OLEH: MUHAMMAD PLATO
Sukarno adalah sosok pribadi unik. Dalam dirinya mengalir
darah seorang seniman, nasionalis, sosialis, agamis, dan melankolis. Hanya satu
yang tidak dimiliki, yaitu dia bukan seorang kapitalis atau komunis. Sukarno adalah sosok
multitalenta dan cocok dikatakan sebagai sosok berkarater entrepreneur sebagai
teladan anak-anak muda di abad ke-21. Mewakili seorang muslim Sukarno layak
dijadikan sebagai salah satu tokoh pemikir atau cendekiawan muslim berpengaruh
di dunia. Pemikiran-pemikiran Sukarno yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis
shahih dapat membuka peradaban umat Islam di Indonesia dan dunia.
Keberanian Sukarno dalam beragama Islam adalah manafsir
Al-Qur’an melalui pintu ijtihad. Bagi Sukarno ajaran Islam membawa misi kepada penganutnya
untuk menjadi umat yang satu dalam satu naungan satu Tuhan. Revolusi yang
dilakukan Nabi Muhammad saw adalah membalikkan keyakinan masyarakat dari banyak
Tuhan (Politeis) kembali ke keyakinan agama Ibrahim AS, yaitu agama satu
Tuhan (Monoteis).
Arifin, (2017, hlm. 33), menjelaskan Islam sebagai ajaran global (universal) diperkenalkan oleh Sukarno pada saat sidang umum PBB ke-15 tanggal 30 September 1960. Sukarno tampil dengan didampingi ajudan, sekalipun melanggar protokoler sidang PBB. Namun Sukarno tidak mau dikekang, ekpresif, dan kontroversial, penampilan Sukarno dengan ajudan membuat sidang menjadi heboh. Di tengah kehebohan itu, Sukarno menggugat tatanan dunia yang hanya terpolarisasi menjadi dua pandangan ideologi kapitalis dan komunis. Lalu Sukarno mengeluarkan isi pidato dengan mengutif ayat Al-Qur’an:
“Hai, sekalian manusia, sesunguhnya Aku telah menjadikan kamu
sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, sehingga kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu sekalian kenal mengenal satu sama
lain. Bahwasanya yang lebih mulia di antara kamu sekalian, ialah yang lebih
takwa kepada Ku. (Al Hujurat, 49:13).
Inilah ajaran global dari Islam. Mengajarkan tentang adanya perbedaan suku dan bangsa, namun memerintahkan hidup berdampingan tanpa saling menindas.
Kolonialisme dan imperialisme sangat bertentangan ajaran Islam. Imperialisme dan
kolonialisme adalah ajaran penindasan terhadap suku dan bangsa dengan membawa
kebencian dan merendahkan umat manusia satu sama lain. Islam mengajarkan bahwa
kemuliaan manusia tidak terletak pada suku, bangsa, atau keturunan, melainkan
pada ketaatannya (ketakwaan) kepada satu Tuhan. Jadi siapapun manusianya, dari
manapun suku dan bangsanya, semua berkedudukan sama. Manusia apapun warnanya,
dan bagaimanpun rupanya, dia hanya seongok daging dan tulang, tidak ada bedanya
dengan binatang. Namun ketaatan manusia kepada intisari ajaran-ajaran Tuhan tentang
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan
sosial adalah kemuliaan bagi manusia, siapapun manusianya.
Sukarno memperkenalkan Pancasila sebagai ideologi alternatif
dunia yang sudah terpecah menjadi golongan kapitalis dan komunis. Pancasila
adalah buah ijtihad Sukarno para ulama serta tokoh bangsa dalam memahami ajaran-ajaran
Islam dari dalam Al-Qur’an. Melalui ijtihadnya Sukarno berhasil memperkenalkan
Islam di pentas dunia sebagai ideologi alternatif di saat dunia terjebak
konflik oleh kehadiran kapitalis dan komunis.
Globalisasi infromasi melalui teknologi adalah implementasi dari
“lita ‘arafu” dalam arti kata perintah saling mengenal yang dikabarkan
di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13. Tanpa melihat siapa yang menciptakan
teknologinya, Islam menaungi seluruh pemikiran baik yang dikemukakan oleh umat manusia.
To Build The World A New Order sesungguhnya ijtihad Sukarno dalam memperkenalkan
ajaran Islam di tataran dunia global.
Dalam memahami ajaran global dari Al-Qur’an, Sukarno
mengungkapkan “never leave history” sebagaimana Abraham Lincoln berkata “one
can not escape from history”. Tidak ada satu orang manusia pun yang dapat
lari dari hukum sejarah. Siapa berbuat jahat dia akan menerima kejahatan itu,
dan siapa berbuat baik dia akan menerima kebaikan itu, itulah hukum sejarah. Kisah
Fir'aun yang disisakan tubuhnya oleh Allah dapatlah kiranya ini pesan dari Allah di
dalam Al-Qur’an bahwa sejarah memiliki peranan penting dalam hidup manusia agar
manusia dapat memahami hukum-hukum global kehidupan yang berlaku sejak dahulu sampai
sekarang sebagai pelajaran.
Al-Qur'an sebagai pedoman/petunjuk tidak diragukan lagi. Barokalloh...
ReplyDeletealhamdulillah semoga bermanfaat yan om sidiq
ReplyDelete