OLEH: MUHAMMAD PLATO
“Semua benda memiliki jantung dan
jantungnya Al-Qur’an adalah Yasin”. (HR. Tirmidzi). Menurut ahli, hadis ini
dhaif namun kaum muslimin yang yang terbiasa membaca surat Yasin, jangan
melewatkan membaca surat-surat lainnya. Pada prinsipnya membaca Al-Qur’an surat
apa saja tidak ada larangan.
Sekalipun hadis ini dhaif tapi
menarik pula untuk kita pikirkan mengapa ada gagasan bahwa surat Yasin ini
diumpamakan sebagai Jantung. Jantung berfungsi sebagai pengatur irama
kehidupan. Tenang dan tegangnya seseorang dapat dideteksi dari detak jantung. Orang-orang
terbaik adalah yang detak jantungnya tenang baik di dalam kondisi ektsrem
maupun normal. Sebagaimana kuda-kuda terbaik Nabi Sulaeman memiliki detak
jantung tenang, sekalipun telah berlari kencang.
“(ingatlah) ketika
dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat
waktu berlari pada waktu sore.” (Shaad, 38;31).
Jantung memiliki kenyamanan
ketika situasi hati dan pikiran terkondisikan tidak menjadi ancaman atau
kekhawatiran. Dalam ilmu psikologi, kemampuan mengondisikan hati atau pikiran
berkaitan dengan coping, yaitu suatu usaha mengatasi stress atau ketidaknyamanan.
Untuk bisa mengatasi ketidaknyamanan diperlukan kemampuan mengolah pengetahuan
yang dipersepsi negatif menjadi positif. Untuk itu dibutuhkan panduan berpikir
yang sumber pengetahuannya didasari keimanan dan keyakinan kepada Tuhan.
Keimanan kepada Allah akan membantu coping. Keimanan adalah pemutlakkan terhadap
pengetahuan yang datang dari Allah. “Sama saja bagi mereka apakah kamu
memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada
mereka, mereka tidak akan beriman.” (Yasin, 36:10). Untuk itu membaca pengetahuan dari Al-Qur’an harus
dengan pemutlakkan (keimanan) bahwa pengetahuan tersebut bersumber dari Allah.
Pengetahuan dalam Al-Qur’an adalah bantuan Allah kepada manusia untuk membaca
segala kejadian berdasarkan persepsi atau petunjuk dari Allah.
“Bacalah atas nama Tuhanmu Yang menciptakan, (Al ‘Alaq, 96:1). Berdasarkan keimanan, kegiatan membaca adalah pekerjaan mutlak yang akan mendatangkan kebaikan bagi manusia dan itu petunjuk Allah.
Surat Yasin ayat-ayatnya
mengandung pengetahuan yang dapat membantu coping terhadap kejadian
kejadian yang tidak kita diinginkan. Coping dengan bantuan keterangan
ayat-ayat dalam surat Yasin, membantu pikiran dan hati menjadi tenang. Inilah di
antara ayat-ayat dalam surat Yasin yang bisa membantu mengkondisikan hati dan
pikiran menjadi penenang jantung bila menghadapi kejadian yang tidak
menyenangkan.
Jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan maka coping pertama adalah, “Kemalangan kamu itu adalah
karena kamu sendiri.” (Yasin, 36:19). Mempersepsi kemalangan bersumber dari
luar adalah akar yang akan membuat masalah menjadi lebih besar dan tidak terselesaikan.
Manusia tidak bisa mengubah keadaan di luar dirinya. Atas kehendak Allah, manusia
hanya bisa mengubah dirinya sendiri karena manusia itu sendirilah yang berkuasa
atas dirinya. Apa yang terjadi di luar dirinya dapat berubah dengan mengubah dirinya
sendiri. “…sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat
yang telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa
yang ada pada diri mereka sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui, (Al-Anfaal, 8:53). Jadi obat jantung dari surat Yasin adalah
apabila mendapat kemalangan jangan menyalahkan orang lain, percayalah pada pengetahuan
dari Allah bahwa semua itu datang dari diri sendiri. Jika anda sudah mengetahuinya
maka solusinya sudah ditemukan yaitu memperbaiki diri.
