OLEH: MUHAMMAD PLATO
Hidup adalah gerak. Seluruh
jagat raya bergerak untuk menjaga kesimbangan. Satu saja berhenti maka bumi
akan mengalami dampaknya. Sama dengan kehidupan manusia, ketika seluruh manusia
di bumi disuruh berhenti bergerak (lock down), maka hidup manusia di
seluruh dunia mengalami gangguan. Ribuan karyawan di PHK, kemiskinan meningkat,
kematian meningkat, harga saham terjun bebas, kualitas pendidikan menurun dan
angka kelahiran meningkat.
Swedia salah satu negara yang
sedikit sekali terkena dampak Covid-19, penduduk di sana tidak menggunakan
masker dan bebas lalu Lalang. “Mereka berpendapat tingkat kematian meningkat
ketika masyarakat dibatasi ruang gerak. Ketika ruang gerak dibatasi maka
tingkat stress meningkat karena masyarakat harus memenuhi segala kebutuhan
hidupnya dengan bergerak. Membatasi ruang gerak masyarakat sama dengan membunuh
masyarakat pelan-pelan”. Masuk akal juga sih. Traumatik masyarakat pada pandemi
Covid-19 adalah setengah penyakit masyarakat.
Gerak adalah sumber
kehidupan. Dalam konsep Al-Qur’an gerak diberitakan dalam kata Hijrah para Nabi
dari satu tempat ke tempat lain, khususnya hijrah nabi Muhammad saw dari
Madinah ke Mekah. Allah menjanjikan rezeki yang banyak dan tanah yang luas bagi
siapa saja yang berhijrah karena Allah. Berhijrah karena Allah artinya
berangkat dari rumah dengan niat seiring perintah Allah antara lain mencari
ilmu, mencari nafkah, mencari kerja, mencari jodoh, mencari sembuh, maka Allah
janjikan rezeki sesuai kehendak-Nya. Mencari adalah perintah dari Allah agar
manusia hidup tidak merugikan orang lain. Itulah kemurahan Allah kepada umat
manusia.
Seluruh gerak jagatraya ini pusatnya adalah Allah. “Sucikanlah (Maha Penggerak=Tafsir Fahmi basya) Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,” (Al ‘Ala, 87: 1-3).
Dari pusat Maha Penggerak Tertinggi
seluruh jagat raya patuh kepada-Nya. “dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah
semestinya langit itu patuh,” (Al Insyiqaaq, 84:2). Sumber gerak adalah
Tuhan Semesta Alam, Dia memberi kadar, dan Dia yang memberi petunjuk kemana
arah seluruh makhluk di muka bumi harus bergerak.
Membatasi gerak sama dengan
menentang takdir Allah. Ketika gerak manusia dibatasi maka berbagai keburukan
akan menimpa. Pandemi Covid-19 yang membatasi manusia dalam bergerak, jadi tanda
untuk seluruh manusia agar kembali kepada Tuhannya sebagai Pusat Gerak
Tertinggi. Pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak manusia menjadi
peringatan kepada umat manusia bahwa seluruh manusia untuk harus kembali merenung
dan kembali bergerak mengikuti arah yang telah ditentukan Allah.
Resesi ekonomi tengah
membayangi dunia. Resesi artinya akan ada pengangguran dalam jumlah besar, akan
ada kelaparan, akan ada kejahatan, dan akan ada penurunan kualitas hidup
bangsa. Manusia-manusia dermawan berjiwa gotong royong dan sosial tinggi akan
tampil menyelamatkan bangsa dengan berbagaimacam kemampuan. Orang-orang beriman
akan terus bergerak rukuk dan sujud berjamaah di tempat-tempat yang aman. Tidak
ada yang bisa menyelamatkan keadaan kecuali orang-orang yang mengikuti
ketetapan Tuhan.
Orang-orang beriman,
berpegang pada tali Allah dengan teguh dan akan tetap optimis. Janji Allah yang
dipegang teguh oleh orang-orang beriman adalah “Tetapi orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya.”
(Al Insyiqaaq, 84:25). Bersabar adalah gerak dalam diam yang senentiasa Allah
perintahkan kepada manusia-manusia tidak berdaya karena ditimpa kesulitan.
Penelitian untuk menemukan vaksin dari wabah Covid-19 adalah bentuk sabar dalam
diam.
Lalu Allah beritakan kabar
gembira kepada mereka yang ditimpa kesulitan, “sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam Nasyrah, 94:6). Apapun keadaan menimpa
dunia, tidak akan pernah ada keluhan dari orang-orang yang yakin bahwa pada
akhirnya semua akan bergerak kembali kepada Allah sebagai Maha Penggerak
Tertinggi. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment