OLEH:
MUHAMMAD PLATO
Sahabat-sahabat ini inspirasi dari entrepreneur dan juga
birokrat sukses dari kota Tauco. Ide-ide manajemen hidup yang Beliau kemukakan
selalu membuat kita tercengang dan sangat inspiratif. Gaya-gaya hidupnya patut
dicontoh dan bisa kita implementasikan dalam kehidupan sehari hari. Kita tidak
boleh tertipu dengan pandangan dan pendengaran kita. Kebenaran dari Allah itu
ada di mana-mana. Seperti kata Muhammad Abduh, “saya menemukan Islam di Amerika,
tetapi tidak menemukan umat Islam di sana”.
Pelajaran hidup bisa datang dari mana saja termasuk dari
saudara-saudara kita yang berhasil sukses karena menemukan jalan kebenaran hidup
dan menjadi bagian dari prilakunya. Semua jalan kebenaran yang diajarkan Allah
kepada kita semua menuju pada kehidupan sejahtera jika kita sadar dan bersabar
berada dalam jalan kebenaran-Nya.
Menarik untuk kita simak penjelasan dari seorang entrepreneur
dan birokrat dari kota Tauco dalam mengelola bisnis yang Beliau jalankan.
Sungguh aneh dan pasti akan bertanya mengapa? Sekalipun punya perusahaan Beliau
tidak pernah menggaji karyawannya. Kok Bisa dan tega ya? Saya mencoba
memperdalam pernyataan Beliau dan apa maksudnya.
Lalu Beliau menjelaskan, pada perusahaannya Beliau membuat
struktur kepegawaian dengan istilah “mata”. Jenjang tertinggi Beliau label
dengan 10 mata, 8 mata, 5 mata, terus berurutan ke bawahnya sampai pada label 2
mata untuk karyawan paling rendah. Label mata ini meunjukkan pangkat karyawan
dalam perusahaan yang Beliau miliki. Seperti pangkat dalam tentara atau pegawai
negeri sipil.
Seperti Beliau katakan, karyawan yang Beliau kerjakan tidak
digaji, tetapi mendapatkan bagi hasil dari keuntungan perusahaan. Jika
keuntungan perusahaan dalam satu bulan mendapat nominal 200 juta, maka
keuntungan akan dibagi dua (50%-50%). Jumlah keuntungan 100 juta untuk
dibagikan kepada karyawan dan 100 juta diambil untuk keuntungan pemilik
perusahaan. Keuntungan 100 juta dibagikan berdasarkan jumlah mata yang karyawan
miliki. Cara membaginya jumlah keuntungan dibagi dengan jumlah mata yang ada.
Jika jumlah mata dari seluruh karyawan terdapat 100 mata, maka jumlah
keuntungan 100 juta akan dibagi 100 mata, maka setiap mata bernilai 1 juta.
Setelah ditemukan nilai nominal tiap mata, maka karyawan akan menerima
keuntungan berdasarkan jumlah mata yang mereka miliki. Karyawan tertinggi
dengan jumlah pangkat atau mata 10 akan mendapat keuntungan 10 juta, 8 juta, 5
juta, dan seterusnya sampai karyawan dengan pemilik mata terendah.
Untuk menjaga kesejahteraan karyawan, nominal keuntungan per
mata dibagikan setelah melihat karyawan pemilik mata terendah keuntungannya
tidak boleh kurang dari Upah Minimal Regional (UMR). Untuk itu jika keuntungan
setelah dibagi dua ternyata keuntungan karyawan paling rendah dibawah UMR maka,
pembagian keuntungan akan berubah, 60% karyawan dan pemilik 40%. Dalam kondisi kurang
beruntung, pembagian keutungan bisa berubah menjadi 70% karyawan dan pemilik
30%. Pada masa pandemi ketika berlaku masa PSBB, semua karyawan dirumahkan dengan
tetap mendapatkan keuntungan dari dana tabungan keuntungan perusahaan.
Saya melihat dengan sistem bagi hasil seperti ini karyawan
akan benar-benar merasa menjadi pemilik perusahaan. Mereka akan mendapatkan
keuntungan berdasarkan hasil kerjanya. Dengan sistem bagi hasil seperti ini,
jauh dari eksploitasi. Sistem ini seperti yang diajarkan dalam moralitas ajaran
agama bahwa bisnis bukan semata-mata untuk mencari keuntungan tetapi berbagi
kesejahteraan.
Hakikat bisnis adalah sedekah, saling memberi dan saling
menerima. Sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur’an, “Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.” (An Nisaa, 4:1).
Bisnis gaya pa Oting nya ? 😁😁
ReplyDeleteinspiratif ya
ReplyDelete