OLEH: MUHAMMAD PLATO
Muhammad Nuzul Dzikri
berpendapat agama Islam adalah agama data, agama ilmiah, agama referensi. Jika
berbicara surga tanpa dalil maka omongan mereka hanya omong kosong. Pendapat
ini dikemukakan berdasar pada ayat Al-Qur’an, “Dan mereka berkata:
"Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang Yahudi atau
Nasrani". Demikian itu angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah:
"Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
(Al Baqarah, 2: 111).
Ayat ini mengandung nilai
pendidikan, mereka yang mengajarkan bagaimana berbuat baik tanpa menampakkan
bukti dirinya baik, maka pengajaran itu hanya Tilka amaaniyyuhum (angan-angan
kosong belaka). Pengajaran yang baik harus dilengkapi dengan bukti-bukti kebenarannya.
Pendidik seperti bukti
kebenaran, yang dapat dilihat oleh peserta didik. Apa yang diajarkan oleh
setiap pendidik adalah kebenaran, dan pendidik itu sendiri adalah bukti
kebenaran. Peserta didik yang statusnya anak-anak tidak akan begitu percaya
pada omongan tanpa melihat bukti.
Prinsip ini seperti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhamad saw. Sebagai pembawa kebenaran dari Allah, beliau sendiri menjadi bukti bahwa apa yang diwahyukan Allah dirinya sendiri berada di jalannya. Berkhotbah tentang agama tetapi tidak mengabarkan sumber kebenarannya, bisa jadi omong kosong atau angan-angan saja.
Urusan paling berat dalam
dunia pendidikan adalah mengabarkan kebenaran dan membuktikannya. Semua beban
itu ada di tugas para pendidik. Para pendidik adalah sekualitas karakter Nabi
Muhammad saw yang harus berusaha selalu berada di jalan kebenaran. Apa yang
diajarkan oleh para pendidik harus terbukti pada dirinya. Kebenaran yang
disampaikan kepada muridnya, pendidik harus bisa membuktikannya, dan dirinya
sendiri adalah bukti kebenaran.
Pendidik yang mengajarkan
tentang membaca dirinya harus membaca. Pendidik yang mengajarkan disiplin
dirinya harus menjadi bukti disiplin. Pendidik yang mengajarkan kejujuran
dirinya yang harus berpilaku jujur sebagai bukti. Pendidik yang mengajarkan
kesehatan dirinya harus terbukti hidup sehat. Pendidik yang mengajarkan
keimanan dirinya harus menjadi bukti orang beriman. Pendidik yang mengajarkan
tentang kejujuran dirinya harus terbukti jujur. Pendidik yang mengajarkan harus
hormat pada orang tua, dirinya sendiri harus jadi bukti selalu menghormati
orang tua. Pendidik yang mengajarkan tentang shalat dan sedekah dirinya sendiri
menjadi bukti ahli shalat dan sedekah.
Sesederhana itu tugas pendidik,
namun jika tidak bisa melakukannya maka hanya akan jadi tilka amaaniyyuhum
(angan-angan atau omong kosong belaka). Bertahun-tahun murid-murid mendapat
pendidikan, namun jika para pendidik tidak menjadi bukti kebenaran apa yang
diajarkannya maka apa yang diajarkan para pendidik hanya akan jadi mukaaan
wa tasdiyatan (siulan dan tepukkan tangan belaka; Al Anfaal, 8:35)
“Dan orang-orang yang
tidak mengetahui berkata: ‘Mengapa Allah tidak berbicara dengan kami atau
datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?’ Demikian pula orang-orang yang
sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa.
Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin” (al Baqarah, 2:118).
Banyak orang mencari
tanda-tanda adanya kekuasaan Allah, dengan menunggu Allah berbicara kepada
dirinya. Padahal sesungguhnya laut, gunung, sungai, air, udara, api, bahkan apa
yang ada dalam dirinya sendiri adalah tanda-tanda kekuasaan Allah.
Ilmu pendidikan adalah
ilmu Al-Qur’an. Seluruh dasar pemikiran filosofis, teori, harus mengacu kepada
Al-Qur’an. Mengukur tindakan baik dan buruk sumber ukurannya adalah Al-Qur’an.
Logika-logika yang dikembangkan pada pendidik harus bersumber pada Al-Qur’an.
Pendapat-pendapat para ahli pendidikan harus dapat dibuktikan kebenarannya
berdasar pada bukti yang ada dalilnya dari Al-Qur’an. Alam semesta, manusia,
hewan, tumbuhan, adalah bukti-bukti kebenaran yang nyata sebagaimana dijelaskan
di dalam Al-Qur’an. Pembelajaran fisika, kimia, biologi, sosiologi, sejarah,
geografi, ekonomi, adalah fakta yang dapat membantu murid-murid untuk menemukan
bukti kebenaran Al-Qur’an. Semua mata pelajaran bertujuan untuk membuktikan
kebenaran bahwa semuanya diciptakah Tuhan.
No comments:
Post a Comment