OLEH: MUHAMMAD PLATO
Dua
kali menyimak dialog antara Aa Gym dan Ust. Abdul Somad dengan Hotman Paris,
saya perhatikan Hotman Paris selalu menanyakan tentang bagaimana cara menemukan
kebahagian dalam hidup. Diskusi yang mendidik kepada warga negara Indonesia
untuk membuka komunikasi lintas agama. Saling bertukar pikiran dalam mencari cara-cara
hidup yang bermanfaat bagi banyak orang. Dari dialog ini setiap orang bisa
melihat, mendengar, dan menafsirkan apa manfaat atau pelajaran dari isi dialog tiga
orang popular di negeri ini.
Lamborghini,
cincin berlian miliaran, popularitas, anak, dan karier sudah di dapat oleh
Hotman Paris. Hotman Paris menjawab sekalipun semua sudah dimiliki tetapi belum
menemukan bahagia sesungguhnya. Jika saya cermati pola hidup Hotman Paris dari
sudut pandang kekayaan seperti Nabi Sulaeman yang memiliki kekayaan dunia.
Ust.
Abdul Somad memberi jawaban bahwa untuk menemukan kebahagiaan adalah dengan
memperbanyak memberi. Secara tidak langsung, Ust. Abdul Somad mengingatkan
bahwa akhir hidup adalah kematian. Artinya Ust. Abdul Somad menyampaikan bahwa
Hotman Paris setelah mencapai kesuksesan dan kekayaan di dunia, siswa waktu
yang dimiliki harus diisi dengan hal-hal berkualitas untuk bekal hidup setelah
kematian. Banyak memberi adalah salah satu cara mempersiapkan hidup setelah
kematian.
Menilik
penyebab sukses Hotman Paris adalah “kekuatan doa ibu”. Ibunya setiap minggu
selalu membeli seember ikan mujair kemudian di sup dan disajikan dengan mengucapkan
“makan biar kamu pintar”. Di dalam
ajaran Islam ibu kedudukannya sangat spesial di hadapan Tuhan. Ibu ibarat tuhan
yang bisa memberkahkan rezeki. Posisi ibu diumpamakan juga sebagai broker antara
anaknya dengan Tuhan. Apa yang dikatakan ibu untuk anaknya itulah yang akan
dikehendaki Tuhan. Rupanya ibunya Hotman Paris adalah orang yang membentuk Hotman
Paris menjadi orang berhasil dan tentunya semua terjadi dengan kehendak Tuhan.
Saya
bukan orang berilmu, dan tidak punya Lamborghini, tetapi hanya ingin mengukuhkan
diri sebagai orang yang selalu mau membantu antar sesama manusia, terlepas dari
perbedaan agama. Nabi Muhammad saw berpesan tidak ada paksanan dalam beragama,
tetapi tidak ada halangan bagi kita untuk saling menginspirasi antar sesama
manusia. Saya ingin membantu Hotman Paris bagaimana cara menemukan kebahagiaan
dalam hidup.
Saya
mau berbagi cerita kepada Hotman Paris tentang kisah Nabi Suliman di dalam
Al-Qur’an. Sulaiman dikenal dengan Nabi yang memiliki kekayaan seperti konglomerat
sekarang. Memiliki mobil dan motor mewah, singgasana, dan kekuasaan. Nabi Sulaiman
mendapat ujian kesenangan dari Allah dengan kekayaan dunia.
“(ingatlah)
ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan
cepat waktu berlari pada waktu sore. Maka ia berkata: "Sesungguhnya aku
menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai
mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan". "Bawalah
semua kuda itu kembali kepadaku". Lalu ia potong kaki dan leher kuda
itu. (Shad, 38:31-33).
Bang
Hotman Paris adalah orang yang diberi kekayaan dunia seperti dalam kisah Nabi
Sulaiman. Maka untuk menemukan kesenangan jangan terlena oleh kekayaan dunia. Apa
yang dilakukan Nabi Sulaiman? Memotong kaki dan leher kuda itu. Pesannya apa
untuk orang-orang yang sudah diberi kekayaan melimpah seperti Bang Hotman Paris?
Sebagaimana Ust. Abdul Somad sarankan, perbanyak memberi (sedekah). Untuk orang
sekelas Hotman Paris, mencontoh dari kisah Nabi Sulaiman, Bang Hotman Paris sudah
pantas mensedekahkan Lamborghini (seperti memotong kaki dan leher kuda) demi
untuk kesenangan yang dicari. Sedekah sekelas Lamborghini seperti inilah yang
akan mendatangkan kesenangan jiwa dan tidak akan pernah ditemukan oleh siapapun
kecuali oleh orang yang melakukannya.
Namun
harus siap dengan ujian setelah melakukannya. “Dan sesungguhnya Kami telah
menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai
tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat. (Shad, 38:34). Akan
datang ujian setelah sedekah Lamborghini dilakukan, namun jangan khawatir karena
setelah itu akan datang kesenangan apa yang diinginkan. “Ia berkata:
"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak
dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Pemberi". (Shaad, 38:35).
Allah,
Tuhan Yang Maha Esa sudah menetapkan sunnah, bahwa terlepas dari agama apapun,
siapa yang memberi maka dia akan mendapatkan balasan kembali dari apa yang
pernah dia berikan dan inginkan. Semakin banyak kekayaan dimiliki, maka semakin
besar seekah yang diberikan. Itulah cara Allah menjaga kesenagan jiwa bagi
orang-orang yang diberi kelimpahan harta.
No comments:
Post a Comment