Coping kedua, jika kemalangan
menimpa mutlakkan (imani) dalam hati dan pikiran bahwa setelah kematian ada
kehidupan lagi. Prilaku baik dan buruk di dunia akan jadi akibat di kehidupan
setelah kematian. Setelah kematian, prilaku buruk di dunia akan jadi kemalangan
dan prilaku baik akan jadi kebahagiaan. “Sesungguhnya Kami menghidupkan
orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan
bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam
Kitab Induk yang nyata (Lohmahfuz).” (Yaasin, 36:12). Jadi kemalangan dan
kebahagiaan yang terjadi di dunia, bisa jadi buruk bisa jadi baik sangat
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jika kemalangan diterima dengan prilaku
baik akan jadi kebahagiaan. Sebaliknya jika kebahagiaan kita terima dengan perilaku
buruk akan jadi kemalangan. Kunci coping dalam hidup ini adalah apapun
kejadiannya jaga hati, pikiran, sikap, prilaku agar tetap baik. Mutlakkan dalam
hatia dan pikiran bahwa setiap prilaku baik yang kita lakukan akan melahirkan
kebaikan. “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar Rahmaan,
55:60). Hal buruk atau baik yang telah terjadi tidak perlu
dikhawatirkan berdampak buruk pada diri kita selama kita selalu menjaga sikap selalu
baik, yaitu tidak menyalahkan orang lain.
Coping ketiga, jika
kemalangan menimpa mintalah nasihat kepada orang-orang yang tidak meminta upah
dari nasihat. Jangan minta nasihat kepada orang-orang yang ketika memberi
nasihat harus memberi sesuatu kepada mereka. Orang-orang yang telah diberi petunjuk
Allah tidak meminta sesuatu apapun dari nasihat (bantuan) yang telah diberikan
kepada orang lain. “ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu; dan
mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Yasin, 36:21). Orang-orang yang tidak meminta upah dari
nasihat atau bantuan yang diberikan, tidak akan menambah masalah baru, sehingga
hati dan pikiran kita terasa tenang karena tidak akan terbebani dengan masalah
baru, dengan berharap sesuatu pada orang pemberi nasihat. Berharap pada selain
Allah akan berakibat masalah semakin besar karena menduakan Allah.
Coping ke empat, lakukan
pengakuan dosa kepada Allah. Dalam kondisi apapun manusia adalah makhluk pelupa
dan tidak luput dari masalah serta kesalahan. Pengakuan ini sebagai bentuk
pengakuan diri bahwa manusia tidak punya daya dan upaya untuk menyelesaikan
masalah kecuali dengan pertolongan Allah. Lakukan dengan penuh kesadaran dengan
hati dan pikiran berserah diri (ikhlas). “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti
berada dalam kesesatan yang nyata. “Sesungguhnya aku kalau begitu pasti
berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada
Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.” (Yasin, 36:24-25).
Coping ke lima, "Nafkahkanlah
sebahagian dari rezeki yang diberikan Allah kepadamu", (Yaasin,
36:47). Sebagaimana Hadis Rasulullah, sedekah yang kita keluarkan akan
menolak bala dan membantu kita keluar dari kesulitan. Melalui jalan sedekah
Allah melipat gandakan kebaikan melampau keburukan yang pernah kita lakukan. “Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa
yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(Al Baqarah, 2:261). Balasan sedekah berlipat ganda dari Allah akan menutupi
keburukan prilaku kita, hingga kebaikan kita menjadi surplus dan balasan yang akan
kit anikmati dari Allah adalah kebaikan.
Coping keenam, “dan
hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus”. (Yaasin, 36:61).
Jaga selalu ketauhidan dengan menjadikan Allah satu-satunya penolong. Tidak ada
kekuasaan selain Allah. Semua terjadi atas kehendak Allah. Jangan terlintas
sedikitpun dalam hati dan pikiran ada keimanan kepada selain Allah. “Sesungguhnya
perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" maka terjadilah ia. Maka Maha Suci (Allah) yang di
tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya lah kamu dikembalikan”.
(Yaasin, 36, 82-83). Fokuskan hati dan pikiran selalu berharap dan
bergantung kepada Allah saja, ketergantungan pada selain Allah membuat jantung
rapuh karena selain Allah tidak memiliki daya dan upaya. Untuk memfokuskan, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat." (Al-Baqarah, 2:215)
No comments:
Post a Comment