OLEH: MUHMMAD PLATO
Berjumpa dengan
kawan-kawan lama di sekolah, menjadi ruang diskusi yang bukan lagi untuk
mengenang masa-masa lalu di sekolah. Bertemu dengan kawan lama di sekolah untuk
saling bertukar pikiran setelah sekian lama hidup umur bertambah dan jatah
berkurang. Diksusi yang harus dibuka setiap bertemu kawan lama adalah
menyangkut realitas hidup yang harus terkendali untuk selamat sampai tujuan.
Lain jalan hidup lain
cerita, beruntunglah bagi orang-orang yang punya kebiasaan berpikir, membaca
kenyataan-kenyataan hidup dan selalu mengajak berdialog dengan sesama. Tidak
ada jalan baik dan buruk, karena semua orang ditempa dengan jalannya
masing-masing untuk menemukan Tuhannya. Hidup ini dua jalan bukan jalan baik dan
buruk menurut persepsi kita, tapi jalan pendek dan jalan panjang.
Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan. Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar?.
(Al Balad, 80:10-11)
Jalan pendek adalah
jalan-jalan sempit ke sebelah kanan yang terjal namun cepat sampai tujuan.
Jalan panjang adalah jalan-jalan lebar tapi penuh dengan hambatan hingga lama
untuk sampai tujuan. Tujuan semua manusia adalah kembali kepada Tuhan Yang Esa.
“Hai manusia,
sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka
pasti kamu akan menemui-Nya.” (Al Insyiqaaq, 84:6).
Jadi tidak ada satupun
manusia yang tidak akan kembali kepada Tuhannya. Apa pun yang dilakukan
manusia, semuanya sedang bekerja keras berjalan menuju Tuhannya. Perbedaannya
adalah ada yang bekerja keras menempuh jalan pendek menuju Tuhannya, ada yang
bekerja keras menempuh jalan pajang menuju Tuhannya.
Orang-orang yang menempuh
jalan pendek adalah mereka yang mengikuti segala bimbingan Tuhan melalui para
Rasul dan kitab yang ditinggalkannya. Orang-orang yang menempuh jalan panjang
adalah mereka yang membuat jalan sendiri, mereka memikirkannya, memetakannya,
dan mereka merasa mampu menemukannya dengan kemampuan akal yang dimilikinya
tanpa bantuan Tuhan.
Orang-orang yang menempuh jalan pendek dan terjal, mereka mampu merasakan kesenangan jiwa dalam kesempitan dan terbatas, setelah itu mereka akan sampai pada suatu tempat yang penuh kesenangan dan keleluasaan tanpa batas hingga akhirnya bertemu Tuhan. Bagi orang-orang yang menempuh jalan panjang mereka merasakan kesenangan dalam keleluasaan, setelah itu mereka akan menempuh jalan sukar yang penuh semak belukar yaitu suatu proses penyucian jiwa yang panjang, sebelum kembali kepada Tuhannya. Sementara itu, orang-orang yang mengambil jalan pendek sudah sampai pada suatu tempat menyenangkan dan penuh kenikmatan sambil menunggu kembali kepada Tuhannya.
Semua manusia diciptakan
dari ruh Tuhan dan ruh itu akan kembali kepada Tuhan. Mereka yang melalui jalan
pendek terjal dan mendaki akan cepat bertemu dengan Tuhannya, dan mereka yang
menempuh jalan panjang akan lama bertemu dengan Tuhannya. Mereka yang memilih
jalan panjang, setelah menikmati kesenangan mereka akan bertemu dengan
kesulitan sebelum bertemu Tuhannya, dan mereka yang memilih jalan pendek
setelah mendaki jalan yang terjal penuh kesulitan, akan bertemu kesenangan
hinnga kembali kepada Tuhannya.
Kitab suci (Al-Qur’an)
yang diturunkan pada Para Nabi isinya adalah kabar berita, yang menjelaskan
bagaimana manusia-manusia berjalan pada kedua jalan yang disediakan Allah. Maka
manusia diberi ruh atau kemampuan kreatif oleh Allah untuk memilih jalan mana
yang hendak ditempuh, apakah jalan pendek atau jalan pandang. Dan orang-orang
yang berakal sehat akan memilih jalan-jalan pendek yang mendaki dan terjal agar
cepat sampai tujuan.
Lalu apakah jalan mendaki
dan terjal itu? “melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada
hari kelaparan, anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang
sangat fakir. Mereka adalah golongan kanan”. (Al Balad, 90: 13-18). Inilah
jalan-jalan yang ditempuh oleh orang-orang berakal sehat. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment