OLEH: MUHAMMAD PLATO
Begitu banyak informasi yang
kita dapatkan dari berbagai media informasi, maka semakin sulit kita menentukan
mana kabar yang benar dan mana kabar yang salah. Rakyat berteriak menyuarakan
kebenaran, pemerintah juga berteriak menyuarakan kebenaran. Kita ada dalam
dunia penuh dengan informasi yang semakin sulit membedakan mana yang benar.
Semakin banyak informasi
diakses ternyata manusia semakin bodoh, karena tidak mampu membedakan mana yang
benar dan salah. Semua terjebak menjadi pemilik kebenaran dan menjelma manjadi
Tuhan yang merasa punya ototritas untuk mengkalim sebagai pemilik kebenaran.
Orang-orang beriman tidak
mengklaim sedikitpun sebagai pemilik kebenaran. Orang-orang beriman hanya
mengikuti apa yang telah diperintahkan Tuhan yaitu sampaikan kebenaran dan
jangan memaksakannya. Berikanlah peringatan dengan sabar dan dengan cara-cara
yang baik. Bukan tugas pemberi peringatan untuk melabel seseorang baik atau
buruk. Pemberi peringatan melepaskan diri dari segala perbuatan yang dilakukan
seseorang apabila dia telah memberikan peringatan.
Kebaikan dan keburukan seseorang ditentukan oleh niat seseorang. Niat seseorang hanya Allah yang tahu dengan pelakunya. Maka mengklaim seseorang baik dan buruk tidak diperkenankan kepada setiap orang kecuali kepada mereka yang telah diberi wewenang oleh hukum. Orang-orang beriman tidak mencampuradukkan tugas dan wewenangnya sebagai warga negara. Orang-orang beriman akan memosisikan diri berdasarkan tugas dan wewenangnya masing-masing.
Saatnya kita kembali kepada
sumber informasi yang benar, informasi yang selalu membawa kabar gembira untuk kita
semua. Al-Qur’an adalah kabar gembira bagi siapa saja yang membaca informasi
dari padanya. “Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang
mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (Al Israa,
17:9).
Allah memberi kabar gembira
kepada orang-orang beriman di dalam Al-Qur’an bahwa setiap perbuatan akan mendapat
balasan sesuai dengan kualitas perbuatan masing-masing. “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bagi mereka
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar.”
(Al Buruuj, 85;11).
Dalam situasi dulu atau
sekarang, manusia tidak bisa menentukan siapa pembawa kebaikan dan keburukan,
karena pada diri setiap orang punya potensi untuk berbuat baik dan buruk. Kabar
gembira dari Allah diberikan pada setiap manusia, barang siapa berbuat kebaikan
di akan diberi keberuntungan besar dan barang siapa berbuat keburukan maka dia
akan mendapatkan kesedihan yang tak akan terlupakan.
Lalu siapa yang dapat
mengetahui kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup ini? Allah memberi kabar
mereka yang bisa mengetahui dirinya bahagia dan bersedih adalah diri mereka
sendiri atas dasar keimananan pada pengetahuan yang diberikan Allah. “Tetapi
orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang tidak
putus-putusnya.” (Al Insyiqaaq, 84;25).
No comments:
Post a Comment