OLEH: MUHAMMAD
PLATO
Tulisan ini lanjutan dari diskusi dengan orang nomor satu pemilik
pabrik manusia di sebuah kabupaten penghasil Tauco. Beliau bertanya, “apakah
anda pakai M Bangking? Saya jawab pakai. Beberapa detik kemudian Beliau
memperlihatkan sebuah saldo WOOW luar biasa pantastis. Saya tercengang karena jumlah
saldo sebesar itu mungkin dalam 1 juta orang hanya 1 orang memilikinya. Beliau berkata
lagi, “saya sudah tidak perlu lagi uang. Saya hanya ingin mengabdikan hidup saya untuk membantu memetakan kehidupan
masyarakat yang lebih sejahtera di masa mendatang”.
Kekayaan yang dia miliki di masa tuanya adalah hasil dari kegiatan bisnis yang dia geluti sejak masa kuliah. Di mulai dari dua jongko di pasar untuk berjualan beras milik orang tua, bisnisnya terus berkembang pesat menjadi 38 rumah makan ternama diberbagai daerah, rest area jalan tol pom bensin. Selama menjadi pejabat Beliau berkata, “saya tidak pernah menerima uang dengan memanfaatkan jabatan saya, dan itu saya jaga sampai sekarang”.
Jiwa entrepreneur yang telah menempanya sejak masa kuliah telah menjadi naluri beliau sebagai pembaca peluang bisnis ulung. Di dunia mana pun beliau berada selalu membaca peluang bisnis. Selama menjadi pebisnis, beliau selalu menjaga moralitasnya berdasarkan ajaran agama. Bisnis harus halal, pair, tidak menjatuhkan pesaing, dan tidak merugikan siapapun apalagi negara.
Suatu saat beliau melihat ada sebuah perusahaan yang setiap
hari menerima karyawan dengan jumlah banyak 40 sampai 50 karyawan setiap hari. Lalu
dia bertanya kepada salah satu karyawan yang sudah terlibat menjadi karyawan.
Ternyata perusahaan itu bergerak dibidang kredit barang. Karyawan yang mereka
rekrut di kontrak dan tidak digaji, mereka hanya dapat transport dan uang makan
untuk mencari nasabah yang mau kredit barang. Mereka di beri target penjualan
sebesar 40 juta dalam waktu satu bulan. Target yang tinggi ini sengaja ditetapkan
kepada karyawan agar tidak tercapai. Jika berhasil mencapai target mereka akan
jadi karyawan tetap jika tidak mereka akan melanjutkan kontrak atau keluar.
Rata-rata karyawan yang mereka rekrut selalu berhasil
mendapat nasabah kredit barang, tetapi tidak pernah mencapai target. Inilah
keuntungan perusahaan karena karyawan tidak digaji hanya dapat transport dan
uang makan tetapi mereka sudah bekerja dan menghasilkan berlipat-lipat keuntungan
dari hasil kerja karyawan yang tidak diberi gaji. Selain itu harga kredit
barang dengan uang muka dan cicilan pertama, diseting modal sudah kembali. Karyawan
menghasilkan kapital untuk perusahaan tetapi tidak mendapatkan gaji, hanya uang
transport dan makan. “Inilah bisnis gaya kapitalis”, kata Beliau. Dengan
investasi 100 juta dalam waktu singkat berkembang mencapai tiga miliar. Dari
hasil bisnis kredit barang, mobil baru dan mewah terparkir di garasi.
Ketika pulang kampung untuk silaturahmi dengan orang tua
dengan membawa mobil mewah, orang tuanya bertanya. “Dari mana mobil mewah itu
didapat?” Saya menceritakan bisnis yang sedang dijalankan yaitu kredit barang
dengan sistem seperti yang telah saya jelaskan. Setelah mendengar penjelasan bisnis
yang saya kembangkan, orang tuanya marah besar dan memerintahkan agar seluruh
harta yang di dapat dari bisnis disedekahkan dan perusahaannya dibubarkan. “jika
masih ingin rezeki tetap mengalir segera bubarkan, harta dan uang yang telah
didapat sedekahkan”, demikian nasihat orang tuanya dengan nada marah.
No comments:
Post a Comment