OLEH: MUHAMMAD PLATO
Terakhir saya berkomunikasi
dengan Pak Louis 29 Mei 2021, saya undang beliau untuk memberikan motivasi
kepada anak-anak untuk menjadi entrepreneur di acara wisuda virtual SMAN 2 Padalarang
yang akan dilaksanakan tanggal 3 Juni 2021. Beliau mengatakan, “tanggal 3 saya
masih di Sumbawa, lagi turing pakai motor, berangkat kemarin tanggal 27 Mei
sampai 8 Juni 2021”. Saya jawab, waduh jalan-jalan terus. Baiklah
saya agendakan khusus kegiatan lain. Semoga Selamat.
Tanggal 28 Juni 2021, saya dapat
informasi dari kawan SMP, “Bismmillah…Innalillahiwainnailaihi rojiun, telah
meninggal dunia Bp. Louis Frederick, suami tercinta dari Bunda Euis, semoga Beliau
khusnul khotimah. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau semasa hidupnya, dan
keluarga yang ditinggalkan sabar dan tawakkal menjalani takdir Allah”. Assalamulaikum
bro, bilih teu acan dapat info. Itulah
pesan yang saya terima. Saya cek nama dengan mengeja nama Pak Louis, dan
ingat-ingat nama istri Pak Louis. Setelah beberapa menit saya baru menerima Pak
Louis telah meninggal. Saya sampaikan informasi ke kawan-kawan Yayasan SBI di
Cianjur. Saya minta kepada kawan-kawan dan kepala SMK SBI untuk mengadakan
shalat ghaib untuk Pak Louis.
Jujur, saya sangat kehilangan sosok
Pak Louis. Sejak saya kenal Pak Louis, saya lebih mengenal karakter beliau
sebagai seorang entrepreneur tulen. Karakter yang saya lihat dari beliau adalah
bersahabat, tidak pernah marah, sabar dan penyantun. Karakter uniknya sebagai
seorang entrepreneur adalah tidak banyak debat hingga cepat dalam mengambil
keputusan dan sangat berani mengambil resiko dan tidak takut gagal.
Keberaniannya dalam mengambil resiko dan tidak takut gagal menurut saya didasari
bukan pola pikir manusia biasa. Pola pikir Pak Louis adalah pola pikir The
Great Man.
Pola pikir The Great Man dapat saya pahami dari cerita beliau ketika berdiskusi tentang rencana Beliau membangun kampus. Beliau berkata, “karena kampus yang dibangun butuh biaya besar, maka saya harus sedekah dalam jumlah besar". Beliau merencanakan akan membangun masjid dengan biaya satu miliar. Pola pikir ini tidak akan terjangkau oleh orang-orang yang berpikir matematika material.
Bagi saya yang sudah kurang lebih
15 tahun sedikit-sedikit mempelajari pola pikir dari Al-Qur’an, pola pikir Pak
Louis seperti pola pikir Nabi Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat, para
pemimpin besar dunia, dan para pemimpin besar di republik ini. Pola pikir Pak
Louis ini ada dalam penjelasan ayat Al-Qur’an.
“Perumpamaan orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat
gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas
(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al Baqarah, 2: 261).
Bagi saya apa yang dikemukakan oleh
Pak Louis bersumber dari rumus dalam Al-Baqarah ayat 261, yaitu 1-1 = 700.
Rumus ini tidak akan dimengerti oleh orang-orang yang belajar matematika alam.
Rumus ini dianggap klenik, mengada-ngada, dan takhayul. Allah berfirman, “Dan
temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila.”. (At Takwir,
81:22). Rumus 1-1=700 bukan ilmu nuzum, pesugihan atau hitung-hitungan orang
mabuk. Rumus hidup sukses dari Al-Baqarah ayat 261 yang dibicarakan Pak Louis bukan
untuk diperdebatkan, tapi untuk diujicobakan seperti apa yang dilakukan Pak
Louis.
Apa yang dilakukan Pak Louis
seperti apa yang diakukan Nabi Ibrhami dalam pejelasan Al-Baqarah ayat 260. “Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman:
"(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya
olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit
satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka
datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.”.
Itulah persepsi saya tentang Pak
Louis dari apa yang saya lihat dan dengar. Dan beliau memang melakukannya sesuai dengan
apa yang diomongkan, antara ucapan dan perbuatannya seirama, (walk the talk),
dalam bahasa Al-Qur’an, “mengerjakan apa-apa yang dia kerjakan”. Semoga menjadi sosok yang dicintai Allah.
Bagi saya yang sudah mengalami dua
kali kehilangan orang-orang terbaik dalam hidup, mereka orang-orang yang gugur dijalan
Islam sesungguhnya tidak meninggal. “Dan janganlah kamu mengatakan
terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, mati; bahkan mereka itu hidup,
tetapi kamu tidak menyadarinya.” (Al Baqarah, 2:154).
Ujung dari kehidupan ini bukan
kematian tapi kehidupan. Inilah pemahaman yang benar jika kita beriman kepada
Al-Qur’an. Jasadlah yang terlihat mati, tetapi ruh tetap hidup. Jasad itu fana.
Ruh berpindah ke dimensi kehidupan yang abadi kembali ke Allah Yang Abadi. Manusia
diciptakan dari ruh Allah yang hidup. "Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud". (Al Hijr, 15:29). Ruh yang hidup adalah milik Allah dan akan
kembali pulang ke Allah. Sesungguhnya cita-cita hidup kita di dunia adalah
supaya bisa hidup kembali bersama Allah.
No comments:
Post a Comment