OLEH: MUHAMMAD PLATO
Allah mengabarkan manusia
memiliki karakter curang. Ciri karakter
curang dikategorinkan dalam sebuah tindakan dalam sebuah perniagaan. “orang-orang
yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan
apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al
mutaffifiin, 83:3-4).
Kesehariannya karakter
ini bisa kita saksikan dalam aktivitas perdagangan. Ketika menjual ingin
mengurangi, ketika membeli ingin dipenuhi. Dalam sebuah perjuangan, ketika berkorban
ingin sekecil-kecilnya, ketika giliran keuntungan ingin sebesar-besarnya. Dalam
dunia kerja, karakter ini juga sering terjadi ketika bekerja ingin seringan ringannya,
tetapi ketika merima upah menuntut sebesar-besarnya. Dalam berkomunikasi, orang selalu ingin
mendapat apresiasi tetapi ketika giliran mendengar, orang sering abai pada
pendapat orang lain. Dalam bersosialisasi di masyarakat orang selalu menilai
prilaku orang lain terlihat salah matanya, tetapi ketika orang lain melihat
dirinya tidak ingin dinilai buruk.
Untuk itulah mengapa
gibah atau menceritakan keburukan-keburukan orang lain sangat dilarang. Gibah
adalah karakter curang yang secara tidak sadar mengaktifkan karakter buruk yang
ada dalam diri manusia. Gibah sama dengan karakter curang karena ketika menilai
orang selalu salah, dan ketika orang lain menilai dirinya selalu ingin baik.
Jika karakter curang ini tanpa sadar terus diaktifkan tanpa disadari kita telah
mengukir karakter buruk pada diri kita sendiri.
Di sinilah kecerdasan akal manusia harus terus diasah untuk memehami ayat-ayat Al-Qur’an untuk sampai bisa diimplementasikan sehari-hari. Surat Al Mutaffifii, jarang diungkap secara general yang bisa memandu kita dalam setiap aspek kehidupan. Kebanyakan tafsir surat ini berkaitan dengan dengan perdagangan di pasar saja, padahal jika kita kaji dari ilmu pendidikan, ayat ini bercerita tentang unsur karakter curang yang terdapat dalam setiap pribadi manusia.
Jadi apa yang dikabarkan
Allah dalam Al-Qur’an itulah karakter manusia yang harus dipahami. Karakter
curang tidak bisa dihilangkan namun perlu dikendalikan dan dijaga
keseimbangannya. Karakter curang adalah perbuatan melampaui batas yang sudah
ditetapkan oleh Tuhan. Orang-orang yang melampaui batas adalah yang prilakunya
secara nyata curang dan berdampak hingga merugikan orang lain.
Jadi, karakter curang
tidak parsial terjadi pada aktivitas jual beli di pasar. Karakter curang
terjadi pada semua aspek kehidupan. Karakter curang menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Karakter curang adalah naluri setiap manusia. Karakter ini dikatakan
sebagai prilaku puzur yang ada dalam setiap jiwa manusia sempurna. Secara
psikologis setiap manusia memiliki potensi berpilaku curang. Sejujur-jujurnya
orang pasti ada prilaku curangnya.
Prilaku curang yang
sering dilakukan manusia setiap hari adalah menilai orang lain selalu salah dan
menginginkan orang lain menilai dirinya benar. Prilaku ini terjadi ketika orang
membicarakan keburukan orang lain, ketika orang mengungkap aib orang lain,
ketika orang menyebarkan berita tentang keburukan orang lain, dan ketika orang
mengampanyekan keburukan orang lain, sementara kita semua tidak ingin keburukan
dan kekurangan kita diketahui orang lain. Inilah prilaku curang yang sulit
dihindari dalam pergaulan sehari-hari, kecuali orang-orang yang diberi
pengetahuan dan menyadarinya.
No comments:
Post a Comment