OLEH: MUHAMMAD PLATO
Amazing Allah swt. diskusi
Dondy Tan, Ust Kainama, Host Ariesto dalam tayangan youtube Dondy Tan,
https://www.youtube.com/watch?v=kE9LNV_A01M, tanggal 28 Juni 2021 tentang pembuktian kata Hira
dalam Yesaya, 29:12, membuat saya berpikir. Argumentasi Ust. Dondy Tan dengan mengungkap
arti kata Hira melalui penggunaan kata Hira oleh orang Yunani, dapat
membuktikan bahwa kata Hira dalam Yesaya, 29:12 mengandung makna Hira merujuk
ke Gua Hira. Ini adalah tanda-tanda bahwa kebenaran demi kebenaran akan
terungkap dan Janji Allah adalah benar.
Maka bersabarlah kamu,
sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang
yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. (Ar Ruum,
30:60).
Melihat gaya penjelasan
agama oleh Ust. Dondy Tan dan Ust. Kainama, saya berpikir kita telah memasuki
era baru dalam memahami agama. Tidak ada lagi tipu-tipu dengan ayat dalam
beragama. Di era Industri 4.0, era society 5.0, informasi tentang kebenaran
agama begitu telanjang. Orang-orang yang menjajakan keyakinan dan
mengatasnamakan Tuhan, dapat di tracer, dianalisis, dan diverifikasi
kebenarannya dengan menggunakan perbandingan kitab suci.
Al-Qur’an yang mengklaim dirinya sendiri sebagai kitab suci yang diturunkan dari Allah dan terpelihara, dengan dimulainya agama era akal sehat semakin mengukuhkan secara nyata bahwa Al-Qur’an memang diturunkan dari Allah Yang Suci dan terpelihara.
“sesungguhnya Al Qur'an
ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak
menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta
alam.” (Al Waqiah, 56:77-80)
Metode saling menguji
kebenaran ayat-ayat dalam kitab suci melalui berbagai pendekatan, menjadi tanda
telah dimulainya era akal sehat dalam memahami agama. Di era akal sehat dakwah agama tidak lagi
berjualan dongeng, gelak tawa, dan popularitas, tetapi agama akan banyak
diajarkan dengan pendekatan-pendekatan yang masuk akal. Alat-alat bukti tentang
kebenaran ajaran agama tersedia berjuta-juta informasi yang tersedia di
internet.
Dimulainya era agama akal
sehat seiring dengan terbukanya informasi dengan ditemukannya internet yang
sering disebut dengan era informasi. Di era informasi pengetahuan bukan lagi
milik orang-orang tertentu, tetapi sudah jadi milik semua orang. Sekolah,
pesantren, kampus, bukan lagi mutlak sebagai tempat untuk menggali ilmu
pengetahuan. Sekolah, pesantren, kampus, telah berubah menjadi Sekolah,
pesantren, dan kampus universal. Dimanapun tempat adalah sekolah, dan seluruh
makhluk adalah guru sebagaimana dikemukakan oleh Ridwal Kamil, merupakan
pernyataan universal bahwa saat ini semua orang bisa belajar dan berpendidikan
melalui internet.
Di era informasi semua
orang bisa jadi guru, ustad, ulama, dan ilmuwan, tanpa harus berstatus siswa,
mahasiswa, dan gelar pendidikan. Dengan berjuta-juta informasi yang tersedia di
ineternet, semua orang bisa cerdas tanpa pendidikan formal. Kebenaran tidak
lagi mutlak membutuhkan legitimasi kampus, atau gelar. Legitimasi kebenaran di
era informasi adalah kemampuan berliterasi dan menggunakan akal sehat.
Era agama akal sehat
adalah era pemahaman agama berdasarkan argumen-argumen dari kitab suci.
Al-Qur’an dengan kebenaran-kebenaran yang nyata dan terus menerus terungkap
semakin nyata, akan membimbing seluruh
umat manusia menuju kepada agama era akal sehat. Beragama dengan doktrin buta,
manut pada satu guru, aliran, madzab, akan berakhir. Dengan akal sehat
bersumber pada kitab suci, setiap orang akan mencari dan menemukan keyakinan
dengan mengakses berbagai informasi yang tersedia di internet. Berjuta-juta
Informasi dan pendapat yang berbeda-beda di internet akan semakin membuat orang
semakin mandiri dan cerdas dalam menemukan dan memperkuat keyakinannya.
Keyakinan beragama seseorang di era agama akal sehat, akan benar-benar
bergantung pada kitab suci yang benar-benar datang otentik diturunkan dari
Tuhan Semesta Alam.
Di era agama akal sehat,
berbagai pendekatan kajian Al-Qur’an akan semakin beragam. Banyaknya pendekatan
dalam kajian Al-Qur’an akan membuka peluang banyak orang menemukan
kebenaran-kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan kadar pengetahuannya.
Untuk itu era akal sehat menjadi era kembalinya manusia kepada agama yang
lurus, agama yang dibawa Nabi Ibrahim, dan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW
yaitu Islam. Fakta ini akan terbukti sebagaimana prediksi perkembangan
keyakinan umat manusia didalam Al-Qur’an.
Berada dalam surga
kenikmatan (Islam). Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan
segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (Al Waqiah, 56: 12-14). “(Kami
ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari
orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar pula dari orang yang kemudian.
(Al Waqiah, 56: 38-40).
Jika kita gabungkan
secara berurut ayat-ayat dalam surat Al-Waqiah ini akan menggambarkan sebuah
perkembangan zaman, seperti gelombang, “segolongan besar terdahulu—segolongan
kecil kemudian, segolongan besar terdahulu, segolongan besar kemudian.” Dari
informasi ini, kita bisa menafsir bahwa penganut agama yang lurus akan
mengalami perkembangan pada awalnya besar, mengecil, kemudian membesar. Pada
era informasi, era agama akal sehat sekarang ini, akan terjadi gelombang ketiga,
yaitu golongan penganut agama yang lurus dalam jumlah besar.
Inilah masa-masa ujung akhir zaman, ketika
kita hubungkan dengan gelombang peradaban manusia dalam Al-Qur’an, sebuah
peradaban dibinaskan---diteguhkan---binasakan.
“Apakah mereka tidak memperhatikan
berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum
mereka, padahal (generasi itu), telah Kami teguhkan kedudukan mereka di
muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami
curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir
di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka
sendiri, dan kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (Al An
‘aam, 6:6).
No comments:
Post a Comment