OLEH: MUHAMMAD PLATO
Sebuah quot inspiratif dikemukakan oleh Simon Weil, “Bukan
urusan saya memikirkan diri saya sendiri. Urusan saya adalah untuk memikirkan
Tuhan. Dan urusan-Nya lah untuk memikirkan saya”. Beliau seorang filsuf mistikus beragama
Kristen dan aktivis politik berasal dari Perancis. Sangat produktif menulis dan
beberapa bukunya diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Di sinilah persinggungan pemikiran sekalipun berbeda agama. Ajaran
agama-agama di dunia mengandung beberapa kesamaan dalam berpikir. Namun ada
kalanya perbedaan pemikiran, karena ada agama yang hanya sebatas pemikiran
manusia. Al-Qur’an bukan hasil pemikiran manusia. Al-Qur’an berisi
pikiran-pikiran Allah Sang Pencipta Alam Semesta. Al-Qur’an adalah anugerah
terbesar bagi umat manusia, sebab di dalamnya terdapat panduan-penduan Nya
bagaimana manusia bisa hidup sejahtera. Al-Qur’an adalah alat untuk
menganalisis pemikiran setiap orang dari golongan, budaya, dan ras manapun
orang tersebut.
Jika kita analisis berdasarkan Al-Qur’an quot Simon Weil mengandung kebenaran yang sumbernya dari Al-Qur’an. Penulis akan membahas quot tersebut dengan panduan Al-Qur’an. Sumber ayatnya adalah “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat) -Ku.” (Al Baqarah, 2:152).
Kata kuncinya “ingatlah kepada Ku, maka Aku ingat kepadamu”.
Jadi ketika kita ingat Allah, saat itu juga Allah sedang ingat kepada kita.
Mengingat Allah salah satu cara manusia berterimakasih kepada Allah. Dalam
setiap tarikan dan hembusan napas jika kita ingat kepada Allah maka itulah
bentuk rasa bersyukur manusia kepada Tuhan Penciptanya. Ingat Allah
substansinya bisa berterimakasih, mohon pertolongan, atau mohon ampun.
Kegiatan shalat yang kita lakukan sebagai umat Islam adalah
kegiatan mengingat Allah. Umat Islam punya kedisiplinan yang tinggi dalam
mengingat Allah. Mengingat Allah adalah bagian dari aktivitas berpikir,
aktivitas berpikir sama dengan doa. Ketika kita ingat Allah maka Allah ada
dalam pemikiran kita, sebaliknya Allah memikirkan kita, karena dalam Al-Qur’an dijelaskan
Allah memikirkan kita jika kita memikirkan Allah.
Jadi quot Simon Weil sebenarnya membahasa logikakan kalimat
Al-Qur’an dalam surat Al-Baqarah ayat 152. Jadi memikirkan tentang diri sendiri
tidak begitu penting, karena Allah yang harus kita pikirkan sehingga Allah memikirkan
tentang diri kita. Ketika kita memikirkan Allah dengan memohon pertolongan dari
segala bencana, maka urusan Allah untuk memikirkan bagaimana memberi
pertolongan kepada kita.
Jika kita selalu ingat, berpikir, memohon, meminta
kesejahteraan hidup di dunia, maka Allah secara langsung telah bertanggung
jawab untuk mensejahterakan hidup kita. Maka cukup dengan ingat atau memikirkan
Allah Yang Maha Kuasa, maka setiap langkah kita, nafas kita, menjadi tanggung
jawab Allah untuk mewujudkan dan menjaganya.
No comments:
Post a Comment