adalah
dari Allah |
Membaca dengan memikirkan apa
sebabnya |
Membaca dengan memikirkan apa
akibatnya |
Menurut Petunjuk Allah, semua
sebab kejadian baik dan buruk datang dari diri sendiri |
Menurut petunjuk Allah semua
akibat adalah apa yang dikehendaki Allah |
|
Membaca sebab kejadian menurut
petunjuk Allah adalah berpikir,
merenungi, merefleksi diri, atas apa-apa yang telah dilakukan di masa lalu. |
Membaca akibat apa yang akan terjadi
menurut petunjuk Allah adalah berpikir dengan bertauhid berserah diri atas
apa yang akan terjadi sesuai kehendak Allah. |
|
Perintah Allah, hapuslah
keburukan dengan berbuat baik, atau ingat Allah banyak banyak agar akibat
yang terjadi tetap baik. |
Perintah Allah, “Dan Tuhanmu
adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (2:163) |
Saya sederhanakan logikanya biar mudah memahaminya. Jadi jika kita mau membaca tanda-tanda kejadian dari Allah. Cara kerja logikanya sederhana, bacalah bahwa semua sebab kajadian yang kamu anggap buruk itu datang dari dirimu sendiri, dan bacalah semua akibat yang akan terjadi hanya Allah satu satunya yang tahu, tidak ada satu pun yang tahu selain Allah.
Harus kita pahami dalam hal
membaca akibat-akibat yang akan terjadi, selalu ada manusia atau makhluk selain
Allah yang merasa tahu. Manusia atau makhluk selain Allah ini kadang posisinya menjadi
seperti Allah, dan inilah yang tidak boleh dilakukan oleh manusia, yaitu memiliki
keyakinan kepada selain Allah.
Jadi tanda-tanda itu hanya
berfungsi sebagai peringatan untuk manusia, agar selalu ingat Allah, mohon
ampun kepada Allah, dan berusaha memperbaiki diri dihadapan Allah, lalu setelah
itu berserah dirilah atas segala akibat yang akan terjadi kepada Allah. Namun harus
diingat, segala akibat yang akan terjadi jika kita telah memohon ampunan dan
berserah diri kepada Allah, maka segala akibatnya adalah keberuntugan besar. “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.”
(Al Buruuj, 85:11).
No comments:
Post a Comment