OLEH: MUHAMMAD PLATO
Apa yang anda pikirkan ketika shalat? Ingat makanan, hutang,
pekerjaan, atau mantan? Jika itu yang terjadi ubah saja saat itu juga apa yang kita
ingat dalam shalat sebagai topik komunikasi kita dengan Allah. Ketika ingat hutang
dalam shalat, jadikanlah doa minta lunas utang dalam shalat di waktu sujud. Kalau
tidak bisa bahasa Arab, pakai saja bahasa sendiri dalam hati. Bagaimana ketika
ingat mantan? Ya silahkan terserah mau didoain apa mantan anda ketika shalat.
Ketika shalat memang pikiran kita kadang gagal fokus dengan
mengingat pengetahuan-pengetahuan yang membuat kita tidak sadar sedang shalat. Jika
kita baca keterangan dari Al-Qur’an, salah satu isi dari shalat adalah ingat
Allah. “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”. (Thaahaa,
20:14). Di dalam ayat lain dikatakan, “dan dia ingat nama Tuhannya, lalu
dia shalat.” (Al A’laa, 10:15).
Hati kita berpikir. Pikiran berubah-ubah dalam hitungan
detik. Jika shalat kita lamanya lima menit atau 300 detik, maka dalam hitungan
detik berapa mampu bertahan pikiran kita ingat Allah. Kualitas shalat kita bisa
diukur berapa lama pikiran bertahan tetap fokus ingat pada Allah. Ini pekerjaan
berat yang harus dilakukan ketika kita shalat. Bisa jadi kita hanya ingat Allah
10%, 20%, 30%, 50%, 70%, dan tidak mungkin 100%.
Ketika kita shalat, kita sedang ada pada prilaku yang diperintahkan
Allah, gerakan tangan, kaki, kepala, sudah ada dalam perintah Allah. Demikian juga
pikiran kita harus seperti tangan, kaki, dan kepala ketika shalat. Namun
pikiran tidak seperti tangan, kaki, dan kepala yang bisa terkendali ketika
shalat. Allah membimbing pikiran kita agar bisa terkendali, dengan menurunkan
wahyu kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang beriman.
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa,” (Al Baqarah, 2:2).
Petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu petunjuk berpikir. Agama
terletak di pola pikirnya. Segala tingkah laku manusia sangat tergantung pada pola
berpikirnya. Kesalahan prilaku manusia diawali dari kesalahan prilaku berpikir.
Mengingat Allah dalam shalat adalah prilaku pikiran. Kekhusyuaan seseorang
dalam shalat sangat tergantung pada yang dipikirkan ketika shalat.
Bertahun tahun saya shalat mencari tahu bagaimana cara agar bisa
merasakan shalat dengan fokus pada Allah. Kini untuk membantu pikiran fokus
pada Allah, ketika shalat hanya berusaha ingat bahwa Allah Baik Sekali. Ingatan
ini membantu hati menjadi rilek dan tetap optimis. Ketika dalam shalat ingat Allah
Baik Sekali, maka ketika ingat sesuatu di luar Allah, pikiran dikembalikan
kepada Allah Yang Baik Sekali menjadi harapan yang pasti diberikan karena Allah
Baik Sekali.
Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah
Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaulhusna
(nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu
dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua
itu" (Al Israa, 17:110).
No comments:
Post a Comment