OLEH:MUHAMMAD PLATO
(Master Trainer Logika Tuhan)
(Master Trainer Logika Tuhan)
Membaca
kisah Koh Steven menjadi mualaf membawa banyak pelajaran bagi kita yang sejak
lahir muslim. Perjuangan Koh Steven menjadi muslim sangat berat ujiannya.
Terusir dari keluarga, tidak mendapat hak waris, menjadi gelandangan, menjadi kuli
panggul di pasar, tidur di emper toko dan hidup bermodal baju kaos beberapa
helai. Bertahun-tahun dia alami menjadi gelandangan. Allah sepertinya hendak
menguji keiman Koh Steven, sejauh mana dia beriman kepada Allah. Beliau juga
kehilangan gigi depannya dan rahang bergeser karena pukulan seseorang karena
urusan agama. Beliau tidak menuntut kejadian ini dan lebih memilih meniru akhlak
Rasulullah yang tidak membalas keburukan dengan keburukan.
Perjalanan
hijrahnya cukup berat dan Allah memilih beliau sekarang menjadi salah satu umat
terbaik diantara muslim. Apa yang dilakukan Koh Steven setelah menjadi muslim
tidak jauh dari akhlak Rasulullah dan para sahabat. Ketika masa wabah melanda
Indonesia, Koh steven menjual asetnya senilai 20 miliar untuk membantu
masyarakat yang mulai kekurangan pangan dan para medis yang kekurangan pakaian APD.
Koh
Steven diutus oleh Allah untuk mengajarkan kepada umat Islam bagaimana
mengelola dunia agar jadi kendaraan akhirat. Beliau mengelola berbagai bisnis
dengan tujuan keuntungannya untuk membantu umat sampai ke Palestina. Koh Steven
juga mengajarkan kepada umat Islam untuk konsen mengembangkan ekonomi umat
dengan membangun berbagai macam bisnis bersama. Koh Steven mengajarkan
kemandirian umat dengan mengembangkan berbagai bisnis.
Karakter
Koh Steven jika dibandingkan dengan empat sahabat Nabi Muhammad, beliau seperti
Usman Bin Affan. Sumbangan besar yang diberikan saat wabah, prilaku ini persis
seperti prilaku Usman Bin Affan pada saat terjadi wabah. Bantuan yang
dikeluarkan Usman bin Affan mengular berupa barisan bantuan yang diangkut unta
memasuki Madinah. Usman bin Affan pun pernah melakukan transaksi dengan para tengkulak
yang menawar dengan harga tinggi, sementara situasi sedang terjadi wabah. Usman
bin Affan memilih menjualnya kepada Allah karena melihat keuntungannya lebih
besar dari pada yang ditawarkan para tengkulak. Usman bin Affan membagikan
seluruh barang dagangannya kepada kaum muslimin yang kekurangan pada saat itu.
Nabi Muhammad saw dalam hadisnya mengatakan kelak Beliau akan ditemani oleh
Usman bin Affan di surga. Semoga Koh Steven ikut menemaninya.
Belajar
dari Koh Steven, keberagamaan seseorang yang bisa dilihat bukan dari ceramahnya
tetapi dalam kehidupan sehari-harinya. Koh Steven mengajar dalil-dalil agama
dalam bentuk perjuangan hidup dan memperjuangkan hidup orang banyak. Koh Steven
juga memperlihatkan bagaimana mempertahankan hidup untuk dirinya dan orang lain
dengan tetap menjaga harga dirinya dengan tidak memelas-melas bantuan. Koh Steven
memperjuangkan kesejahteraan umat dengan memberdayakan umat. Koh Steven
terlihat beragamanya lebih santai dan merdeka. Bisa dipahami karena kemerdekaan
hidup itu terjadi dikala kita punya keyakinan bahwa Allah menjamin seluruh kehidupan
kita dan kita harus berusaha menjamin kehidupan orang lain sebagaimana Allah
perintahkan.
Koh
Steven membawa angin segar untuk umat Islam, bahwa hal yang luput dari orang
Islam selama 1441 tahun ini adalah masalah ekonomi (muamalah). Selama ini
keberagamaan kita tidak seimbang terlalu banyak bicara masalah ibadah pokok dalam
menyembah Tuhan sementara ibadah-ibadah dalam bentuk muamalah terabaikan.
Ceramah-ceramah didominasi oleh pahala shalat, zakat, sedekah, puasa, dan
cara-cara sah shalat, puasa, zakat, dan ibadah haji. Sekali lagi ilmu-ilmu ini
bukan tidak perlu tetapi terlalu dominan dalam setiap kajian, jadinya keilmuan
umat Islam tidak seimbang. Urusan muamalahnya menjadi tertinggal jauh dan tidak
begitu disenangi sebagai pelajaran agama.
Shalat
dalam sehari paling lama 25 menit, zakat dibahas setahun sekali ketika menjelang
idul fitri, puasa dalam setahun hanya satu bulan, ibadah haji dilakukan satu
kali seumur hidup jika mampu, tetapi makan, minum, belanja, bekerja, berdagang,
menghidupi anak, istri, keluarga, waktunya lebih banyak kita gunakan dari pada
kegiatan shalat, zakat, puasa, dan ibadah haji. Sementara ilmu agama yang kita
pelajari lebih banyak tentang ritual shalat, zakat, puasa, ibadah haji dan tata
cara ritual lainnya, urusan muamalah saling membantu, berjamaah dalam
bisnis jarang ditampilkan dalam ceramah dan dianggap ilmu sampingan yang tidak
penting untuk dipelajari karena dianggap ilmu keduniawian. Padaha kita tahu penyebab manusia masuk neraka
adalah makan riba, makan makanan haram, tidak bayar utang, kikir, dagang tidak
jujur, tidak mau bantu anak-anak yatim, tidak mau bantu orang-orang kepalaran
dan sebagainya.
Koh
Steven mngajarkan gaya baru dalam berdakwah. Beliau mengajak umat untuk mandiri
dalam ekonomi agar bisa membantu banyak orang secara nyata. Inilah zaman dimana
dakwah harus lengkap dengan kompetensi, kreativitas, dan kekayaannya, sebagaimana
Nabi Muhammad beritakan. Masalah ekonomi adalah urusan serius yang harus
didalami sebagai pelajaran agama. Jika benar Al-Qur’an diajarkan dan diamalkan
maka tidak ada orang kekurangan harta dan kelaparan. Jika ajaran Al-Qur’an
benar dimiliki umat manusia tidak akan ada peminta minta karena semua ingin hidup
sejahtera dengan mensejahterakan orang lain. Masalahnyanya adalah bagaimana
mengajarkan Al-Qur’an agar jadi pola pikir dan akhlak seluruh umat manusia.
Wallahu’alam.
No comments:
Post a Comment