OLEH: MUHAMMAD PLATO
Orang awam berpendapat
bahwa keberuntungan yang di dapat seseorang adalah sebuah kebetulan. Awam juga
berpendapat bahwa keberuntungan adalah rezeki yang didapat begitu saja tanpa
usaha. Pola-pola pikir seperti ini dapat mengarah pada prilaku mistik yang akan
menghilangkan sifat pekerja tangguh pada seseorang.
Sesungguhnya jika kita
berpedoman pada Al-Qur’an kita semua bisa menjadi orang-orang beruntung.
Cara-caranya mari kita lihat apa yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an. Syaratnya
Anda harus yakin bahwa Allah lah yang memberi pelajaran kepada semua manusia
tanpa membeda-bedakan kecuali kepada orang beriman.
Berikut adalah cara-cara
yang diajarkan Allah dalam Al-Qur’an agar kita menjadi orang-orang beruntung.
Saya definisikan dulu “keberuntungan adalah kebaikan yang dilakukan
berulang-ulang”. Jadi bagi orang-orang yang ingin mendapat keberuntungan harus
punya prilaku baik yang terus diulang-ulang. Definisi ini saya kembangkan dari
keterangan Al-Qur’an, “…dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar
kamu beruntung.” (An Anfaal, 8:45). Menyebut Allah banyak banyaknya
artinya berbuat baiklah sebanyak-banyaknya dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi untuk mendapat keberuntungan kita harus melakukan kebaikan yang terus diulang-ulang sehingga kebiakan itu menjadi karakter. Kebaikan-kebaikan yang terus kita ulang pasti akan mendapat balasan kebaikan. Semakin banyak kebaikan yang kita lakukan maka kebaikan itu akan berakumulasi dan balasannya pun berakumulasi dan itulah keberuntungan yang besar. Jika ingin mendapat keberuntungan yang besar maka sejauh mana anda mengulang-ngulang kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari Anda.
Banyak alternatif dalam
kehidupan kita untuk berbuat baik. Di dalam Al-Qur’an kita bisa temukan dengan
apa kebaikan bisa kita lakukan. “Tetapi Rasul dan orang-orang yang
beriman bersama dia, mereka berjihad DENGAN HARTA DAN DIRI MEREKA. Dan mereka
itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula)
orang-orang yang beruntung.” (At Taubah, 9:88).
Jadi kebaikan bisa kita
lakukan dengan harta dan diri kita. Kategori harta adalah benda-benda yang
tampak. Mulai dari tubuh dan harta kekayaan kecil sampai besar yang kita
miliki. Sebutir debu harta yang kita miliki itulah kekayaan kita. Jadi semua
orang bisa melakukan kebaikan berulang-ulang dengan harta yang dia miliki, dan
tidak ada manusia yang terlahir tanpa harta yang dia miliki. Setiap manusia
terlahir dengan tubuh maka itulah harta yang dimiliki setiap orang.
Kebaikan adalah kegiatan menggunakan
seluruh organ tubuh untuk melakukan perbuatan bermanfaat. Jadi kebaikan adalah sebuah olah raga, yaitu
kegiatan tubuh dalam rangka melakukan hal-hal yang bermanfaat. Itulah dasar
dari kebaikan dengan menggunakan harta yang kita miliki, dan semua orang fakir
atau kaya bisa melakukannya.
Kebaikan dengan diri
sifatnya kebaikan yang tidak terlihat kasat mata. Kebaikan ini berada pada sikap
hati dan pikiran seseorang. Hati ikhlas dan pikiran positif adalah kebaikan
yang dilakukan oleh diri seseorang. Hati yang tidak dengki, benci, dan selalu
diliputi rasa cinta adalah kebaikan. Pikiran yang selalu berprasangka baik pada
setiap kejadian adalah kebaikan pikiran.
Dua dimensi kebaikan yang
dilakukan dengan harta, hati dan pikiran hendaknya dilakukan selaras. Kebaikan
ini harus terus konsisten dilakukan. Selanjutnya, rezeki dari Allah yang ghaib
karena datangnya tidak disangka-sangka dan arahnya tidak kita ketahui akan
menimpa membalas kebaikan demi kebaikan yang telah kita lakukan berulang-ulang.
Sekarang, tentukan
kebaikan-kebaikan apa yang dapat Anda lakukan dengan harta dan diri Anda. Sekecil
apapun kebaikan Anda lakukan asal dilakukan berulang-ulang itulah potensi Anda
untuk mendapat keberuntungan dalam hidup Anda. Shalat yang anda lakukan
berulang-ulang adalah kebaikan dan sudah termasuk kebaikan dengan menggunakan harta
dan jiwa Anda. Inilah cara sederhana yang diajarkan Allah agar kita mendapat
keberuntungan. Shalat yang diikuti dengan sedekah secara konsisten adalah dasar
kebaikan yang akan menghasilkan keberuntungan besar untuk Anda.
No comments:
Post a Comment