OLEH: MUHAMMAD PLATO
Logika Tuhan adalah logika berserah diri kepada petunjuk
Tuhan. Logika Tuhan dibangun dari kebodohan manusia yang tidak mengetahui dan
Allah Maha Mengetahui. Sebagai mana Allah berfirman, “Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah, 216:2). Logika Tuhan adalah
logika yang dikembangkan dari keimanan kepada kitab suci Al-Qur’an sebagai sumber
pengetahuan dari Tuhan dan petunjuk dalam segala aspek kehidupan.
Berlogika adalah berpikir sebab akibat. Setiap manusia
berakal akan menggunakan akalnya dengan berpikir sebab akibat. Jadi tidak ada
satupun manusia di muka bumi yang tidak berlogika. Kemuliaan manusia salah
satunya terletak pada kemampuan akalnya dalam berlogika.
Seperti sudah saya jelaskan perbedaan berlogika terletak pada sumber pengetahuan yang diimaninya. Ilmuwan yang meyakini bahwa alam adalah sumber dari segala sumber pengetahuan, mengimani bahwa kebenaran harus sesuai dengan apa yang terjadi di alam. Ilmuwan yang meyakini bahwa Tuhan adalah sumber segala sumber pengetahuan, mengimani bahwa kebenaran harus sesuai dengan apa yang ditakdirkan Tuhan.
Ilmuwan yang meyakini alam sebagai sumber pengetahuan memiliki
ego bahwa akal manusia menjadi alat pencipta kebenaran. Kebenaran-kebenaran
yang diperkenalkan sangat egoistik karena menjadi milik manusia sebagai
penciptanya.
Ilmuwan yang meyakini Tuhan sebagai sumber pengetahuan,
menyerahkan ego akalnya kepada kehendak
Tuhan. Kitab suci Al-Qur’an sebagai sumber pengetahuan dari Tuhan sebagai
pembimbing ego akalnya dalam berlogika. Akalnya berserah diri pada segala ketentuan
yang telah ditetapkan Tuhan. Logikanya berada di bawah bimbingan Tuhan.
Logika alam mengakui manusia sebagai pemilik persepsi, logika
Tuhan mengakui bahwa Tuhan pemilik persepsi. Logika Tuhan menyerahkan segala
persepsi atas apa yang telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Qur’an. Semua
persepsi yang dibangun logika Tuhan bersumber pada penjelasan segala sesuatu yang
telah ditetapkan Tuhan di dalam Al-Qur’an. Kitab suci Al-Qur’an berisi
logika-logika yang diajarkan Tuhan kepada manusia sebagai petunjuk kehidupan
alam.
Perbedaan mendasar persepsi logika alam dan logika Tuhan terletak
pada sumber pengetahuan yang digunakan sebagai ukuran kebenaran. Logika Tuhan
adalah pola pikir yang akalnya berserah diri kepada segala ketetapan Tuhan. Akal
tidak menciptakan logika berdasar pemahaman pada alam, tetapi pada apa yang
telah dijelaskan Allah di dalam Al-Qur’an. Inilah logika berserah diri kepada
ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan.
Perbedaan logika Tuhan dan logika alam terletak pada sumber
yang diperpsepsinya. Logika Tuhan adalah logika terbuka untuk memahami Al-Qur’an
sebagai sumber logika dari Tuhan. Kebenaran-kebenaran logika Tuhan bisa
ditemukan di alam. Logika alam adalah logika terbuka untuk memahami logika-logika
di alam tanpa mengakui keberadaan Tuhan. Logika Tuhan bersandar pada keterangan
Al-Qur’an. Seluruh tindakan manusia hakikatnya adalah pekerjaan Tuhan bagi kaum
yang menggunakan akal.
“Maka bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi
Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu
melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. dan untuk memberi kemenangan kepada
orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Al-Anfaal, 8:17).
No comments:
Post a Comment