OLEH: MUHAMMAD PLATO
Perbedaan ras, warna kulit, bentuk
tubuh, adalah takdir Allah yang tidak bisa diubah. Sekalipun manusia
berbeda-beda bentuk rupa dan warna kulit, Allah mengatakan semua manusia sudah
diciptakan dengan bentuk rupa terbaik.
“sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (At Tiin, 95;04)
Sekalipun pandangan manusia
menemukan berupa-rupa wujud manusia, sesungguhnya manusia harus mengikuti
pandangan Allah bahwa sesungguhnya manusia sudah diciptakan Allah dengan bentuk
yang sebaik baiknya. Inilah pandangan yang mengikuti apa yang Allah kabarkan
dalam ayat-ayat Nya.
Atas dasar itu, tidak ada alasan
bagi manusia merasa lebih baik karena meihat bentuk. Tidak ada alasan bagi
manusia merasa lebih baik karena melihat ras. Tidak ada alasan bagi manusia
merasa superior karena keturunan. Juga tidak ada alasan merasa lebih indah
karena melihat warna kulit, dan tidak ada alasan merasa lebih sempurna karena
melihat bentuk rambut. Dalam ciptaan Allah pada seluruh tubuh manusia tidak ada
yang buruk. Sesungguhnya pandangan manusia selalu tertipu oleh rupa dan bentuk,
kecuali orang-orang yang berakal sehat.
Allah menentukan ukuran kemuliaan
manusia bukan dari bentuk, ras, suku, atau keturunan. Allah adil mengukur
kemulian manusia dari sesuatu yang semua manusia bisa melakukannya tanpa biaya,
tanpa otot, dan aksesosris benda. Allah melihat kemuliaan manusia dari
bagaimana manusia mengasihi kepada manusia lain, terutama kepada kedua orang
tua, kepada tetangga, kerabat, orang-orang miskin, yatim piatu, tanpa memandang
ras, suku, keturunan dan agama. Kemuliaan manusia dalam pandangan Tuhan adalah
manusia yang paling baik karakternya dalam menjalin silaturahmi, dan komunikasi
dengan sesama manusia.
Dalam kisah hidup Nabi Muhammad
saw, Beliau mengajarkan agama kepada masyarakat Arab dengan kelemah lembutan.
Kekerasan dalam menyebarkan agama yang dituduhkan kepada Nabi Muhammad saw,
sangat tidak beralasan jika melihat perang demi perang yang dihadapi oleh Nabi
Muhammad saw jumlahnya selalu tidak seimbang, antar 1 berbanding 10.
Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (Al Hujurat, 49:13).
Ayat di atas adalah argument dari Allah bahwa kemuliaan manusia bukan dari jabatan, rupa, keturunan, rasa, keilmuan, harta kekayaan, atau popularitas. Orang yang mulia dihadapan Allah bisa jadi dari orang berkedudukan, punya kekayaan, berketurunan bangsawan, cacat, tidak punya harta, tidak punya jabatan, pekerja rendah dan bukan dari golongan berilmu. Semua manusia memungkinkan menjadi manusia mulia dihadapan Allah dengan ukuran yang telah Allah tetapkan.
Oleh karena itu, sikap rasisme,
merendahkan orang karena meihat bentuk, warna kulit, teknologi, pekerjaan dan
kekayaan, adalah perbuatan haram karena sangat menentang kondrat yang Allah
tetapkan yaitu semua manusia telah Allah ciptakan dengan bentuk sebaik-baiknya.
Untuk itu Allah memerintahkan kepada manusia untuk berlaku lemah lembut, saling
mengenal dan bersahabat untuk menjaga kehidupan damai.
Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu,
dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu. (An Nisaa, 04:01).
No comments:
Post a Comment