OLEH: MUHAMMAD PLATO
Ibu ku meninggal di hari Jumat hari raya umat Islam yang
dikabarkan hari tempat Allah memberi keberkahan kepada setiap doa dan perbuatan
baik. Ibu meninggal dengan dua tarikan nafas menjelang waktu ashar tiba. Saat
sakaratul maut tiba, semua berlomba memengaruhi pikiran ibu dengan kalimat
lailahailallah. Semoga lailahailallah menjadi kalimat yang ibu ingat saat
menghembuskan nafas terakhir menghadap Allah.
Mengenang sosok ibu dalam ingatan mata, sejak muda ibu sudah
menjadi pekerja keras. Ibu seorang ibu rumah tangga plus entrepreneur. Banyak usaha
pernah dijalani oleh ibu. Kreativitasnya dalam berdagang tidak pernah berhenti.
Sebagaimana seorang pengusaha, usaha ibu mengalami pasang
surut. Namun jiwa wirausaha ibu tidak pernah padam, sampai titik akhir nafasnya
ibu tetap menjadi seorang pengusaha, walaupun hanya sekedar menjual beras untuk
anak-anaknya. Jiwa wirasusahanya selalu mengundang beliau untuk tidak
tergantung pada orang lain. Di hari tuanya ibu masih mengelola uang, pesan barang,
dan masih punya mitra dagang yaitu tukang beras.
Pada masa puncak kejayaanya, ibu pernah berwirausaha menjadi penyedia
alat dan bahan pertanian, rumah makan, peternak sapi dan ayam petelur, jualan kayu bakar,
bandar pisang, petani sayuran, bekerja jadi pemanen padi milik tetangga, jualan sabun,
jualan sprei dan sarung bantal, jualan batagor, buka pabrik kerupuk jengkol, dan
penjual kupat tahu. Naluri bisnisnya sangat teruji, karena ibu dibesarkan
dilingkungan pedagang. Naluri seorang entrepreneur sedikit mengalir di darah ku.
Sampai saat ini aku termasuk pebisnis yang tidak pernah mendapat keuntungan
dari hasil bisnis. Keberuntungan ku hanya bisa menghidupi dan mempekerjakan
orang lain.
Ibu karakternya keras. Jika marah bisa membuat sakit hati
orang. Jika menawar barang sampai penjual mati kutu. Namun aku tahu, ibu selalu
memperhatikan tetangga, baik sama saudara-saudaranya. Ibu selalu hadir ketika
diundang hajatan, ibu selalu nengok ketika ada keluarga yang sakit, dan ibu sosok
yang berbakti pada orang tuanya.
Semasa muda aku adalah anak paling durhaka. Derai air mata
selalu ibu keluarkan ketika kelakuan ku diluar batas keawajaran seorang anak.
Namun ibu dan bapak ku selalu mengubah keadaan buruk menjadi baik. Sekalipun
marah, dia selalu mendoakan nasib terbaik untuk anaknya. Akibat marahnya ibu kepadaku, ibu cerita sempat terlontar dari mulutnya dalam tahajud, “”semoga anak ku kelak menjadi
guru”.
Akibat doa ibu sambil marah, aku tidak percaya pada diri ku
sendiri, mengapa tiba-tiba perjalan hidup ku bisa menjadi guru begitu mudah.
Setelah lulus kuliah selang beberapa bulan aku ditempatkan menjadi pegawai
pemerintah, jadi guru 16 tahun di daerah selatan Jawa Barat. Sekolah yang
baru tumbuh, tempat aku mengabdi menjadi guru dan menorehkan beberapa prestasi
hingga membanggakan ibu.
Pendidikan ibu tidak didapat dari pendidikan formal. Ibu
mendapat pendidikan dari kehidupan rumah tangga sederhana, istri dari seorang
pegawai, dan kerasnya tantangan zaman. Ibu mengolah uang belanja dari ayah
menjadi sebuah usaha hingga bisa membiayai anak-anaknya kuliah. Ibu tidak mau
tinggal serumah dengan anak-anaknya, dengan alasan tidak mau merepotkan dan membuat
sulit anak-anaknya.
Pesan terakhir ibu, aku harus kembali ke kampung tinggal dekat ibu. Sebelum niat ku kembali tinggal bersama ibu, ibu sudah pergi. Rupanya ibu sudah menyimpan pesan kepada ku, untuk mengurus ayah yang akan ibu tinggalkan. Ibu memang sosok yang keras dalam mendidik anak, tapi ibu sangat tahu bagaimana anak-anak nya harus hidup. Termakasih ibu atas pengabdiannya, diakrhir masa studi ku di strata tiga, aku akan persembahkan seluruh pengabdian dan ilmu yang aku dapatkan untuk kebaikann ibu dan ayah. Sebagai wujud pengabdian ku, aku bermohon kepada Allah agar aku selalu bisa mendoakan ibu dan ayah dalam setiap sujud lima waktu, dhuha, dan tahajud ku. Sudah menjadi takdir Tuhan, setiap manusia terlahir untuk mengabdi pada ibu. Semoga Allah menempatkan ibu di tempat paling mulia. Selamat jalan ibu!
Masya Alloh tabarokalloh, Ibu yang hebat dan selalu tulus mendidik anaknya. Semoga Ibu Husnul Khatimah dan mendapatkan tempat terbaik di sisi Alloh SWT
ReplyDeleteterimakasih semoga Allah selalu memelihara ibu ibu ibu kita semua
ReplyDeleteAll entrepreneurs have a solid faith in their capacity albeit numerous fruitful individuals have said they frequently had no clue about the thing they were doing starting with one day then onto the next. Their internal conviction is the thing that drove them on to progress, they realized that whatever obstacle they ran over, they would not stop at it. Resume Builder
ReplyDeleteHardworking: Successful entrepreneurs have a typical attribute of buckling down. Best cryptocurrency
ReplyDeleteThink about some entrepreneurs you know, people who have gone on to achieve great success in their lives and consider what it is that makes them go on and do so well. https://www.sandeepmehta.co.in/affordable-seo-services-delhi/
ReplyDelete