OLEH: MUHAMMAD PLATO
(Head Master Trainer Logika Tuhan)
(Head Master Trainer Logika Tuhan)
Metode
tematik ialah membahas ayat-ayat Al-Qur’an sesuai tema atau judul yang telah
ditetapkan. Semua ayat yang berkaitan dihimpun kemudian dikaji secara mendalam
dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait dengannya, seperti asbab al-nuzul,
kosa kata, dan sebagainya. Semua dijelaskan dengan rinci dan tuntas, serta
didukung oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, baik argumen itu berasal dari Al-Qur’an, hadis, maupun pemikiran
rasional. (Baidan, 2005, hlm. 151).
Tafsir
adalah ilmu yang membahas cara komunikasi Al-Qur’an dengan memahami petunjuk
dari kata atau kalimat atau susunannya yang mengandung makna dan hukum. (Aziz,
2012, hlm. 195). Lebih lanjut dijelaskan, ayat Al-Qur’an mengandung makna
tunggal dan multi makna. Untuk yang mengandung makna tunggal cukup dengan
tafsir, dan untuk yang mengandung multi makna dijelaskan dengan ta’wil, yaitu
mengartikan ayat dengan salah satu makna dari beberapa kemungkinan makna. Misal
makna Jadullah dalam surat al Fath, 48:10 yang berarti “tangan Allah”,
di ta’wil dengan makna kekuasaan Allah.
Tafsir
tematik tergolong pada metode tafsir ar ra’y (akal) atau kontekstual.
Tafsir ini berkembang seiring dengan perubahan yang terjadi di masyarakat. Pandangannya bersifat holistik dan tetap
menjadikan Al-Qur’an dan hadis sebagai rujukan. Pemikiran-pemikiran rasional
dari sudut padang filsafat, sains ilmiah digunakan untuk mempertegas kebenaran
Al-Qur’an dan hadis. Tafsir tematik menghasil cabang-cabang keilmuan yang tidak
lepas dari sudut pandang teologis dan ilmiah.
Tafsir
tematik membuka peluang para ilmuwan dari berbagai sudut pandang kelilmuan
untuk melakukan tafsir terhadap ayat-ayat Qur’an. Kajian ini menyerupai apa
yang dilakukan ilmuwan muslim pada abad pertengahan di masa daulah Abasiyah dan
Umayah. Pemikir-pemikir dari berbagai cabang ilmu pengetahuan pada saat itu
berhasil mengembangkan ilmu-ilmu modern tanpa lepas dari sumber pengetahuan
dari Al-Qur’an. Informasi dari Al-Qur’an menjadi sumber pengembangan ilmu
pengetahuan.
Taufik
Pasiak menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu neurologi dan kesehatan. Fahmi
Basya menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu matematika. Agus Mustofa menafsir
ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu tasawuf dan kajian dari berbagai sudut pandang
ilmu, hingga lahir ilmu tasawuf modern. Ary Ginanjar Agustian menafsir
ayat-ayat Al-Qur’an dari sudut pandang kecerdasan emosional. Erbe Sentanu
menafsir ayat-ayat Al-Qur’an dari ilmu komputer. Aa Gym menafsir ayat-ayat
Al-Qur’an dari ilmu menajemen hati. Mahmud Thoha menfasir ayat-ayat Al-Qur’an
dari sudut pandang filsafat Jawa. Hidayat Nataamdja menfasir ayat-ayat
Al-Qur’an dari filsafat ilmu melahirkan intelegensi spiritual. Yusuf Mansur menafsir Al-Qur’an dari perjalan
hidup sehari-hari yang dijelaninya melahirkan konsep miracle of giving
dan ilmu bisnis. Buya Syakur Yasin menfasir Al-Quran dari sudut pandang ilmu
bahasa dan Antropologi. Haidar Bagir menafsir Al-Qur’an dari filsafat dan
tasawuf, melahirkan epistemologi ilmu. Kuntowijoyo menafsir Al-Qur’an dari sudut
pandang sejarah melahirkan filsafat ilmu sejarah yang bersifat teologis. Sayfii Antonio
menafsirkan Al-Qur’an dari sudut pandang ilmu perbankan untuk memperkuat dan
menodorong perekembangan perbankan Syariah. Al-Qur’an menawarkan berbagai solusi hidup kepada orang sesuai dengan
sudut pandang keilmuan dan kemampuan setiap manusia. Ini khasanah keilmuan yang
luar biasa yang tidak akan pernah habis untuk ditulis.
Logika
tuhan adalah ilmu berpikir yang dikembangkan dari Al-Qur’an menggunakan kajian
ilmu logika dan sejarah. Al-Qur’an mengandung pola pikir dan bisa menjadi
pijakan dalam berpikir tanpa mengubah makna Al-Qur’an. Ilmu logika Tuhan sangat
membantu mengajarkan pola pikir Al-Qur’an kepada anak-anak di tingkat usia remaja yang
sudah mampu berpikir abstrak. Ilmu logika tuhan dapat membantu perkembangan
anak-anak remaja memahami substansi Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai way
of life, membangun akhlak mulia, dan menjadi manusia-manusia santun, sabar,
selalu optimis, kreatif, inovatif, berjiwa sosial tinggi, rela berkorban, cinta
damai, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tafsir
tematik membuka peluang kepada ilmuwan-ilmuwan muda dari berbagai profesi untuk
menfasirkan Al-Qur’an dari sudut pandang kelimuannya. Khasanah keilmuan
bernafaskan Al-Qur’an harus terus dikembangkan agar pola-pola pikir Al-Qur’an
masuk ke relung-relung kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Melalui tafsir
tematik ajaran-ajaran Al-Qur’an bisa masuk ke segala aspek kehidupan menjawab
segala permasalahan hidup yang sedang dihadapi masyarakat. Dengan termbukanya
Al-Qur’an ditafsir melalui metode tematik, semoga membawa kembali kejayaan
Islam ditingkat global dan menjadi paradigma kelimuan dan memengaruhi pola pikir masyarakat dunia. Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment