OLEH: Muhammad
Plato
Sudah berjalan kurang lebih dua tahun,
program shalat dhuha 12 rakaat setiap hari berjalan. Namun masih ada yang belum
merasakan apa dampak dari shalat dhuha. Sejenak saya berpikir apa yang terjadi?
Selama itu shalat tidak pernah memberi dampak pada kehidupan sehari-harinya?
Lalu apa yang salah?
Di sini pentingnya pengetahuan.
Segala sesuatu yang kita rasakan tidak lepas dari informasi yang di proses di
otak. Rasa itu kita ketahui melalui informasi apa yang ada di otak. Apa yang
dirasakan hati, informasinya tentang sedih, senang, sempit lapang, informasinya
diketahui oleh otak.
Shalat bisa dirasakan akibatnya jika
shalat dijadikan sebab dalam menyelesaikan masalah. Shalat adalah ajaran gaib
yang diajarkan Allah kepada Nabi Muhammad saw. Shalat seperti obat penawar dari
segala penyakit. Dalam blog ini, saya sudah menulis beberapa fungsi shalat bagi
kehidupan manusia. Dari fungsi-fungsi itulah kita dapat memahami makna dan merasakan
setelah kita shalat.
Sebagai contoh kasus, ketika saya
menghadapi masalah besar, saya punya keyakinan bahwa shalat adalah cara memohon
pertolongan Allah yang diajarkan Allah kepada manusia. Shalat terbaik selain lima waktu yang telah ditentukan yaitu
pada waktu sepertiga malam atau waktu dhuha. Shalat adalah permohonan pertolongan atas
permasalahan apa yang sedang dihadapi.
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya
kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al Baqarah, 2:186).
Ayat ini menginformasikan bagaimana
agar doa bisa dikabulkan oleh Allah. Pertama, lakukan shalat dan mohon
pertolongan kepada Allah. Kedua, jagalah prilaku sehari-hari selalu dijalan
benar, dengan cara lakukan apa yang diperintahkan Allah dan tanamkan dalam
pikiran, keyakinan kepada Allah sebagai dzat
pemberi pertolongan. Jangan berhenti berharap dari pertolongan Allah, fokuskan selalu dalam hati dan pikiran.
LANTUNKAN PERMOHONAN MU DALAM SHALAT LALU RASAKAN APA YANG KAMU MOHON DALAM SHALAT DI KEHIDUPAN SEHARI HARI. (MUHAMMAD PLATO) |
Setelah doa dilantunkan dalam shalat,
untuk merasakan dampaknya kita harus fokus pada bentuk pertolongan apa yang
diminta kepada Allah. Jika bentuknya barang, jodoh, atau kedudukan, kita harus fokus dan merasakan kapan Allah memberikannya
untuk kita. Selama kita menunggu jawaban dari Allah, kita tidak boleh berhenti
berkomunikasi dengan Allah dengan keyakinan bahwa Allah pasti
mengabulkan, dan terus menerus mengulangi permohonan dalam shalat-shalat yang kita lakukan.
Lalu tanamkan dalam hati dan pikiran
perkataan ini, “jika urusan sudah diserahkan kepada Allah, siapa lagi yang
dapat melebihi kekuasaan Allah?”. Perkataan ini akan menyingkirkan segala
keyakinan kita kepada selain Allah dan semakin percaya diri bahwa Allah
penolong dan penyelamat. Semakin sering kita dekati Allah, semakin sering kita
komunikasi dengan Allah, semakin sering kita ingat Allah, semakin sering ingat
janji-janji Allah, maka Allah akan meliputi seluruh isi hati dan pikiran kita
dengan keyakinan kepada Allah.
Saya melakukan kegiatan ini seperti
kegiatan eksperimen, setelah melakukan sebuah tindakan lalu saya mengamati
setiap kejadian demi kejadian. Setelah saya shalat memohon pertolongan Allah,
saya amati kejadian demi kejadian dikaitkan dengan permohonan yang saya
sampaikan dalam shalat kepada Allah. Saya lakukan pengamatan dengan menggunakan
catatan harian.
Dari catatan harian penulis pada
tahun 2011 diberi amanah menjadi kepala sekolah. Saat itu belum memiliki rumah
tinggal. Pada saat menjadi kepala sekolah, program shalat dhuha sudah dilaksanakan
di sekolah. Sambil melaksanakan program dhuha di sekolah, terbersit dalam hati penulis untuk
punya rumah, dan dhuha ditingkatkan sampai 12 rakaat setiap hari, karena tergiur janji
Allah akan menyediakan rumah di surga. Waktu itu penulis pikir, jika di surga disediakan rumah,
pasti termasuk disediakan rumah juga di dunia, karena Allah tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu. Tanggal 12 Juli 2013, saya transaksi membeli rumah, sampai
sekarang sudah 8 tahun mencicil, tinggal tersisa tiga tahun.
Jika kita perhatikan, dari tahun 2011
doa dipanjatkan, pada tahun 2013 doa dikabulkan Tuhan. Kurang lebih tiga tahunan doa itu
saya lantunkan setiap hari dan menjadi kenyataan. Demikianlah lamanya doa
dikabulkan sesuai dengan kadar permintaan yang kita inginkan. Jika
permintaannya besar maka semakin lama doa itu harus dilantunkan. Demikianlah setelah itu saya lebih berkeyakinan
(haqul yaqin) bahwa setiap permohonan pasti dikabul sesuai dengan kadar
permohonan yang kita inginkan. Wallahu’alam.
(Master Trainer Logika Tuhan)
No comments:
Post a Comment