Oleh: MUHAMMAD PLATO
Menyimak
perdebatan tentang konsep Tuhan, saya menyimak dan belajar dari mereka. Saya
hanya belajar berpikir dari perdebatan mereka tidak bermaksud mendeskreditkan
siapapun. Saya hanya mengambil pelajaran bagaimana cara berpikir. https://www.youtube.com/watch?v=XyD1OD0F1uA
(16/04/2020, diakses 28/04/2020).
“Debat
adalah panggung pertandingan berpikir”, itu pendapat saya. Untuk itu bagi yang
mau berdebat, mereka harus paham tentang ilmu dasar berpikir. Konsep dasar
berpikir adalah sebab dan akibat. Sebab, saya ambil analogi sebagai pijakan
atau tempat berpijak, dan akibat saya analogikan sebagai langkah kaki. Kemana
saja langkah kaki dia harus menemukan pijakannya. Jadi suatu hal yang tidak mungkin jika kaki
anda melangkah tidak ada pijakannya.
Pijakan
yang digunakan dalam berpikir adalah data, fakta, generalisasi, teori dan dalil
yang kelak dijadikan dasar dalam berpikir. Isi pikiran hanya bisa dipahami jika
sudah diucapkan. Apa yang diucapkan
itulah yang dipahami oleh orang. Maka bagi orang-orang yang mau ikut tampil
dalam panggung debat harus punya banyak pijakan sesuai dengan tema apa yang mau
diperbedebatkan.
Pijakan
berpikir yang paling dasar yang harus dimiliki seseorang adalah ayat-ayat dari kitab
suci yang diyakininya. Ayat-ayat yang dijadikan dalil akan jadi dasar berargumen
diperkuat dengan data, fakta, generaslisasi, dan teori. Dalam beragama, argumen-argumen
tentang kepercayaan kepada Tuhan YME, kebenaran ajaran, tidak boleh lepas dari
ayat-ayat yang terkandung dalam kitab suci. Jadi kitab suci adalah pijakan
dalam berpikir. Babak berikutnya adalah apakah benar yang anda gunakan kitab
suci? Anda harus melakukan verifikasi kebenarannya sebagai kitab suci.
Sebagai
contoh saya akan bicara konsep trinitas dari kitab suci Al-Qur’an. Saya tidak
akan mengungkapkan pemikiran apa apa kecuali berpijak langsung dari ayat dalam
kitab suci Al-Qur’an yang bisa saya pahami.
Sesungguhnya
kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah satu dari
yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan
itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang
pedih. (Al Ma’idah, 5;73).
Berdasarkan
dalil (ayat) di atas, pikiran saya berpijak bahwa Tuhan harus satu. Tidak boleh ada
tuhan-tuhan selain Allah yang tunggal. Begitulah cara berpijak dalam berpikir. Tertutup (kafir) pikiran seseorang jika meganggap Allah salah satu bagian dari yang tiga.
Wahai
Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu
mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra
Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan:
"(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik
bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai
anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah
sebagai Pemelihara. (An Nissa, 4:171).
Berpijak
pada ayat di atas, di dalam kenabian Isa Al Masih yang lahir dari Maryam terjadi keganjilan
jika dilihat dari kacamata manusia. Nabi Isa lahir tidak dari seorang ibu yang
memiliki suami. Berpijak pada ayat itu, ada muncul persepsi manusia menganggap
bahwa Al Masih adalah anak tuhan. Berdasarkan pada ayat di atas, Tuhan adalah
tunggal, Maryam dan Isa adalah utusan Allah sebagai penyampai kebenaran.
Jadi
Al-Qur’an menjelaskan konsep trinitas yang benar yaitu yang memosisikan Tuhan
sebagai yang tunggal, Maryam dan Isa sebagai utusan yang menganjurkan umat tetap
menyembah pada Tuhan YME. Allah sangat egois untuk ketunggalan-Nya. Dia tidak
mau disebut punya anak dan punya ibu. Luruskanlah pikiran mu bahwa Allah Esa.
Tugas
akal dalam kehidupan manusia adalah menjelaskan secara rasional atau empiris apa yang dikehendaki Allah, yaitu
menghilangkan tuhan-tuhan selain Allah dan menjadikan Allah sebagai
satu-satunya tempat bergantung dan memohon pertolongan dalam segala urusan. Wallahu’alam.
(Head
Master Trainer Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment