OLEH: MUHAMMAD PLATO
Surat Al Jin berisi tentang kisah
ajaran ketauhidan yang di bawa Nabi Muhammad SAW. Jin adalah makhluk ghaib yang
bisa membelok keimanan seseorang. Jin bisa membisikkan hati dan pikiran
sehingga pandangan manusia berdasarkan pandangannya seperti melihat kebaikan. Jin
bersama dengan orang yang mendua dan mentigakan Tuhan, padahal Allah telah menetapkan
dirinya Tunggal.
“dan bahwasanya Maha Tinggi
kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak.” (Al
Jin, 72:3).
Dijelaskan dalam surat Al Jin, orang-orang
kurang akal bersekutu dengan Jin untuk menentang keesaan Allah. Mereka menghina
Allah dengan melampaui batas. Mereka yang menghina Allah telah bersekutu dengan jin.
“Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami
dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah, (Al Jin,
72:4).
Dan sesungguhnya di antara
kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak
demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (Al Jin, 72:11)
Dan sesungguhnya di antara
kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran. Barang siapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih
jalan yang lurus. (Al Jin, 72:14).
Sesungguhnya tempat-tempat
ibadah adalah tempat menyembah Allah, tidak ada yang disembah selain Allah.
Tidak ada orang-orang yang wajib di sembah di tempat-tempat ibadah kecuali Allah.
Orang-orang yang membuat tempat ibadah sebagai tempat menyembah manusia dan selain Allah, maka
sesungguhnya mereka telah bersekutu dengan Jin.
Dan sesungguhnya mesjid-mesjid
itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di
dalamnya di samping (menyembah) Allah. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah
(Muhammad) berdiri menyembah-Nya (mengerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu
desak mendesak mengerumuninya. Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya
menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya". (Al
Jin, 72:18-20).
Di dalam surat Al Jin, Nabi
Muhammad sudah menetapkan bahwa masjid atau tempat ibadah adalah tempat menyembah
Allah Yang Esa. Jin-jin memengaruhi untuk membelokkan hati, pikiran, pandangan,
pendengaran, untuk menyembah orang atau selain Allah. Namun Nabi Muhammad SAW
sebagaimana di wahyukan Allah tetap mengatakan, aku hanya menyembah Allah dan
tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah.
Jadi berdasarkan keterangan surat
Al Jin, hidup manusia ada dua jalan. Mereka ada yang mengabil jalan lurus ada
yang mengabil jalan sesat. Orang-orang yang mengambil jalan sesat adalah mereka
yang menyekutukan Allah. Mereka menjadikan manusia sebagai sesembahannya dengan
menyebut tuhan anak, tuhan ibu, dan tuhan bapak. Di dalam tempat-tempat ibadah
orang sesat, mereka menjadikan patung-patung manusia sebagai sesembahannya.
Jadi mereka yang bersekutu dengan
Jin adalah mereka yang menyembah kepada selain Allah dan mereka menjadikan
manusia sebagai sesembahannya. Jadi sebenarnya, bagi orang-orang yang berakal
sehat, surat Al Jin ini menjelaskan orang-orang yang sesat karena bersekutu
dengan Jin. Jadi dalam surat Al Jin, dikabarkan Nabi Muhammad SAW mendapat
godaan dari jin-jin, namun Nabi Muhammad tetap bersikukuh berpegang pada wahyu
Allah, bahwa “aku hanya menyembah Allah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan
sesuatu pun dengan Nya.”
No comments:
Post a Comment